Inspirasi Menyala di Ruang Kerja Bersama
Budaya kerja dari mana saja membuat ruang-ruang kerja bersama kian dibutuhkan generasi muda di Kota Padang.
Ruang kerja bersama menjadi wadah kaum muda Kota Padang ”menyalakan” inspirasi agar hari-hari tetap produktif. Ruang-ruang itu pun bertumbuh baik melalui pemerintah kota dan swasta.
Muhammad Fikri terlihat fokus di meja kecil salah satu sisi ruangan. Tangan pria berkacamata ini sibuk dengan pena dan bundelan kertas. Sesekali ia mengecek gawai untuk mengakses informasi.
”Saya sedang mengerjakan tugas akhir kuliah dan beberapa pekerjaan lainnya,” kata mahasiswa Universitas Andalas itu di ruang kerja bersama (co-working space) Bagindo Aziz Chan (BAC) Youth Center, Padang, Sumatera Barat, Kamis (25/4/2024) siang.
Baca juga: Musim Semi Ritel Modern Lokal di Kota Padang
Fikri adalah satu dari ratusan pengunjung di BAC Youth Center siang itu. Pengunjung yang sebagian besar anak muda itu sibuk dengan tugas dan pekerjaan masing-masing. Ada yang duduk di kursi-meja aula lantai II, ada pula yang berlesehan di sayap lantai II.
Meskipun banyak pengunjung, suasana di ruang kerja bersama itu relatif tenang dan sejuk. Yang paling penting, Wi-Fi dan colokan listrik juga tersedia. Mayoritas pengunjung betah berlama-lama di sana sejak pagi. ”Dalam sepekan ini, sudah tiga kali saya ke sini,” ujar Fikri.
Ruang kerja bersama sudah jadi kebutuhan Fikri beberapa tahun terakhir. Selain BAC Youth Center, ia juga kerap ke ruang kerja bersama di tempat lain, termasuk di kafe-kafe. Berkegiatan di indekos ataupun kampus kadang terlalu banyak distraksi.
Aktivitasnya di ruang kerja bersama tak melulu mengerjakan tugas kuliah, tetapi juga terkait kerja-kerja sampingan yang ia geluti. Tempat-tempat nyaman seperti ini dapat membuat inspirasi menyala.
”Pekerjaan yang butuh berpikir lebih, butuh suasana tenang seperti ini. Melihat pengunjung lain fokus dengan pekerjaannya juga membuat saya terpancing untuk fokus. Kalau di kos (indekos), mood sering terganggu oleh tempat tidur, he-he-he,” katanya.
Baca juga: Merintis Sejahtera dari Wisata Pulau Kecil
Beraktivitas di ruang kerja bersama juga dilakoni Ihsanul Fajri (30). Rabu (24/4/2024) siang, ia tengah mengerjakan tugas dari kantor di ruang kerja bersama yang disediakan oleh Cafe Merjer di Kecamatan Padang Barat.
Co-working space sudah kebutuhan zaman sekarang. Bekerja tidak harus dari kantor.
Para pengunjung beraktivitas di ruang kerja bersama (co-working space) yang disediakan Cafe Merjer di Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (24/4/2024).
Didampingi segelas kopi dan beberapa makanan, Ihsan fokus menatap laptopnya. Ruangan kecil berkapasitas 25 orang ini tenang dan sejuk. Belasan pengunjung lainnya yang memanfaatkan ruang tersebut juga konsentrasi dengan pekerjaan masing-masing.
”Saya sering ke tempat-tempat yang ada workingspace-nya buat ganti suasana supaya tidak suntuk. Apalagi yang saya hadapi banyak data. Butuh suasana baru untuk refresh,” kata pria yang bekerja di bagian teknologi informasi salah satu perusahaan di Jakarta ini.
Afra Laila (20), pengunjung lainnya, mengungkapkan hal senada. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas itu bisa tiga kali sepekan berkunjung ke ruang kerja bersama, termasuk di Cafe Merjer.
”Biasanya untuk belajar atau bikin tugas. Suasananya tenang dan nyaman, pelajaran lebih mudah masuk,” ujarnya.
Kian bertumbuh
Ruang kerja bersama semakin diminati kaum muda di Padang. Hal itu sejalan dengan pergeseran budaya kerja dan belajar, terutama pascapandemi Covid-19. Bekerja dan belajar tak lagi harus dari kantor dan kampus, tetapi bisa dari mana saja.
