Tawuran di Bandar Lampung Kembali Telan Korban, Seorang Pelajar Tewas
Tawuran antarpelajar di Kota Bandar Lampung kembali menelan korban. Seorang pelajar tewas.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Rizky AS Al Qolili (16), seorang pelajar, tewas diduga akibat terlibat tawuran di Kota Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (4/5/2024). Hingga kini, polisi masih mengejar para pelaku dan mendalami motif penganiayaan yang menewaskan korban.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Umi Fadillah Astutik mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu dini hari. Saat itu, dua kelompok remaja bertemu di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung, sekitar pukul 02.30 WIB. Kedua kelompok pelajar itu kemudian terlibat keributan dan saling serang hingga menewaskan Rizky.
Sabtu pagi, jenazah korban dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Saat ini, jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Namun, belum ada pihak keluarga yang bersedia memberikan keterangan.
”Saat ini kami tengah melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut. Tim dari Polsek Teluk Betung Selatan, Polresta Bandar Lampung, dengan didukung Jatanaras Polda Lampung masih bekerja untuk mencari bukti dan keterangan tambahan guna mengungkap identitas para pelakunya,” kata Umi saat dikonfirmasi, Sabtu sore.
Polisi telah mendatangi lokasi kejadian perkara dan menyita barang bukti, di antaranya sebilah celurit. Senjata tajam itu ditemukan tergeletak di lokasi. Polisi tengah menyelidiki apakah celurit tersebut digunakan oleh para pelaku untuk menyerang dan menganiaya korban.
Samsul (60), warga Kelurahan Kangkung yang menjadi saksi di lokasi kejadian, menuturkan, dirinya sempat melihat sejumlah remaja berboncengan sepeda motor sambil membawa batu dan kayu sekitar pukul 02.00 WIB.
Tak lama setelah itu, ia mendengar keributan dari arah belakang gudang sebuah perusahaan swasta di Kelurahan Kangkung. Tak jauh dari situ, seorang pelajar berlumuran darah ditemukan tergeletak di pinggir jalan. Warga pun segera melapor ke polisi.
Kepala Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Dennis Arya Putra mengungkapkan, korban diduga meninggal akibat luka senjata tajam. Selain itu, ditemukan pula luka akibat pukulan benda tumpul dan lebam pada bagian wajah serta sekujur tubuhnya.
Dari hasil penyelidikan sementara, kedua kelompok pelajar yang terlibat tawuran berasal dari dua sekolah SMA swasta di Bandar Lampung. Mereka diduga saling tantang di media sosial sebelum akhirnya bertemu di lokasi untuk tawuran.
Saat ini kami tengah melakukan penyelidikan terhadap peristiwa ini. Tim dari Polsek Teluk Betung Selatan, Polresta Bandar Lampung, dengan didukung Jatanaras Polda Lampung masih bekerja untuk mencari bukti dan keterangan tambahan guna mengungkap identitas para pelaku.
Deretan kasus tawuran
Kasus tewasnya seorang pelajar setelah terlibat tawuran di Lampung bukan kali ini terjadi. Pada 30 Oktober 2023, Gilang Ihsan Zikri (18), siswa SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung, juga ditemukan tewas dengan sejumlah luka sabetan senjata tajam. Polisi menetapkan lima pelajar berusia 15-18 tahun sebagai tersangka atas kasus tersebut.
Pada Senin (18/3/2024), Levino Rafa Fadila (14), remaja asal Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, juga tewas setelah terlibat perang sarung antarremaja di sekitar tempat tinggalnya. Dua remaja yang juga teman korban ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut. Kedua remaja tersebut menendang dan memukul korban dengan sarung yang telah dikeraskan saat bermain perang sarung.
Terkait hal tersebut, dosen hukum dan kriminologi dari Universitas Lampung, Heni Siswanto, menyatakan amat prihatin atas peristiwa itu. Ia menyebut, saat ini anak-anak cenderung kehilangan rasa untuk saling menjaga etika, empati, dan moral. Kondisi itu yang membuat kenakalan remaja yang dilakukan sering kali berakibat fatal.
Tawuran yang belakangan kian marak terjadi di Lampung dipandang sebagai cara para remaja itu untuk menunjukkan eksistensinya. Mereka ingin dianggap tangguh, punya nyali, dan mampu bertahan oleh teman-temannya.
Menurut dia, upaya pencegahan perlu melibatkan semua pihak, baik aparat kepolisian maupun pemerintah daerah. Ia mendorong agar aparat kepolisian meningkatkan patroli untuk mencegah aksi kenakalan remaja. Pemerintah daerah, mulai dari tingkat kelurahan/desa, juga harus berperan mencegah aksi tawuran di lingkungannya.