Terdampak Abu Gunung Marapi, Bandara Internasional Minangkabau Tutup Sementara
Aktivitas erupsi Gunung Marapi meningkat dua hari terakhir dan menyebabkan hujan abu vulkanik di beberapa daerah.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS – Bandara Internasional Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, ditutup sementara akibat terdampak abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi. Aktivitas gunung di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ini meningkat dua hari terakhir.
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI Captain Megi Hudi Helmiadi, Kamis (28/3/2024), mengatakan, sebaran abu vulkanik sudah mencapai Bandara Internasional Minangkabau (BIM). ”Maka bandara kami tutup atau hentikan operasi pesawat udaranya dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB,” ujarnya.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, aktivitas erupsi Gunung Marapi kembali meningkat dua hari terakhir. Kamis hingga pukul 06.00, terjadi 1 kali letusan dan 9 kali embusan di Marapi. Sementara itu, Rabu (27/3/2024), jumlah letusannya 5 kali dan embusan 13 kali.
Pada Kamis, letusan gunung api yang berstatus Level III atau Siaga ini terjadi pukul 03.20 dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 3.891 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu.
”Intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi sekitar 1 menit 38 detik,” papar Ketua Pos PGA Marapi Ahmad Rifandi, dalam keterangan tertulis, Kamis pagi.
Rifandi mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi atau pendaki tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
Warga yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diimbau pula agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.
Hujan abu juga menyebabkan batuk-batuk dan mata perih.
Erupsi itu menyebabkan hujan abu di beberapa daerah, salah satunya di Kota Padang Panjang. Kamis pagi, hujan abu turun relatif signifikan. Abu vulkanik menutupi jalan, bangunan, kendaraan, dan lainnya. Sebagian pengendara sepeda motor tampak mengenakan masker. Beberapa warga berupaya membersihkan abu yang turun di sekitar rumah.
Afrizal (65), warga Kelurahan Pasar Usang, Kecamatan Padang Panjang Barat, mengatakan, intensitas hujan abu di kota ini meningkat sejak Rabu dini hari. Kondisinya bertahan hingga Kamis pagi. Hujan abu menutupi halaman toko kelontongnya dan menyiram berbagai barang dagangannya.
”Hujan abu juga menyebabkan batuk-batuk dan mata perih,” lanjut Afrizal, yang tengah menyapu abu vulkanik di halaman tokonya.
Terkait hujan abu ini, Pos PGA Marapi mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA) serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
”Selain itu, agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh,” kata Rifandi.