Gempa Garut Singkap Minimnya Mitigasi Bangunan Warga di Jawa Barat
Gempa berkekuatan M 6,2 di Garut berdampak terhadap 17 daerah di Jawa Barat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gempa berkekuatan Magnitudo 6,2 di kedalaman 70 kilometer yang terjadi di wilayah lepas pantai Kabupaten Garut, Sabtu (27/4/2024) pekan lalu, mengakibatkan kerusakan di 17 daerah di Jawa Barat. Hal ini menyingkap kondisi masyarakat yang belum menyiapkan struktur bangunan rumah ataupun fasilitas umum tahan gempa.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Virga Librian pada Selasa (30/4/2024) memaparkan, gempa di wilayah lepas pantai Garut bukanlah pergerakan sesar. Akan tetapi, aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat.
Virga menuturkan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah karena kedalamannya di atas 60 kilometer dan kekuatannya hanya sampai 5 MMI. Menurut dia, seharusnya kekuatan setaraf itu tidak memicu dampak kerusakan bangunan, mulai dari ringan hingga berat.
”Gempa yang terjadi bukan pada kedalaman dangkal. Hal ini menunjukkan upaya mitigasi di Jawa Barat dengan menyiapkan bangunan tahan gempa belum optimal,” kata Virga.
Virga menuturkan, banyak bangunan rumah warga yang belum memenuhi standar tahan gempa dari temuan dalam peristiwa gempa di Kabupaten Cianjur tahun 2022 dan Kabupaten Sumedang akhir tahun 2023. Misalnya, bangunan tidak berfondasi beton atau beton bertulang.
Ia berpendapat, faktor kondisi ekonomi warga yang turut memicu pembangunan rumah tidak dengan bahan material dan konstruksi yang tahan gempa. Hal inilah yang memicu masyarakat membangun tempat huniannya dengan bahan material seadanya.
”Hal ini harus menjadi perhatian berbagai pihak dalam menyiapkan mitigasi rumah tahan gempa di wilayah selatan Jabar. Sebab, lokasi gempa pada Sabtu lalu dekat dengan Zona Megatrust, yakni pertemuan dua lempengan di kedalaman dangkal dengan potensi gempa bumi yang tinggi,” katanya.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid memaparkan, lokasi pusat gempa bumi yang terjadi pukul 23.29 WIB terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat. Adapun morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara.
Wafid mengungkapkan, kejadian gempa bumi ini diakibatkan aktivitas penunjaman atau disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik. ”Menurut catatan Badan Geologi, sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023,” ucapnya.
Ia pun merekomendasikan rumah serta fasilitas umum di daerah Jawa Barat Selatan dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa. Selain itu, wilayah di daerah pesisir Jawa Barat selatan tergolong rawan gempa dan tsunami sehingga harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan nonstruktural.
17 daerah
Dari pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, terdapat 17 daerah yang terdampak gempa bumi di Garut. Daerah-daerah yang terdampak gempa meliputi Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
Daerah lainnya adalah Kota Sukabumi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bogor, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Banjar, dan Kabupaten Cianjur.
Hadi Rahmat Hardjasasmita dari Humas BPBD Jawa Barat mengatakan, sebanyak 254 rumah di 17 daerah ini mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan M 6,2. Sebanyak 620 warga terdampak, dengan 13 orang di antaranya mengalami luka-luka.
”Sebanyak 28 bangunan fasilitas umum mengalami kerusakan. Kami telah berkoordinasi dengan jajaran BPBD di 17 daerah ini untuk penanganan dampak gempa,” ucap Hadi.