Kecelakaan Kereta Pandalungan Vs Minibus di Pasuruan, 4 Penumpang Tewas
Kereta Pandalungan dan minibus mengalami kecelakaan di Pasuruan. Empat penumpang minibus tewas dalam peristiwa ini.
Oleh
DEFRI WERDIONO, DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
PASURUAN, KOMPAS — Minibus tertabrak Kereta Api Pandalungan di jalur pelintasan langsung atau JPL 146 Kilometer 70+8/9, Desa Patuguran, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (7/5/2024) pagi. Akibatnya, empat dari tujuh penumpang minibus tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Korban yang meninggal di lokasi adalah Munjiah (62), Aidah (60), dan Alwiyah (55). Sementara penumpang bernama Maslahah meninggal saat dirawat di rumah sakit. Adapun sopir dan dua penumpang lain menderita luka dan saat ini dirawat di RSUD R Soedarsono Pasuruan.
”Para korban dikabarkan merupakan rombongan keluarga besar Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, yang hendak berkunjung ke kerabatnya di Rejoso. Saat tiba di lokasi justru mengalami musibah ini,” kata Wakil Kepolisian Resor Kota Pasuruan Kota Komisaris Andria Diana Putra.
Andria mengatakan, kecelakaan itu terjadi pukul 08.41 WIB di petak jalan antara Stasiun Pasuruan dan Rejoso. Saat peristiwa terjadi, Toyota Kijang bernomor polisi N 1475 WU yang dikemudikan M Rofiq Abdillah melaju dari arah selatan ke utara. Sementara kereta melaju dari arah barat ke timur (Jakarta menuju Jember). Akibat kecelakaan itu, minibus terseret hingga 150 meter dengan kondisi hancur.
Menurut saksi mata bernama Sadullah, sukarelawan penjaga lintasan, dirinya sudah memperingatkan sopir minibus tersebut agar berhenti lantaran ada kereta hendak melintas. Namun, peringatan itu diabaikan. Sopir tetap melintas hingga akhirnya tertabrak kereta.
Polisi, kata Andria, sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, memeriksa saksi dan bukti untuk dilakukan penyelidikan terkait kejadian ini. ”Kami juga berkoordinasi dengan dishub (dinas perhubungan) dan KAI (PT Kereta Api Indonesia) agar palang pintu kereta segera diaktifkan,” katanya.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut dan belum menetapkan tersangkanya. ”Belum ada tersangka, masih mengumpulkan kesaksian, masih melakukan penyelidikan lebih dahulu. Nanti info lebih lanjutnya akan kami kabarkan,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Manajer Hukum dan Humas PT KAI Daerah Operasional 9 Jember Cahyo Widiantoro menyatakan, pihaknya menyesalkan peristiwa ini. Akibat kecelakaan tersebut, lokomotif KA Pandalungan mengalami kerusakan.
Jangan menyelonong, pastikan aman sebelum melintasi rel kereta api dengan berhenti sejenak, tengok kanan dan kiri serta memastikan tidak ada kereta yang mendekat. Jangan gegabah, keluarga menungu di rumah.
Selain menyebabkan terganggunya perjalanan KA Pandalungan, kejadian itu juga mengganggu perjalanan Kereta Logawa dari Jember tujuan Purwokerto yang seharusnya bersilang dengan Pandalungan di Stasiun Rejoso.
”Pukul 09.59, evakuasi bangkai mobil selesai dilakukan menjauh dari jalur kereta. Sempat dikirim lokomotif penolong dari Jember. Namun, pukul 10.08 KA Pandalungan bisa berangkat setelah dilakukan perbaikan oleh tim teknisi,” ujarnya.
Atas kejadian ini, menurut Cahyo, PT KAI Daop 9 akan menempuh proses hukum sesuai aturan yang berlaku. KAI Daop 9 kembali mengimbau masyarakat dan pengguna jalan yang akan melintas di pelintasan sebidang untuk selalu berhati-hati.
Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114, pengguna jalan wajib mendahulukan kereta api dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel.
”Jangan menyelonong, pastikan aman sebelum melintasi rel kereta api dengan berhenti sejenak, tengok kanan dan kiri serta memastikan tidak ada kereta yang mendekat. Jangan gegabah, keluarga menungu di rumah,” ujarnya.
Kecelakaan kereta dengan minibus yang terjadi hari ini merupakan peristiwa kali kedua di wilayah Daop 9 dalam enam bulan terakhir yang menewaskan lebih dari dua orang.
Sebelumnya, pertengahan November 2023 lalu, Isuzu Elfter tertabrak Kereta Probowangi jurusan Surabaya-Banyuwangi di pelintasan tanpa palang di Desa Ranupakis, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang. Sebanyak 11 orang asal Surabaya tewas dan 4 lainnya mengalami luka sedang-berat dalam peristiwa itu.