Erupsi Gunung Ruang Tampak Mereda, Radius 6 Kilometer Masih Dilarang Dimasuki
Gunung Ruang masih berstatus Awas sehingga warga tidak boleh masuk ke radius 6 kilometer dari puncak.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — ErupsiGunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau Sitaro, Sulawesi Utara, masih berlangsung hingga Jumat (19/4/2024) pagi. Meski erupsi tampak mereda, gunung api itu masih berstatus Awas (level IV) sehingga masyarakat tidak boleh masuk ke dalam radius 6 kilometer dari puncak.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menyatakan, erupsi Gunung Ruang tampak mereda secara visual pada Jumat pagi. Namun, PVMBG masih terus mengevaluasi kondisi Gunung Ruang sambil menggunakan peralatan baru yang belum stabil.
Sebelumnya, alat pemantau aktivitas Gunung Ruang berhenti beroperasi pada Rabu (17/4/2024) pukul 20.39 Wita. Saat itu, terjadi erupsi terus-menerus sejak pukul 20.15 Wita. Pada pukul 21.00 Wita hari itu, PVMBG menaikkan status gunung itu dari Siaga (level III) menjadi Awas.
”Data kegempaan masih terus dievaluasi. Sekilas masih terekam gempa vulkanik, tetapi peralatan yang baru masih belum stabil. Namun, secara visual, tampak mereda pada Jumat pagi dengan asap putih tipis setinggi 150 meter dari puncak,” katanya saat dihubungi dari Bandung, Jumat.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ruang ditandai dengan erupsi sejak Selasa (16/4/2024). Badan Geologi mencatat, asap kawah dengan ketinggian 200-500 meter dari puncak mulai terlihat pada Selasa pagi. Erupsi dengan intensitas lemah kemudian terjadi sekitar pukul 13.37.
Pada Selasa pukul 21.45 Wita, terjadi erupsi eksplosif dengan estimasi tinggi kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari puncak. Erupsi kembali terjadi pada Rabu (17/4/2024) pukul 01.08 Wita dengan kolom erupsi mencapai 2.500 meter dan diiringi suara dentuman hingga gemuruh.
Aktivitas ini membuat penduduk yang tinggal di pulau tempat Gunung Ruang berdiri mengungsi ke Pulau Tagulandang. Pada 05.05 Wita di hari yang sama, Gunung Ruang kembali erupsi setinggi 1.800 meter.
Sementara itu, erupsi dengan ketinggian mencapai 2.500 meter dari puncak terjadi pada Rabu pukul 18.00 Wita. Erupsi eksplosif dengan tinggi kolom berwarna kelabu hingga hitam sekitar 3.000 meter di atas puncak juga terjadi pukul 20.15 Wita serta disertai suara gemuruh dan gempa.
Aktivitas vulkanik
Selain Gunung Ruang, Hendra menambahkan, Gunung Gamalama di Maluku Utara juga menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkanik. Saat ini, gunung api tersebut berstatus Waspada (level II).
”Kegempaan Gunung Gamalama cenderung menurun dari 17-18 April, tetapi masih terhitung fluktuatif. Gunung ini masih berstatus Waspada. Kami tetap memantau perkembangan aktivitasnya serta melakukan evaluasi secara berkala atau ada perubahan signifikan,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Badan Geologi, peningkatan gempa vulkanik dalam di Gunung Gamalama terjadi cukup signifikan pada Rabu (17/4/2024). Pada hari itu, terjadi 22 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4–8 milimeter dan 82 kali gempa embusan dengan amplitudo 3–5 milimeter.
Data kegempaan masih terus dievaluasi. Sekilas masih terekam gempa vulkanik, tetapi peralatan yang baru masih belum stabil.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menyatakan, peningkatan kegempaan itu menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama karena aktivitas magmatik yang meningkat. Munculnya gempa embusan menunjukkan aktivitas magma berada di dekat permukaan yang dangkal dengan migrasi magma yang terus berlangsung dari dapur magma.
”Dari kondisi yang ada, potensi bahaya kemungkinan terbesar terjadi erupsi freatik dengan ancaman bahaya berupa lontaran material dari kawah utama dengan radius 1,5 kilometer dari pusat erupsi. Di area ini, tidak boleh ada yang beraktivitas,” ujarnya.
Sementara itu, Gunung Karangetang dan Gunung Awu yang ada di sebelah utara Gunung Ruang juga mengalami peningkatan aktivitas. Berdasarkan catatan PVMBG, status Gunung Awu yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Gunung Ruang meningkat dari Waspada menjadi Siaga sejak Selasa (16/4/2024) pukul 18.00 Wita.
Peningkatan status ini membuat radius 5 km dari puncak Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, harus steril dari aktivitas penduduk. Sementara itu, Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro tetap berstatus Waspada.