Keracunan Makanan di Cianjur Berulang, Satu Korban Tewas dan 55 Dirawat
Kasus keracunan makanan di Cianjur terus berulang. Terbaru, 56 warga keracunan. Satu orang tewas dan 55 korban dirawat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Faktor makanan tidak laik konsumsi dan tidak higienis memicu rentetan kasus keracunan makanan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Peristiwa keracunan makanan sudah tujuh kali terpantau dalam lima tahun terakhir.
Total sebanyak 432 warga yang menjadi korban keracunan makanan dalam tujuh peristiwa tersebut. Empat di antaranya meninggal.
”Masalah keracunan makanan sudah terjadi berulang kali di Cianjur. Hal ini menunjukkan masih terdapat masyarakat dalam menyiapkan makanan yang sehat untuk sebuah hajatan belumlah sesuai standar higienis,” tutur Rochady Hendra Setia Wibawa, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat, Selasa (23/4/2024).
Kasus terbaru, satu orang tewas dan 55 lainnya dirawat karena menjadi korban keracunan makanan dalam sebuah acara hajatan pernikahan di Kampung Cukang Galeuh, Kecamatan Cijati, Cianjur, Sabtu (20/4/2024). Para korban mengalami gejala diare berat dan demam. Adapun korban meninggal bernama Solihin.
Rochady mengatakan, rentan terjadi kasus keracunan makanan di Cianjur. Kondisi ini dipicu masih rendahnya kesadaran warga untuk menyiapkan makanan yang tidak hanya laik konsumsi, tetapi juga higienis.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari Dinas Kesehatan Cianjur dan pihak kepolisian setempat, sudah terjadi tujuh kasus keracunan makanan dari tahun 2019 hingga 2024. Kasus ini mayoritas terjadi di wilayah perkampungan dalam hajatan pernikahan hingga buka puasa bersama.
Rochady memaparkan, makanan yang dikonsumsi para korban dimasak oleh pihak keluarga yang menyelenggarakan acara pernikahan tersebut. Penyajian makanannya pun secara prasmanan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, hingga Selasa ini, 50 korban telah kembali ke rumahnya masing-masing. Adapun lima korban lainnya masih mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan setempat karena belum pulih.
”Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur ambil sampel makanan dalam acara tersebut. Pengujian sampel makanan terlaksana di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cianjur,” paparnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan yang sudah berbau dan terasa asam di lidah. Hal ini karena diduga makanan tersebut sudah dalam kondisi basi.
”Jangan melanjutkan mengonsumsi makanan dengan kondisi tersebut. Apabila sudah mengalami diare, segeralah berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mengantisipasi dehidrasi karena kekurangan cairan,” tuturnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cianjur Ajun Komisaris Tono Listianto mengatakan, pihaknya telah menyelidiki keracunan makanan di Kampung Cukang Galeuh, Kecamatan Cijati. Total sebanyak lima saksi telah diperiksa.
”Lima orang yang diperiksa adalah Muhammad Abdul Hadi, seorang petugas Puskesmas Cijati, Rian Andiani selaku petugas kesehatan yang memeriksa korban, Lilis Sumarni dan Yeti Sumyati yang memasak untuk hajatan, serta Iyus sebagai anak korban tewas,” ucap Tono.