Lampung Craft 2024, Ajang Promosi Kerajinan Daerah Digelar Pekan Ini
Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis UMKM di Lampung dinilai berkembang cukup pesat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Lampung kembali menggelar Lampung Craft 2024 untuk mempromosikan berbagai produk kerajinan dan wastra Lampung. Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis usaha mikro kecil dan menengah di Lampung dinilai berkembang cukup pesat.
Lampung Craft 2024 berlangsung selama lima hari pada 7-11 Mei 2024. Kegiatan itu mengusung tema ”Pesona Keindahan Lampung Timur” atau ”The Aesthetic of East Lampung”. Setidaknya ada 42 gerai yang memamerkan berbagai produk tapis dan kerajinan tangan lainnya.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, pertumbuhan UMKM di Lampung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Sistem Informasi Data Tunggal Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Lampung sebanyak 492.986 unit usaha. Sebagian besar pelaku UMKM bergerak di bidang kuliner, tekstil, dan kerajinan lokal.
Jumlah UMKM di Lampung meningkat dibandingkan tahun 2023, yakni 326.505 unit. Pada tahun 2022, jumlah pelaku UMKM di Lampung yang terdata sebanyak 192.234 unit.
”Meningkatnya peran UMKM pada perekonomian daerah menunjukkan bahwa pengembangan UMKM adalah salah satu sektor yang penting untuk dipertahankan agar pertumbuhan ekonomi tetap tinggi. Oleh karena itu, UMKM perlu didorong untuk naik kelas dan semakin modern sehingga memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi perekonomian daerah,” kata Arinal saat membuka acara Lampung Craft 2024 di Gedung Graha Wangsa, Kota Bandar Lampung, Selasa (7/5/2024).
Lampung Craft 2024, menurut dia, bukan sekadar ajang pameran. Ajang ini juga wadah bagi para perajin untuk memperluas jaringan bisnis, memperkuat branding, dan meningkatkan penjualan. Acara tersebut juga sebagai sarana edukasi kepada masyarakat Lampung agar lebih mencintai dan membeli produk-produk lokal.
Arinal mengapresiasi ajang promosi kerajinan terbesar dan terlengkap yang sudah lima kali digelar. Ia berharap, kegiatan itu dapat mendorongpembangunan ekonomi kreatif dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Arinal juga menyinggung tentang perkembangan pembangunan pasar UMKM di kompleks Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandar Lampung, yang hampir rampung. Pembangunan sentra UMKM yang dimulai sejak tahun 2023 lewat dukungan 14 BUMN ini akan segera diresmikan untuk mendukung kemajuan pelaku usaha UMKM di Lampung.
Pasar UMKM Lampung dibangun di atas lahan seluas 4.853 meter persegi. Gedung utama direncanakan dibangun dua lantai dengan luas 1.297,40 meter persegi. Lantai 1 akan difungsikan sebagai area pajang dan etalase berbagai produk UMKM dari 15 kabupaten/kota. Di area ini akan disiapkan pula fasilitas pendukung lainnya, di antaranya kedai kopi dan area kerja untuk para pelaku bisnis.
Ketua Dekranasda Lampung Riana Sari Arinal mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah untuk mempromosikan dan mendorong para UMKM naik kelas. Selain pameran, akan ada berbagai kegiatan, seperti pelatihan dan penampilan seni kreatif lainnya.
Saat ini produk kerajinan tangan Lampung juga semakin bergeliat. Tidak hanya kain tapis dan sulam usus, berbagai kerajinan, seperti sulam usus, tikew, dan batik Lampung juga berkembang.
Capaian dari kegiatan Lampung Craft tahun ini pun diharapkan semakin baik. Berdasarkan data tahun lalu, nilai transaksi gelaran Lampung Craft Tahun 2023 mencapai Rp 1,72 miliar.
Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo mengatakan, pameran ini menjadi sarana bagi pelaku UMKM untuk membuktikan kualitas produknya. Selain itu, beragam karya kerajinan tangan dan wastra yang dihasilkan juga menjadi aset berharga bagi pemerintah dan budaya Lampung.
Bertahan
Marni Nazaruddin (53), pendiri usaha sulam usus “Nabilla Lampung” menuturkan, para pelaku UMKM di bidang kerajinan terus berupaya menjaga kreativitas, eksistensi produk, dan pemasaran lewat berbagai cara, baik dengan mengikuti pameran maupun membuka toko daring.
Ia berkolaborasi dengan anaknya untuk menciptakan berbagai produk baru sulam usus yang lebih kasual. Sulam usus yang selama ini hanya dikenal sebagai kain tradisional kini diaplikasikan ke berbagai produk baju yang lebih kasual, seperti blazer. Dengan begitu, anak-anak muda terutama generasi Z, tertarik menggunakan dan turut melestarikan salah satu kerajinan tradisional khas Lampung tersebut.
Saya bisa memperkenalkan produk dan memberikan kartu nama kepada setiap pengunjung.
Usaha itu dirintis Marni sejak tahun 2005 dan mampu bertahan hingga sekarang berkat keuletan dan kreativitas. Selain pemasaran, pelaku UMKM juga bersiasat menjaga kualitas produk di tengah kenaikan harga bahan baku, seperti kain dan benang.
Sementara itu, Lastri (39), pelaku usaha batik tulis Lampung, mengatakan, pameran memang tidak menjamin produk kain batiknya bisa langsung habis terjual. Akan tetapi, pemeran menjadi ajang promosi produk. Karena itu, ia aktif mengikuti berbagai pameran di Lampung hingga luar daerah untuk memperkenalkan produknya.
”Saya bisa memperkenalkan produk dan memberikan kartu nama kepada setiap pengunjung,” ucapnya.