Distribusi Bantuan ke Wilayah Terisolasi di Luwu Masih Terkendala
Berbagai upaya dilakukan untuk menjangkau wilayah terisolasi dan terdampak parah banjir bandang, termasuk via udara.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Bantuan ke Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, dan lokasi banjir yang parah di Sulawesi Selatan terus diupayakan, Sabtu (4/5/2024). Namun, cuaca buruk dan medan yang sulit menjadi kendala.
Seperti diberitakan sebelumnya, di Latimojong, Luwu, 3.000 warga terisolasi dan listrik padam sejak banjir dan longsor yang terjadi pada Jumat (3/5/2024). Longsor di Luwu mengakibatkan 14 korban meninggal, terdiri dari 8 orang di Kecamatan Latimojong dan 6 orang di Kecamatan Suli Barat. Sementara dua warga lain di Suli Barat hingga kini masih dalam pencarian.
Sementara di Wajo, 12.000 warga yang terdampak kesulitan mengakses air bersih akibat sumber air, termasuk sungai, tertutup lumpur.
Untuk mendistribusikan bantuan ke Latimojong dan lokasi lainnya, dua helikopter, masing-masing dari Polda Sulsel dan Lanud Hasanuddin, disiapkan. Namun, di daerah yang tertutup lumpur, tim masih sulit mencari lokasi pendaratan.
”Kami sudah melakukan pemantauan di pesisir timur Sulsel yang terdampak banjir. Kami melihat bahwa seluruh daerah dan bantaran sungai masih terendam dan dipenuhi lumpur. Kami coba mencari spot untuk landing, tetapi belum ketemu karena tertutup air,” kata Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian R Djajadi, Sabtu (4/5/2024) sore, seusai melakukan pemantauan udara bersama penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Di darat, upaya menembus Kecamatan Latimojong yang terisolasi juga terkendala medan terjal dan kabut. Putusnya jalan dan jembatan ke wilayah ini membuat kendaraan roda empat ataupun roda dua sulit menembus lokasi.
”Kami tetap berusaha untuk menembus jalur ke Latomojong. Dua helikopter sudah disiapkan. Namun, memang untuk saat ini kondisi cuaca belum bagus. Tak hanya itu, ada juga kendala geografis karena jalan tertutup longsor dan juga berkabut. Yang dikhawatirkan adalah longsor susulan. Jadi, harus berhati-hati,” kata Kepala BPBD Sulsel Amson Padolo.
Di Latimojong dan sebagian daerah yang terdampak banjir, listrik padam sejak Jumat. Bantuan bahan makanan, pakaian, selimut, dan obat-obatan serta lilin telah disiapkan untuk warga. Sebagian bantuan, terutama untuk wilayah yang bisa dijangkau, mulai disalurkan.
Posko bantuan
Seusai melakukan pemantauan udara di wilayah Sidrap, Wajo, dan Luwu, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memutuskan membuka posko utama di Siwa, Kabupaten Wajo. Wilayah ini selain cukup parah, juga berada di antara Sidrap dan Luwu.
”Kami sudah melakukan pemantauan dan hampir seluruh wilayah di Siwa, Wajo, tertutup lumpur. Ada 12.000 warga terdampak yang saat ini kesulitan air bersih. Namun, polda sudah menyiapkan satu alat water treatment untuk ditempatkan di posko. Dapur umum juga dibuka. Malam ini saya akan menginap di Siwa setelah tadi malam di Luwu,” katanya.
Posko kesehatan juga telah dibuka. Ratusan gabungan tenaga medis dan sukarelawan disebar ke berbagai lokasi untuk memberikan layanan kesehatan di posko-posko kesehatan dan pengungsian.
”Kami pastikan memberikan layanan kesehatan, pemeriksaan kepada warga, terutama pengungsi. Kami berusaha mengantisipasi penyakit-penyakit pascabanjir, seperti ISPA, muntaber, dan gatal-gatal,” kata Muhammadong, Koordinator Posko Kesehatan Kemenkes yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sulsel.
Banjir bandang dan longsor menerjang enam kabupaten di Sulsel pada Jumat (3/5/2014). Keenam kabupaten ini adalah Luwu, Wajo, Sidrap, Enrekang, Pinrang, dan Sinjai. Korban meninggal terbanyak di Luwu. Hingga Sabtu sore, data Pemprov Sulsel menyebut 14 korban jiwa akibat longsor, dua orang lainnya masih dalam pencarian.
Hingga kini kerusakan masih terus didata. Berdasarkan data sementara, ratusan rumah hanyut terbawa air ataupun ambruk akibat longsor. Ribuan rumah terendam dan sebagian rusak. Persawahan, kebun, dan berbagai fasilitas ikut terendam lumpur. Sejumlah ruas jalan dan jembatan putus.
Terkait cuaca yang masih ekstrem, BMKG Sulsel mengeluarkan peringatan. Peringatan ini, antara lain, meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat hingga dua hari ke depan. Masyarakat juga diharapkan agar tetap waspada dan berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah,
”Khusus untuk daerah bertopografi curam, bergunung, tebing, atau rawan longsor agar tetap waspada, khususnya jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ataupun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi terus-menerus,” kata prakirawan BMKG Sulsel, Amhar Ulfiana.