Dua Pelabuhan Diresmikan Jokowi, Sulteng Disiapkan Dukung IKN
Infrastruktur transportasi menopang Sulteng sebagai pendukung IKN. Setelah bandara, kini dua pelabuhan juga diresmikan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fasilitas-fasilitas penghubung Sulawesi Tengah dengan Ibu Kota Nusantara semakin lengkap. Ke depan, Sulawesi Tengah pun digadang dapat mendukung penyediaan berbagai kebutuhan untuk IKN.
Presiden Joko Widodo pada Rabu (27/3/2024) menyetujui adanya kapal roro (roll on roll off) dari Sulawesi Tengah menuju Kalimantan Timur. Usulan yang disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ini dinilai perlu untuk mendukung proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebab, banyak bahan untuk pembangunan, terutama batu-batu dan pasir, berasal dari Sulawesi Tengah. Presiden memperkirakan pengiriman material bahan bangunan dari Sulteng ke IKN bahkan bisa mencapai triliunan rupiah.
”(Daerah) Yang dibangun di Kalimantan Timur, yang senang Sulawesi Tengah,” selorohnya dalam sambutan peresmian Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Wani dari kawasan Teluk Palu, Kabupaten Donggala, Rabu (27/3/2024).
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura saat meninjau Pelabuhan Wani, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Senin (25/3/2024), juga menilai kapal roro sangat bermanfaat. Sebab, dengan kapal roro, jarak Sulteng-Kaltim bisa sekitar tujuh sampai delapan jam. Masyarakat juga memiliki akses dari Donggala langsung ke IKN.
Yang dibangun di Kalimantan Timur, yang senang Sulawesi Tengah.
Tak hanya penyediaan material bangunan, Sulteng juga bersiap menjadi pemasok berbagai kebutuhan IKN lainnya. Salah satunya adalah membangun Kawasan Pangan Nusantara di Desa Telaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala. Kawasan pangan ini diresmikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 4 Oktober 2023.
Rusdy dalam laporannya saat itu menyebutkan luas kawasan pangan ditargetkan 15.000 hektar dengan komoditas jagung dan kedelai. Namun, untuk proyek awal, lahan yang dikerjakan baru sekitar 1.000 hektar (Kompas, 4 Oktober 2023).
Keberadaan infrastruktur transportasi akan sangat bermanfaat bagi Sulteng sebagai penyokong IKN. Setelah Presiden Jokowi meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Selasa (26/3/2024), kini diresmikan pula Pelabuhan Wani di Donggala dan Pelabuhan Pantoloan di Palu.
Kedua pelabuhan ini sekaligus menjadi urat nadi perekonomian di Sulteng. Hadir dalam peresmian ini, antara lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Country Director Asian Development Bank Jiro Tominaga, dan Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyebut pelabuhan sebagai kunci bagi perkembangan ekonomi Indonesia sebagai negara maritim yang dua pertiganya terdiri atas lautan. Oleh karena itu, pelabuhan sangat penting bagi mobilitas barang ataupun orang.
Sebagai simpul-simpul aktivitas logistik, pelabuhan meningkatkan konektivitas daerah serta mendukung aktivitas ekonomi. ”Hari ini kita resmikan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pelabuhan di kawasan Teluk Palu, yaitu Pelabuhan Wani dan Pelabuhan Pantoloan,” tutur Presiden.
Biaya rehabilitasi yang digunakan untuk kedua pelabuhan ini Rp 233 miliar. Presiden berharap pelabuhan berfungsi kembali, bahkan mampu meningkatkan kapasitas layanan.
”Dan, kita perlu terus meningkatkan fasilitas pelabuhan. Tidak boleh kalah dengan pelabuhan-pelabuhan di negara lain. Diperkuat dengan standar pelayanan, standar manajemen, standar teknologi. Dilengkapi dengan layanan logistik yang terintegrasi, terkoneksi dengan moda angkutan lainnya agar pelayanan semakin cepat dan efisien,” tutur Presiden lagi.
Pinjaman luar negeri
Pembenahan pelabuhan yang terdampak gempa Palu-Donggala pada 2018, dalam catatan Kementerian Perhubungan, dilakukan pada tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Pantoloan di Teluk Palu serta Pelabuhan Wani dan Pelabuhan Donggala di Kabupaten Donggala.
Rekonstruksi ketiga pelabuhan, seperti diunggah diwww.dephub.go.id 16 Maret 2022, dilakukan dengan pinjaman luar negeri dari ADB senilai 70 juta dollar AS atau Rp 900 miliar. Program yang disebut Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction ini dilaksanakan sejak 2019 sampai 2023.
Pengerjaan fisik Pelabuhan Pantoloan dimulai akhir 2021. Pembangunan yang dilakukan mencakup perluasan struktur atas dermaga serta fasilitas sisi darat seperti area kantor dan pelayanan umum. Pelabuhan Pantoloan kini memiliki trestle sepanjang 93 meter, dermaga sepanjang 180 m, kantor KSOP (Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan), peralatan bongkar muat, dan crane (derek pengangkat).
Pelabuhan Wani difokuskan untuk pelayanan terminal multifungsi baik agrikultur, pelayanan angkutan ternak, maupun kapal negara. Pembangunan dimulai Maret 2022 dan meliputi dermaga, trestle (jembatan penghubung), causeway (jalan penghubung), reklamasi, dan pembangunan sisi darat seperti area parkir, drainase, dan fasilitas penunjang lainnya.
Kini, Pelabuhan Wani memiliki jembatan penghubung sepanjang 28 meter, dermaga sepanjang 150 meter, serta fasilitas di sisi darat seperti garasi kapal negara, kantor wilayah kerja Terminal Wani, masjid, instalasi pengolahan air limbah dan pengolah bahan berbahaya dan beracun, serta pos jaga.
Adapun Pelabuhan Donggala dikerjakan mulai Februari 2022. Pelabuhan Donggala ke depan difokuskan pada pelayanan kargo multifungsi dengan kapasitas 170.000 ton per tahun, pelayanan curah kering (dry bulk cargo), dan pelayanan untuk kapal penumpang baik Pelni, tol laut, maupun perintis.