Usut Dugaan Manipulasi Nilai, Tim Investigasi FISIP Untan Butuh Tambahan Waktu
Dugaan manipulasi nilai mahasiswa di FISIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, diminta diusut tuntas.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Tim investigasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, belum menyampaikan temuan terkait dugaan adanya oknum dosen yang terlibat dalam manipulasi nilai mahasiswa. Tim membutuhkan tambahan waktu selama dua hari untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sebelumnya, seorang oknum dosen FISIP Universitas Tanjungpura (Untan) diduga terlibat dalam manipulasi nilai seorang mahasiswa Magister Ilmu Politik di kampus itu. Mahasiswa tersebut tidak pernah masuk kuliah, tetapi nilainya muncul di Sistem Informasi Akademik (Siakad).
Padahal, dosen pengampu mata kuliah tidak pernah memberi nilai. Munculnya nilai mahasiswa tersebut di Siakad diduga karena ada peran seorang dosen (Kompas.id, 18/4/2024). Sejak 17 April 2024, telah dibentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Dekan FISIP Untan Herlan mengatakan, tim investigasi sudah memanggil sejumlah saksi terkait kasus tersebut. Namun, dia enggan menyebut jumlah dan identitas saksi yang telah dipanggil. Sebab, hal itu merupakan kewenangan dari tim investigasi.
Sebelumnya, Herlan sempat menyatakan, tim investigasi kemungkinan bakal menyampaikan kesimpulan akhir pada Selasa (23/4/2024). Namun, tim tersebut ternyata butuh tambahan waktu sebelum menyampaikan kesimpulan akhir.
”Mereka (tim investigasi) masih bekerja, ditunggu dua hari lagi,” ujar Herlan, Selasa.
Saat ditanya apakah masih ada saksi yang dipanggil oleh tim investigasi, Herlan tak memberi jawaban pasti. ”Kemungkinan demikian,” ucapnya. Herlan juga mengaku telah memberi kewenangan penuh kepada tim investigasi untuk melaksanakan tugasnya.
”Saya tidak masuk tim investigasi. Siapa yang dipanggil? Saya tidak mengetahui karena saya maunya hasilnya seperti apa, sepenuhnya diserahkan kepada tim investigasi,” ujarnya.
Setelah dugaan kasus itu terungkap, Herlan menambahkan, petugas bagian operator di FISIP Untan telah dipindah ke bagian lain. Hal itu agar tim investigasi bisa melaksanakan tugasnya secara leluasa.
Sebelumnya, Rektor Untan Garuda Wiko mengatakan, Untan siap bersikap terbuka untuk mengungkap kasus tersebut. Dia pun menyebut, pengungkapan kasus itu merupakan bagian dari tanggung jawab kepada publik. Selain itu, Untan juga tidak ingin kasus itu mengganggu proses akademik di universitas tersebut.
Menurut Garuda, tim investigasi itu dibentuk dalam rapat senat di FISIP Untan. Pihak rektorat pun memberi kepercayaan kepada senat fakultas untuk membentuk tim investigasi guna mengungkap dugaan kasus itu.
”Kami berharap tim investigasi bekerja cepat, obyektif, dan presisi. Hasil investigasi akan disampaikan,” kata Garuda.
Pengungkapan kasus itu merupakan bagian dari tanggung jawab kepada publik.
Harapan serupa dikemukakan dosen FISIP Untan Jumadi. Dia berharap tim investigasi bekerja profesional, transparan, dan obyektif serta bisa menemukan para pelaku yang terlibat dalam dugaan manipulasi itu.
Menurut Jumadi, tidak sulit menemukan pelaku yang terlibat dalam kasus itu, baik dari unsur dosen maupun mahasiswa. Dia juga menilai, kasus itu mencoreng reputasi dan nama baik perguruan tinggi serta dunia pendidikan pada umumnya.