Warga Mulai Bersihkan Rumah dari Sisa Banjir Lahar Hujan Semeru
Pemkab Lumajang menyiagakan seluruh jajarannya untuk membantu keperluan penanganan bencana.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menerjunkan staf di lingkungan Kabupaten Lumajang untuk membantu proses pembersihan rumah-rumah warga terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru. Selain membersihkan bekas banjir, penanganan psikososial warga korban terdampak banjir lahar hujan Semeru juga dilakukan.
”Hari ini kami memerintahkan staf pemda untuk membantu warga membersihkan rumah warga yang terdampak banjir. Semoga bencana ini segera tertangani dengan baik,” kata Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni, Sabtu (20/4/2024).
Dalam masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi dampak lahar hujan Gunung Semeru, Pemkab Lumajang menyiagakan seluruh jajarannya untuk membantu keperluan penanganan bencana. Tanggap darurat digelar pada 19 April-2 Mei 2024.
Data BPBD Kabupaten Lumajang mencatat, dampak banjir lahar hujan Semeru tersebut dirasakan warga di 9 kecamatan, 15 desa, dan 4 kelurahan di Lumajang. Sembilan kecamatan itu adalah Lumajang, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Sukodono, Sumbersuko, Pasrujambe, Padang, dan Tempeh.
Dalam kejadian ini, tiga orang tewas karena terkena longsor dan terseret banjir lahar hujan Semeru. Dampak banjir lahar hujan tersebut luas karena aliran lahar hujan melewati Daerah Aliran Sungai (DAS) Regolo, Glidik, dan Mujur. Aliran ini hilirnya sampai ke kota Lumajang.
Adapun Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang mencatat, beberapa jembatan rusak. Jembatan itu antara lain Jembatan Kloposawit di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro (kondisi jembatan retak dan tergerus); Jembatan Ringin Putih di Desa Nguter, Kecamatan Pasirian (jembatan utuh sedangkan jalan di sana terputus); jembatan penghubung Dusun Joho dan Dusun Tergir di Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian (terputus/ambruk).
Selain itu, Jembatan Kali Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian (terputus); Jembatan Sumberlangsep Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro (terputus); dan jembatan lainnya.
”Untuk perbaikan infrastruktur, kami utamakan jembatan yang menghubungkan antardesa, kecamatan, atau dengan kabupaten lain. Namun, prosesnya butuh waktu,” kata Indah.
Merespons bencana di Lumajang, Universitas Brawijaya (UB) mengirim tim kebencanaan ke lokasi bencana. Tim Emergency Rescue Team dari Fakultas Ilmu Kesehatan dan Lembaga Kesehatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran menerjunkan tim kebencanaan. Tim ini berangkat menuju lokasi bencana pada Jumat (19/4/2024) dini hari dari Fakultas Kedokteran menuju Lumajang.
Tim sukarelawan ini terdiri atas Riski Nur Fadilah, Nadya Zafira Siregar dan Dea Safina Sari dari tim ERT FIKES, Naaila Azzahra, Muhammad Fauzan Rabbani, Rajveer Singh Mann dari Lakesma FK, dr Aurick Yudha Nagara SpEM, KPEC, dan Mauluddin selaku pengemudi ambulans.
Dampak banjir lahar hujan tersebut luas karena aliran lahar hujan melewati Daerah Aliran Sungai (DAS) Regolo, Glidik, dan Mujur. Aliran ini hilirnya sampai ke kota Lumajang.
Menurut Riski Nur Fadilah, tim kebencanaan UB membawa beberapa perlengkapan dan obat-obatan. ”Perlengkapan yang dibawa antara lain selimut, rompi, tikar, sleeping bag, gas, jas hujan, matras. Untuk kebutuhan kesehatan, popok berbagai ukuran, tikar, selimut,” ujarnya.
Tim ini juga membawa peralatan medis seperti masker bedah, kasa panjang dan sedang, kasa cuplik, cairan NS, serta beberapa jenis obat-obatan dan multivitamin. Mereka akan berada di sana membantu jika warga butuh bantuan medis.