Pengguna Jalan Keluhkan Jalan Rusak di Demak Seusai Banjir
Kerusakan infrastruktur akibat banjir di Demak bakal segera diperbaiki. Saat ini, pendataan masih dilakukan.
DEMAK, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Demak, Jawa Tengah, merusak sejumlah infrastruktur di daerah tersebut, termasuk jalan raya. Sejumlah pengguna jalan mengaku khawatir dengan kondisi jalan yang mengancam keselamatan mereka dan berharap jalanan yang rusak segera diperbaiki.
Jalan rusak itu, antara lain, terdapat di jalan pantura di Kecamatan Karanganyar, Demak. Di jalanan tersebut, aspal-aspal jalan mengelupas dan berserak di pinggir hingga bagian tengah jalan.
Pada Minggu (24/3/2024), sejumlah pengguna jalan memacu kendaraannya dengan kecepatan maksimal 5 kilometer per jam saat melintasi jalur itu.
”Saya takut sepeda motor saya jatuh terpeleset di aspal yang mengelupas, jadi harus jalan pelan-pelan. Kalau berkendara di sini juga harus lincah, salah sedikit bisa masuk lubang,” kata Nuning (35), warga Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Minggu siang.
Baca juga: Beban Berat dan Setumpuk Masalah yang ”Menenggelamkan” Demak
Menurut Nuning, jalanan tersebut awalnya berlubang akibat banjir yang melanda Demak pada awal Februari 2024. Setelah itu, perbaikan sempat dilakukan. Pemerintah menambal lubang-lubang yang ada di jalan itu, lalu melapisinya dengan aspal baru. Saat umur aspal baru belum ada sebulan, banjir kembali datang, kemudian mengikis aspal tersebut.
”Posisi aspalnya itu masih baru, jadi kemungkinan belum menempel kuat pada lapisan di bawahnya. Apalagi, kemarin itu airnya cukup deras, jadi aspalnya terbawa,” kata Nuning.
Alex (27), pengguna jalan pantura Demak-Kudus, juga mengaku khawatir dengan kondisi jalan pantura yang mengelupas. Ia berharap pemerintah segera melakukan perbaikan agar masyarakat, khususnya pengguna jalan, bisa melintas tanpa perasaan waswas.
”Kalau jalan rusak begini, masyarakat jadi tidak nyaman. Semoga, setelah ini bisa segera diperbaiki seluruh jalan yang rusak. Sebentar lagi Lebaran, pasti banyak pemudik yang melintas, kasihan mereka kalau jalanannya masih rusak begini,” ucap Alex.
Tak hanya di jalan pantura. Banjir juga menyebabkan jalanan di dalam kota Demak rusak. Di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, misalnya, lubang jalan terdapat di belasan titik. Lebar dan kedalaman lubang itu beragam.
Untuk menjaga pengguna jalan agar tak terperosok lubang-lubang tersebut, warga setempat memasang kayu, kursi, hingga ban sebagai penanda.
”Selain banyak jalan berlubang, penerangan di daerah Bintoro juga minim. Hal itu menyusahkan pengguna jalan dalam mengindentifikasi lubang di jalan, terutama saat malam hari. Untungnya, sebagian lubang jalan yang lebar dan dalam ada penandanya,” ujar Wawan (33), pengguna jalan di wilayah tersebut.
Bupati Demak Eistianah mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk mendata jalanan di wilayahnya yang rusak akibat banjir. Menurut dia, jalanan yang rusak itu terdapat di jalan pantura yang merupakan kewenangan dari pemerintah pusat ataupun jalan dalam kota yang merupakan kewenangan pemerintah daerah.
”Kami sudah meminta kepada Presiden Joko Widodo agar ada perbaikan jalan-jalan yang terdampak banjir. Waktu kunjungan ke Demak, beliau menyampaikan agar kami mengusulkan saja, Insya Allah akan diprioritaskan (perbaikan) untuk Kabupaten Demak,” tuturnya.
Selain jalan-jalan nasional yang merupakan kewenangan pemerintah pusat, Eistianah juga mengaku diminta Presiden untuk mengusulkan perbaikan jalan-jalan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
”Kalau nanti memang tidak disetujui oleh pemerintah pusat, kami akan tetap menganggarkan perbaikan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah,” ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Demak, Minggu (24/3/2024), Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, pihaknya bakal melakukan rapat koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait upaya penuntasan masalah tanggul, perbaikan rumah warga yang rusak, perbaikan jalan utama yang rusak, dan perbaikan sanitasi.
”Saat ini sedang kami data semua, termasuk jalan raya dan perumahan masyarakat yang rusak akibat banjir. Pada saatnya, segera akan kami koordinasikan untuk diperbaiki. Apalagi, jalan-jalan utama, jalan nasional yang memang sangat dibutuhkan bagi masyarakat karena sebentar lagi ada arus mudik dan arus balik,” kata Nana.
Berkurang
Banjir masih menggenangi puluhan desa di delapan kecamatan di Demak pada Minggu. Kendati demikian, debit air banjir di sejumlah lokasi telah berkurang signifikan. Di wilayah Demak kota, ketinggian air turun 10-20 sentimeter (cm). Di Kecamatan Karanganyar yang merupakan daerah terdampak paling parah, ketinggian air berkurang 20-50 cm.
”Pemerintah Kabupaten Demak memaksimalkan upaya pemompaan genangan air untuk mempercepat penanganan genangan air. Ada lebih dari 30 pompa yang tersebar di beberapa titik di Demak kota dan di Karanganyar,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.
Menurut Abdul, unit-unit pompa diperbantukan dari beberapa instansi, antara lain pompa dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, BPBD Jepara, BPBD Kudus, BPBD Kabupaten Semarang, BPBD Kota Surakarta, dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Tak hanya genangan banjir, jumlah pengungsi di Demak juga dilaporkan berkurang. Pada Minggu, yang bertahan di pengungsian sebanyak 14.852 jiwa. Jumlah itu berkurang jika dibandingkan dengan Jumat lalu yang mencapai 17.078 pengungsi.
Kami sudah meminta kepada Presiden Joko Widodo agar ada perbaikan jalan-jalan yang terdampak banjir.
Baca juga: Pantura Demak-Kudus Belum Aman Dilalui
Para pengungsi yang masih bertahan tersebar di 110 titik pengungsian, terdiri dari 11.767 jiwa di Kecamatan Karanganyar, 1.597 jiwa di Kecamatan Sayung, 36 jiwa di Kecamatan Wonosalam, 60 jiwa di Kecamatan Karangtengah, 501 jiwa di Kecamatan Demak, 891 jiwa di Kecamatan Gajah, dan 1.614 jiwa di Kabupaten Kudus.
”Untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, Pemerintah Kabupaten Demak membuka dapur umum di 25 titik lokasi. Dukungan bantuan kesehatan dari dinas kesehatan setempat dan puskesmas juga terus dilaksanakan di lokasi pengungsian,” ucap Abdul.