LPS Monas Half Maraton Sebarkan ”Virus” Lari ke Kota Medan
Ekosistem lari berkembang pesat menjadi gaya hidup sehat masyarakat urban di banyak kota di Indonesia.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — LPS Monas Half Marathon mulai menyebarkan ”virus” ke sejumlah kota di Indonesia. Kota pertama yang disambangi dalam ajang bertajuk Run The Ground itu adalah Kota Medan. Para pelari dari berbagai komunitas sangat antusias mengikuti ajang lari santai 4-6 kilometer itu.
Panas terik menjelang jam buka puasa tak menghalangi semangat para pelari peserta Run The Ground Medan mengitari jalanan Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (17/3/2024). Lari santai itu dilakukan dengan sistem alley cat run, yakni tanpa rute, tetapi pelari harus singgah di empat titik poin. Nuansa riang gembira semakin kuat karena di setiap titik poin diselingi permainan dan teka-teki.
Sebelum lomba dimulai, para kapten dari 17 tim diminta membuka sepatu dan dikumpulkan di satu tempat di dekat titik start di Kafe Rucciplus di Jalan KH Agus Salim. Suasana pecah ketika bendera start diangkat. Lomba dimulai aksi para kapten tim mencari dan memakai sepatunya masing-masing.
Para pelari lalu mengambil kartu petunjuk untuk melihat empat titik poin yang harus disinggahi setiap tim yang terdiri atas lima orang itu.
”Kami sempat kesasar karena salah baca kata kunci di kartu petunjuknya. Tapi, yang namanya lari tetap seru,” kata Mugtafillah RM, pelari dari Komunitas Medan Merdeka Runners.
Run The Ground adalah pre-event menuju LPS Monas Half Marathon 2024 yang akan diadakan di Jakarta, Minggu, 30 Juni 2024. Perhelatan lari yang akan diikuti 5.000 pelari dari banyak daerah di Indonesia itu diselenggarakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bekerja sama dengan harian Kompas (Kompas.id) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Run The Ground, yang diikuti para pelari dari berbagai komunitas, sudah dimulai di Jakarta dan akan dilanjutkan di Makassar dan Surabaya. Selanjutnya, akan ada pre-event yang lebih besar, yakni Run the City, untuk mengajak warga empat kota tersebut berpartisipasi lebih besar dalam keseruan fun run 5 kilometer. Run the City akan diikuti 1.000 pelari di setiap kota yang disinggahi.
Kapten Medan Merdeka Runners (MMR), Gunawan Utomo, mengatakan, event lari yang semakin intens di Medan membawa ”virus” antusiasme lari yang semakin besar. ”Dalam beberapa tahun ini, komunitas lari semakin banyak di Medan, anggotanya juga bertambah terus,” kata Gunawan.
Gunawan menyebut, ekosistem lari di Medan berkembang sangat pesat. Hampir semua lapangan dan jalan di pusat kota dipenuhi pelari setiap pagi dan sore. Di Lapangan Benteng, hanya sedikit orang yang berlari di sana beberapa tahun lalu. Sekarang, setiap pagi dan sore lapangan itu penuh oleh pelari.
Bergabung dengan komunitas lari juga menjadi menjadi gaya hidup yang asyik sekaligus sehat bagi masyarakat urban Kota Medan. Toko perlengkapan olahraga lari juga semakin banyak di Medan.
Koordinator Runmdn Syahriza menyebut, anggota komunitas lari sangat antusias mengikuti Run The Ground Medan. Selama puasa, mereka tetap semangat latihan lari meski intensitasnya dikurangi. Mereka yang biasanya lari pagi digeser menjadi sore. Olahraga lari diakhiri dengan berbuka puasa bersama.
Bergabung dengan komunitas lari juga menjadi gaya hidup yang asyik sekaligus sehat bagi masyarakat urban Kota Medan.
Komunitas lari lain dari Pelari Siput, Daniel Damanik, juga merasakan perkembangan pesat para pelari. Jika anggota Runmdn dan MMR sebagian besar adalah karyawan dan pengusaha, anggota Pelari Siput didominasi pelajar dan mahasiswa. Pelari Siput sudah hampir setahun beraktivitas di Medan.
”Setiap pada event kami selalu ikut. Kami kecanduan lari,” kata Daniel.