Tambahan SPKLU Diperlukan untuk Kebutuhan Mudik di Jawa Tengah
Fasilitas pengisian daya untuk kendaraan listrik yang minim menaikkan risiko munculnya kemacetan lalu lintas saat mudik.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Tambahan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) atau setidaknya fasilitas tempat untuk pengisian daya diharapkan bisa segera ditempatkan di semua titik area istirahat (rest area) di Jawa Tengah. Hal ini perlu dilakukan karena sebagian masyarakat diprediksi tahun ini sudah menggunakan kendaraan listrik untuk keperluan mudik Lebaran.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Sonny Irawan mengatakan, tambahan fasilitas pengisian kendaraan listrik tersebut mendesak dibutuhkan demi menghindari risiko terjadinya kemacetan akibat adanya kendaraan listrik yang berhenti jalan karena kehabisan daya.
”Selain karena memang memiliki keterbatasan jarak tempuh, kita harus pula mengantisipasi terjadinya gangguan pada mesin yang menyebabkan kendaraan listrik tersebut tidak bisa mencapai jarak tempuh maksimalnya,” ujar Sonny saat ditemui seusai acara rapat koordinasi lintas sektoral dalam rangka persiapan mudik Lebaran di Grand Artos Hotel and Convention, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/3/2024).
Rata-rata jarak tempuh kendaraan listrik adalah 400-500 kilometer. Dia mencontohkan, jarak antara Jakarta dan Semarang, misalnya, mencapai sekitar 400 kilometer. Namun, karena adanya gangguan, jarak tempuh kendaraan dimungkinkan hanya akan mencapai 300-350 kilometer.
Di Jawa Tengah, terdapat 21 SPKLU dan 24 titik area istirahat. Tambahan SPKLU sangat dibutuhkan karena penyebaran SPKLU terbilang tidak merata. Terkait kondisi tersebut, Polda Jawa Tengah saat ini sudah mengajukan permintaan resmi kepada PLN untuk segera menambah fasilitas pengisian daya kendaraan listrik.
Selain itu, dia meminta agar setiap pengguna kendaraan listrik melakukan persiapan sendiri dengan membawa portabel charger.
Arus kedatangan pemudik di Jawa Tengah diperkirakan sudah akan terjadi pada 5-6 April 2024. Arus balik diperkirakan terjadi mulai 12 April 2024.
Selain menerapkan skema one way mudik Lebaran di ruas Tol Trans-Jawa yang berlaku skala nasional pada 5-7 April mendatang, Sonny menuturkan, pihaknya bersiap melakukan one way lokal di tol dalam kota Kalikangkung-Bawen.
Sistem satu arah lokal ini baru akan diterapkan pada kondisi tertentu, misalnya terjadi keramaian lalu lintas dengan jumlah kendaraan dalam tiga jam berturut-turut mencapai tidak kurang dari 4.000 kendaraan per jam. Selain itu, jika terjadi kemacetan sehingga kendaraan yang melintas hanya bisa melaju dengan kecepatan 10-20 kilometer per jam.
Tanpa mercon
Dalam kesempatan itu, Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi menuturkan, saat ini Polda Jawa Tengah sudah bersiap menyambut 193 juta pemudik dari berbagai penjuru Nusantara.
Total kekuatan personel untuk mengamankan arus mudik dan arus balik Lebaran mencapai 196.000 personel polisi. Anggota polisi itu akan disebar untuk siaga melakukan pengamanan di 196 pos. Selain pos pengamanan dan pos pelayanan terpadu, Polda Jawa Tengah membentuk pos khusus di destinasi-destinasi wisata.
Ahmad mengingatkan kembali untuk tidak merayakan Lebaran dengan menyalakan mercon. ”Tahun lalu, ledakan mercon sudah mengakibatkan 7-8 korban jiwa dan sedikitnya empat rumah warga rusak. Cukup jadikan itu sebagai pengalaman buruk dan jangan lagi diulangi di tahun ini,” ujarnya.
Terkait hal ini, Polda Jawa Tengah dan polres-polres di Jawa Tengah sudah berupaya mengungkap temuan-temuan mercon dan bahan peledak untuk mengantisipasi munculnya kasus-kasus baru di bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran ini.