Bandara Manado Masih Lumpuh, Warga di Sekitar Gunung Ruang Dievakuasi
Pengelola memperpanjang penutupan Bandara Sam Ratulangi, Manado, seiring dampak erupsi Gunung Ruang.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seiring dampak erupsiGunung Ruang di Sulawesi Utara yang terus terjadi, aktivitas penerbangan masih dihentikan sementara. Pengelola memperpanjang penutupan Bandara Sam Ratulangi, Manado, hingga Kamis (2/5/2024) siang. Ratusan warga dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang untuk menghindari kondisi berbahaya.
Yanti Pramono dari Bagian Humas Bandara Internasional Sam Ratulangi, Rabu (1/5/2024) siang, menyampaikan, demi menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan, bandara ditutup sementara. Penutupan dilakukan hingga Kamis pukul 12.00 Wita.
”Hal ini berdasar pengamatan aktivitas abu vulkanik Gunung Ruang. Berdasar hasil rapat bersama, meski kondisi debu tidak setebal kemarin, tentu banyak hal yang harus dipersiapkan,” ucap Yanti, dihubungi dari Kendari, Sulawesi Tenggara.
Perpanjangan penutupan, lanjutnya, diperlukan agar pembersihan bandara bisa dilakukan maksimal. Dengan begitu, saat pesawat beroperasi, tidak ada dampak buruk terhadap penerbangan. Selain itu, pihak maskapai juga memerlukan waktu untuk mempersiapkan operasi hingga mengatur penumpang.
Sejak Selasa, bandara telah tertutup abu vulkanik dari erupsi. Pihak bandara melakukan antisipasi dan mitigasi dengan melakukan tes untuk mengetahui dampak dari abu vulkanik.
”Situasi ini mengharuskan pihak bandara untuk tidak melakukan penerbangan, yang mengakibatkan ditundanya (penerbangan) total 38 pesawat dengan 3.842 penumpang. Kami berharap penumpang bisa memaklumi bencana dampak erupsi gunung ruang ini dan para calon penumpang bisa menghubungi maskapai penerbangan masing-masing untuk me-reschedule atau me-refund tiketnya,” ucap General Manager PT Angkasa Pura I Maya Damayanti.
Status Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, naik menjadi Awas per 30 April 2024 pukul 01.30 Wita. Warga dalam radius 7 kilometer dari pusat kawah, terutama di pesisir pantai barat Pulau Tagulandang, diminta untuk mengungsi untuk menghindari potensi dampak erupsi.
Kenaikan aktivitas vulkanik ini tampak dari gempa vulkanik dangkal dan dalam yang tinggi sejak Senin (29/4/2024). Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, hari itu dalam kurun pukul 00.00-24.00 Wita, tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal, 425 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, dan 6 kali gempa tektonik jauh.
Anggota staf Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manado, Feri Ariyanto, menyebutkan, pihaknya telah mengevakuasi 109 warga dari Pulau Tagulandang, pusat erupsi Gunung Ruang. Menggunakan KN SAR Bimasena, tim membawa warga dari dermaga Minanga menuju Munte, Kabupaten Likupang, yang berjarak sekitar tiga jam perjalanan.
”Seiring arahan untuk menjauhi pusat erupsi sejauh 7 kilometer, kami melakukan evakuasi warga yang ingin keluar dari Pulau Tagulandang. Abu vulkanik terus menebal dan erupsi masih terjadi sebelumnya,” katanya.
Selain erupsi besar yang terjadi pada Selasa dini hari, sejumlah erupsi lain juga terjadi hingga Selasa sore. Ketinggian kolom abu bervariasi, mulai dari sekitar 800 meter hingga 1.500 meter.
Sebanyak 48 personel, katanya, terus disiagakan untuk membantu evakuasi dan penyelamatan warga. ”Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dari erupsi yang terjadi,” kata Feri.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro Joy Oroh, Selasa (30/4/2024), menuturkan, ribuan warga mengungsi ke daerah yang aman, baik di rumah kerabat maupun keluarga di radius 7 kilometer. Sejak semalam, saat erupsi terjadi, warga telah melakukan evakuasi mandiri.
Menurut Joy, total warga di Pulau Tagulandang sebanyak 22.000 jiwa. Mereka terbagi di 30 desa di tiga kecamatan di pulau tersebut. Namun, sebagian di antara para penduduk itu bersekolah atau bekerja di tempat lain.
Saat ini, pihaknya menyediakan sejumlah posko di Pulau Tagulandang ataupun pulau sekitar. Tim bekerja untuk membantu menyediakan keperluan warga, khususnya makanan.