Kasus DBD di Banyumas dan Cilacap Melonjak, Antisipasi Ditingkatkan
Kasus DBD di Banyumas dan Cilacap melonjak. Setiap pihak perlu waspada dan antisipasi agar kasus tak terus bertambah.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, melonjak tajam dalam dua bulan terakhir. Di Banyumas, pada Februari 2024, terjadi 88 kasus DBD, sedangkan di Cilacap tercatat 84 kasus. Warga diminta waspada dan aktif melakukan antisipasi, termasuk menjaga kesehatan dan upaya fogging atau pengasapan sebagai pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti pembawa bibit DBD.
”Di tempat kami sudah ada 15 orang yang terkena demam berdarah, mulai dari anak kecil sampai orang tua. Sebagian besar sudah selesai opname, yang masih dirawat ada dua orang,” kata Kepala Dusun 1 Desa Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Fatoni saat memandu pengasapan dari tim dinas kesehatan di wilayah RW 001 dan RW 002, Kamis (7/3/2024).
Fatoni mengatakan, dirinya menaungi 16 RT di 3 RW dengan total warga mencapai 3.000 jiwa. Saat ditemukan kasus DBD, tim dari puskesmas setempat langsung survei ke lapangan dan ditemukan sejumlah genangan air sebagai sarang nyamuk.
”Genangan air banyak ditemukan di tatakan (alas) pot bunga. Kalau barang bekas sudah jarang karena banyak diambil pemulung. Bak mandi juga rutin dikuras warga,” tuturnya.
Ketua RT 002 RW 002 Darmono mengatakan, di wilayahnya ada dua warga yang terkena demam berdarah dengue walau kerja bakti membersihkan lingkungan sudah rutin digelar tiga bulan sekali.
”Kami rutin kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dan juga menjelang puasa ini membersihkan makam. Fogging sudah dilakukan dua kali, sebelumnya pada 29 Februari,” tutur Darmono.
Suseno (42), warga setempat, menyebutkan, dirinya dirawat satu minggu di rumah sakit karena positif demam berdarah.
”Awalnya mungkin karena kecapekan, lalu demam sampai 40 derajat Celcius sampai tidak bisa tidur dan trombosit drop hingga 16.000,” tutur Suseno, yang baru pulang dari rumah sakit pada Rabu (6/3/2024) lalu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sito Hatmoko menyampaikan, di Banyumas pada September 2023 tercatat terdapat 17 kasus DBD, pada Oktober ada 12 kasus, November 17 kasus, dan Desember 19 kasus. Jumlah itu melonjak drastis pada 2024 dengan 77 kasus pada Januari 2024. Dari 77 kasus itu, dua orang meninggal akibat DBD. Pada Februari lalu tercatat ada 88 kasus.
Di Cilacap, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi menyampaikan, pada Januari 2024 ada 41 penderita dan 2 orang meninggal. Adapun pada Februari 2024 ada 84 kasus.
Pada Maret hingga tanggal 4 tercatat ada delapan penderita demam berdarah. Jika dibandingkan pada 2023, terdapat 103 kasus dengan 5 kasus kematian.
Untuk itu, lanjut Pramesti, pemerintah menerbitkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue serta memerintahkan jajaran kepala dinas, camat, kepala puskesemas, lurah atau kepala desa untuk menggelar pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak. PSN serentak direncakan digelar pada Jumat besok.