Harga Avtur di Bandara Kertajati Mahal, Penerbangan Belum Optimal
Harga avtur di Bandara Kertajati, Majalengka, lebih mahal dibandingkan bandara sekitarnya. Bandara ini belum optimal.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Harga avtur di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Kabupaten Majalengka, lebih mahal dibandingkan dengan bandara di sekitarnya. Akibatnya, penerbangan di bandara terluas kedua di Indonesia itu belum optimal. Pengelola bandara berharap agar harga avtur dapat segera turun.
Vice President of Commercial and Technical PT Bandara Internasional Jabar—pengelola Bandara Kertajati—Ari Widodo mengatakan, harga avtur di Kertajati saat ini Rp 14.880 per liter. Angka itu lebih mahal dari harga avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yakni Rp 13.767 per liter.
Harga avtur dipengaruhi kondisi internasional. Namun, besaran harga juga bergantung pada tinggi rendahnya permintaan.
”Saat ini, (harga) avtur di (Bandara) Kertajati itu selisih Rp 1.113 (per liter). Artinya, Kertajati lebih mahal avturnya Rp 1.113 per liter (dibandingkan dengan di Bandara Soekarno-Hatta),” ucap Ari dalam Sarasehan West Java Economic Society (WJES) di Kota Cirebon, Selasa (30/4/2024).
Kegiatan tersebut diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Pertemuan yang menghadirkan pejabat pemerintah daerah, akademisi, dan pengusaha itu membahas soal optimalisasi Bandara Kertajati.
Turut berbicara Kepala Perwakilan BI Jabar Muhamad Nur, Kepala KPw BI Cirebon Anton Pitono, dan Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jabar Prof Martha Fani. Hadir pula Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kota Cirebon Ismayasari dan peneliti Institut Teknologi Bandung bidang planologi, Ibnu Syabri.
Menurut Ari, harga avtur di Kertajati sudah turun dibandingkan dengan tiga tahun lalu. Saat itu, harga bahan bakar minyak untuk pesawat di Kertajati lebih mahal Rp 2.200 per liter dari Bandara Soekarno-Hatta. Meski telah turun, harga BBM di Kertajati masih relatif mahal dari bandara sekitarnya.
Harga avtur yang tinggi di Kertajati berdampak pada belum optimalnya penerbangan internasional. ”Kenyataan di lapangan, pesawat internasional belum mau bawa kargo dari Kertajati karena cenderung menggendong fuel (avtur) dari Malaysia yang murah,” ungkap Ari.
Harga avtur yang relatif mahal di Kertajati, lanjutnya, juga memicu maskapai memilih beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau Bandara Internasional Halim Perdanakusuma. Ujungnya, pilihan rute dan jadwal penerbangan lebih banyak. Harga tiket pun lebih murah.
Di aplikasi penjualan tiket daring, terdapat hingga 27 jadwal penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Kualanamu, Medan. Harganya mulai dari Rp 1,2 juta per orang. Adapun jadwal dari Kertajati ke Medan hanya satu pesawat dengan harga Rp 1,5 juta per orang.
(Harga) avtur begitu rumit diturunkan. Namun, kami berharap avturnya bisa sama dengan Cengkareng.
Saat ini, Bandara Kertajati melayani penerbangan langsung ke Medan, Balikpapan, Denpasar, dan Malaysia. Maskapai yang beroperasi adalah Super Air Jet, Citilink, AirAsia, dan Malaysia Airlines. Setiap hari terdapat 12-14 pergerakan pesawat di bandara seluas 1.800 hektar itu.
Bandara terluas kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta itu menampung 1.700 sampai 1.800 penumpang per hari. Padahal, kapasitas bandara yang beroperasi sejak 2018 itu bisa melayani lebih dari 10.000 penumpang sehari.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah dan PT Pertamina (Persero) bisa menurunkan harga avtur. ”(Harga) avtur begitu rumit diturunkan. Namun, kami berharap avturnya bisa sama dengan Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta),” ungkap Ari.
Kepala Perwakilan BI Jabar Muhamad Nur mengatakan, hasil diskusi dalam WJES, termasuk soal harga avtur, akan menjadi bahan rekomendasi untuk pemerintah dan pihak terkait. ”Kami dari BI siap melakukan itu. Apalagi, ini demi kepentingan masyarakat yang luas,” ucapnya.
Ketua Kadin Kota Cirebon Ismayasari mendorong pengelola Bandara Kertajati untuk menyosialisasikan jadwal penerbangan hingga potensi kargo di bandara. Selama ini, pelaku usaha di wilayah Cirebon belum mengetahui detail layanan dan potensi bandara tersebut.
”Di Kota Cirebon, ada lebih kurang sembilan pelaku usaha haji dan umrah. Dari sembilan, hanya satu yang menggunakan BIJB untuk umrah. Delapannya itu ke (bandara) lainnya. Padahal, infrastruktur sudah bagus. Ini harus jadi catatan” ujarnya.