Dari Hulu Kabupaten Sintang, Banjir Meluas ke Kabupaten Melawi
Banjir di hulu Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, meluas ke Kabupaten Melawi. Warga memerlukan sambako dan obat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, secara umum perlahan surut, Jumat (8/3/2024) siang. Namun, aktivitas ekonomi di pasar daerah pantai masih lumpuh. Bahkan, banjir di hulu Kabupaten Sintang tersebut meluas ke Kabupaten Melawi.
Sebelumnya, Kecamatan Serawai di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, diterjang banjir mencapai 2 meter akibat tingginya curah hujan. Banjir di daerah hulu Kabupaten Sintang tersebut melumpuhkan aktivitas masyarakat di berbagai bidang (Kompas.id, 7/3/2024).
Aristo (39), warga Kecamatan Serawai, Jumat (8/3/2024), menuturkan, secara umum, banjir di Kecamatan Serawai perlahan surut. Ketinggian air di pasar daerah pantai tepian Sungai Melawi semula 2 meter, pada Jumat siang tinggal sekitar setengah meter.
Namun, aktivitas ekonomi di pasar daerah pantai masih lumpuh. Akses jalan yang terendam air setengah meter sejauh 2-3 kilometer tersebut masih terputus dan belum bisa dilintasi pada Jumat pagi hingga siang.
Menurut informasi Aristo, pihak rumah sakit setempat membuka posko 24 jam. Posko tersebut dibuka untuk mengantisipasi jika ada masyarakat sakit yang hendak berobat akibat banjir.
Nanti sore kami berencana mau mengungsi ke rumah kerabat
Banjir di hulu Kabupaten Sintang tersebut meluas ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Melawi. Ansori (41), warga Kabupaten Melawi, menuturkan, banjir merendam akses dari Nanga Pinoh, ibu kota Kabupaten Melawi, menuju Kecamatan Ella Hilir dan Kecamatan Menukung sejak Kamis (7/3/2024).
Banjir sekitar setengah meter merendam jalan tersebut sejauh 200 meter. Warga menyeberang menggunakan rakit. Warga yang membawa sepeda motor, jika menyeberang menggunakan rakit, membayar sekitar Rp 10.000.
Meningkat
Saparudin (33), warga Desa Nusa Pandau, Kecamatan Nanga Pinoh, menuturkan, banjir setinggi 1 meter telah menggenangi bagian dalam rumahnya. Ketinggian banjir perlahan bertambah sejak Kamis (7/3/2024) malam karena hujan deras.
Hingga Jumat pagi masih turun hujan dan ketinggian banjir terus bertambah. Ia dan keluarganya pindah ke lantai dua.
”Nanti sore kami berencana mau mengungsi ke rumah kerabat,” ujarnya.
Yang dibutuhkan warga sejauh ini sembako atau obat-obatan untuk mengantisipasi diare dan gatal-gatal. Aktivitas ekonomi warga lumpuh. Walaupun ada rumah yang tidak terendam banjir, penghuninya tidak bisa berangkat ke kebun karena akses terputus.
”Di sini banyak petani karet dan sawit yang akses menuju kebunnya terputus,” ujarnya lagi.
Di desa tempat tinggalnya terdapat sekitar 200 keluarga terdampak banjir. Ada yang terdampak banjir hingga 2 meter. Sekolah juga libur karena ketinggian air di lingkungan sekolah mencapai 2 meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Melawi Arif Santoso menuturkan, tiga hari terakhir ketinggian air terus meningkat. Banjir di Kabupaten Melawi terjadi di lima kecamatan di jalur Sungai Melawi.
”Kami belum memiliki data terkait berapa jumlah warga terdampak. Kami terus memantau perkembangan,” kata Arif.
Namun, yang pasti, menurut dia, jika banjir seperti itu, akses jalan ada yang putus sehingga tidak bisa dilintasi. Aktivitas ekonomi di Pasar Kecamatan Menukung juga terganggu kendati belum sampai lumpuh.
BPBD Kabupaten Melawi telah menggelar pertemuan dengan pemangku kebijakan lainnya pada Jumat untuk mengantisipasi perkembangan banjir. Bantuan masih dalam proses administratif. Namun, posko kesehatan sudah ada yang dibuka di daerah terdampak banjir.