Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, Warga Pilih Kembali Transit di Ternate
Banyaknya transportasi laut ke Manado membuat warga memilih kembali via Ternate, imbas penutupan Bandara Sam Ratulangi.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
TERNATE, KOMPAS – Penutupan Bandara Sam Ratulangi imbas erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siao Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, membuat warga memilih Ternate, Maluku Utara, sebagai area transit. Lalu, warga menempuh jalur laut menuju Manado. Akibatnya, tingkat keterisian penumpang pesawat udara dan transportasi laut dari dan menuju Ternate terpantau cukup padat.
Person In Charge Bidang Pengawasan, Kargo, dan Penumpang Lion Air Ramli Makawimbang menjelaskan, keterisian penumpang menuju Bandara Sultan Baabulah Ternate, Maluku Utara, cukup tinggi pascaerupsi Gunung Ruang yang terjadi Rabu (17/4/2024), dan erupsi kedua pada Selasa (30/4/2024). Kenaikan kemungkinan besar terjadi karena Ternate menjadi wilayah yang memiliki banyak opsi transportasi menuju Manado, Sulawesi Utara, salah satunya dengan kapal lokal antarpulau.
Berdasarkan pantauan di beberapa aplikasi penjualan tiket daring pada Sabtu (4/5/2024) pukul 17.00 Waktu Indonesia Timur (WIT), penjualan tiket penerbangan langsung atau direct flight dari Jakarta menuju Ternate, Maluku Utara, hingga Rabu (8/5/2024) terpantau ludes terjual. Hal yang sama terjadi dengan penerbangan langsung dari Ambon, Maluku, menuju Ternate. Dalam penerbangan Wings Air dari Ambon menuju Ternate pada Sabtu siang, seluruh kursi terisi penuh.
Meski demikian, tiket penerbangan langsung menuju Ternate masih tersedia dari beberapa kota, seperti Makassar dan Surabaya. Adapun Lion Air mengoperasikan penerbangan langsung dari beberapa kota, seperti Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Ambon, menuju Ternate.
”Satu minggu ini ke Kota Ternate terpantau padat sejak Bandara Sam Ratulangi ditutup sementara. Kota ini punya banyak jadwal transportasi laut ke Manado, jadi dipilih sebagai opsi. Beberapa ada pula yang masih menunggu karena keputusan pembukaan Bandara Sam Ratulangi, kan, selalu disampaikan setiap sore,” ucapnya dihubungi dari Ternate, Maluku Utara, Sabtu (4/5/2024).
Hampir setiap hari terdapat jadwal kapal lokal antarpulau yang berangkat dari Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, menuju Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara. Harganya bervariasi, dari yang paling murah Rp 350.000 per orang hingga paling mahal Rp 560.000 per orang. Pelayaran Ternate-Manado memakan waktu 15-16 jam.
Petugas Loket Sentral Penjualan Tiket Pelabuhan Ahmad Yani, Fachri Ismaili, menjelaskan, sejak erupsi Gunung Ruang, tingkat keterisian kapal Ternate-Manado terpantau tinggi, di atas angka 90 persen. Bahkan, sejak erupsi pertama, hingga akhir April lalu, jadwal keberangkatan kapal yang biasanya melepas jangkar pukul 13.00-14.00 WIT diperpanjang menjadi hingga pukul 17.00 WIT. Hal tersebut dilakukan untuk menunggu penumpang pesawat udara yang umumnya tiba di Ternate pukul 12.00-13.00 WIT.
”Beberapa yang pesan tiket mengaku memang kembali ke Manado lewat Ternate karena jadwal pelayarannya banyak. Jadwal kapal pun disesuaikan dengan jadwal tiba pesawat,” ujarnya.
Bandara masih ditutup
Akibat erupsi, penerbangan ke Bandara Sam Ratulangi, Manado, memang masih ditutup. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado Ambar Suryoko menjelaskan, area Bandara Sam Ratulangi masuk dalam wilayah sebaran abu vulkanik Gunung Ruang sehingga belum aman untuk didarati pesawat udara. Berdasarkan Notice to Airmen (Notam) Nomor A1192/24 NOTAMR A1181/24, operasi bandara masih ditutup sampai Sabtu, pukul 18.00 Waktu Indonesia Tengah.
Meski Bandara Sam Ratulangi belum beroperasi, beberapa bandara di wilayah Sulawesi Utara yang sebelumnya ditutup sudah kembali dibuka.
Beberapa yang pesan tiket mengaku memang kembali ke Manado lewat Ternate karena jadwal pelayarannya banyak. Jadwal kapal pun disesuaikan dengan jadwal tiba pesawat.
Berdasarkan pengecekan pihak bandara, abu vulkanik Gunung Ruang sudah tidak berada di area bandara-bandara tersebut. Adapun bandara yang sudah dibuka tersebut adalah Bandara Naha, Bandara Siau, Bandara Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara serta Bandara Gorontalo dan Bandara Pohuwato di Gorontalo.
”Setelah dilakukan paper test abu vulkanik, hasilnya negatif sehingga bandara tersebut bisa kembali beroperasi,” ujarnya.
Hingga Jumat (3/5/2024), pemerintah telah mengevakuasi 4.278 warga dari Pulau Tagulandang, wilayah terdampak erupsi Gunung Ruang. Mereka diangkut menggunakan Kapal Republik Indonesia Kakap 881, Kapal Negara Bimasena, Kapal Negara Bea Cukai, Kapal Motor Penyeberangan Lohoraung, dan sejumlah kapal lain. Pemerintah menargetkan untuk mengevakuasi 9.083 warga dari Pulau Tagulandang. Masa tanggap darurat bencana diberlakukan hingga Selasa (14/5/2024).