Pergeseran budaya itu disadari pemerintah daerah dan swasta. Ruang-ruang kerja bersama pun tumbuh, seperti yang disediakan BAC Youth Center, Cafe Merjer, dan tempat-tempat lainnya di kota ini.
BAC Youth Center yang dikelola Dinas Pariwisata Kota Padang, misalnya, diresmikan pada 16 September 2022. Sebelumnya, bangunan ini merupakan bekas kantor dinas pendidikan. Sejak dibuka, gedung yang beroperasi setiap hari pukul 08.00-20.00 WIB ini mampu menarik banyak pengunjung, sekitar 300 orang per hari.
”BAC Youth Center ini ada sebagai wadah untuk generasi muda dalam menyalurkan minat bakat mereka,” kata Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Padang Wirdanis.
Perempuan yang kerap disapa Wira itu menjelaskan, BAC Youth Center juga menyediakan fasilitas lain untuk menunjang kerja-kerja kreatif, seperti studio podcast, studio foto, studio musik, ruang latihan tari, ruang rapat, mini theater, dan galeri.
Ruang-ruang itu dapat diakses gratis oleh komunitas yang termasuk dalam 17 subsektor bidang ekonomi kreatif. ”Pada masanya nanti anak-anak muda ini bisa menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Padang,” ujar Wira.
Adapun Cafe Merjer mulai menyediakan ruang khusus untuk kerja bersama sejak 2021 atau pascapandemi Covid-19. Waktu itu tren kerja dari kafe sedang berkembang pesat di Jakarta sehingga sang pemilik mencoba membawanya ke Padang.
”Co-working space sudah kebutuhan zaman sekarang. Bekerja tidak harus dari kantor,” kata Teguh Pradana (27), Manajer Operasional Cafe Merjer. Selain ruang kerja bersama, kafe ini juga menyediakan ruang rapat berkapasitas maksimal delapan orang.
Selain membantu menyediakan ruang nyaman bagi pengunjung bekerja dari kafe, menurut Teguh, keberadaan ruang kerja bersama itu juga menguntungkan dari segi bisnis. Kafe yang beroperasi sejak 2018 ini jadi semakin produktif.
Sebelum ada ruang kerja bersama, kata Teguh, pengunjung kafe yang beroperasi pukul 08.00-23.00 ini biasanya baru ramai pada sore hingga malam hari. Namun, sejak ruang itu disediakan, para pengunjung mulai datang sejak pagi.
Perlu diperbanyak
Dosen Kebijakan Publik Universitas Negeri Padang, Zikri Alhadi, berpendapat, revolusi industri 4.0 dan 5.0 membuat budaya kerja dan belajar tidak mesti lagi di tempat formal, seperti kantor dan kampus. Kerja dan belajar bisa dari mana saja.
”Ada pergeseran budaya. Kehadiran fisik dan ikatan waktu tidak lagi kunci sebuah ukuran kinerja. Sekarang kinerja diukur dari produktivitas dan bagaimana pencapaian dari target bekerja,” kata dosen yang juga sering menggunakan ruang kerja bersama di kafe-kafe ini.
Pergeseran budaya itu membuat ruang-ruang kerja bersama kian dibutuhkan. Tempat yang nyaman dan bisa terkoneksi dengan internet, serta bisa berkumpul dengan kolega dan mitra kerja, menjadi poin penting untuk bisa bekerja dari mana dan kapan pun.
Ada pergeseran budaya. Kehadiran fisik dan ikatan waktu tidak lagi kunci sebuah ukuran kinerja. Sekarang kinerja diukur dari produktivitas dan bagaimana pencapaian dari target bekerja.
Di negara maju, ruang-ruang kerja bersama itu sudah sangat menjamur. Begitu pula dengan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung. Adapun di Padang ruang-ruang itu mulai tumbuh, baik di gedung-gedung pemerintah, kampus, maupun kafe-kafe.
Seiring meningkatnya kebutuhan, kata Zikri, ruang-ruang kerja bersama itu mesti diperbanyak. Bangunan-bangunan tidak produktif bisa dimanfaatkan. Upaya menuju ke sana pun mulai terlihat.