Realisasi Investasi Triwulan I Jateng Naik, Kemudahan dan Keamanan Dijamin
Jateng optimistis mencapai target realisasi investasi 2024. Hingga triwulan I-2024, realisasinya mencapai 19 persen.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Realisasi investasi di Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2024 meningkat 19 persen dari periode yang sama di tahun 2023. Pemerintah Provinsi Jateng terus berupaya menawarkan kemudahan dan jaminan keamanan untuk menarik para investor. Target realisasi investasi dari pemerintah pusat sebesar Rp 77,43 triliun di tahun 2024 optimistis dicapai.
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) menyebutkan, realisasi investasi di Jateng sampai dengan triwulan I-2024 sebesar Rp 15,167 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 9,313 triliun merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan sebanyak Rp 5,854 triliun merupakan penanaman modal asing (PMA).
Capaian investasi triwulan I Jateng tersebut lebih tinggi 19 persen dari realisasi investasi pada periode yang sama di tahun 2023. Pada triwulan I-2023, realisasi investasi di Jateng sebesar Rp 12,78 triliun. Angka itu terdiri dari Rp 7,27 triliun PMDN dan Rp 5,51 triliun PMA.
Realisasi investasi pada triwulan I-2024 Jateng mencapai sekitar 19 persen dari total target realisasi investasi 2024 yang dipasang Badan Koordinasi Penanaman Modal, yakni Rp 77,43 triliun. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari optimistis target itu akan tercapai. Perekonomian di Jateng juga diharapkan turut meningkat seiring dengan adanya investasi-investasi tersebut.
”Kami berharap berbagai kegiatan promosi investasi serta pelayanan prima yang kami berikan bisa mempercepat investasi di Jateng. Melalui investasi ini, perekonomian akan meningkat, pengangguran berkurang, dan kemiskinan juga akan berkurang,” kata Sakina dalam keterangannya, Selasa (7/5/2024).
Menurut Sakina, terdapat 13.927 unit proyek investasi yang dibangun pada triwulan I-2024. Proyek-proyek itu menyerap sebanyak 78.204 tenaga kerja. Jumlah proyek itu meningkat sebesar 66,33 persen dari periode yang sama di tahun 2023 yakni 8.373 unit. Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang terserap juga 60,28 persen lebih tinggi dari periode yang sama 2023 yakni 48.793 orang.
Sakina menyebut, Pemerintah Provinsi Jateng memberikan berbagai kemudahan untuk menarik para investor. Salah satu yang dilakukan adalah membuka layanan pusat bantuan melalui sambungan telepon ataupun tatap muka. Layanan tatap muka digelar di kantor DPMPTSP Jateng dan di 33 titik mal pelayanan publik yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jateng.
Tak hanya memberikan berbagai kemudahan hingga insentif pajak, Pemerintah Provinsi Jateng juga memberikan jaminan keamanan bagi para investor.
Pemberian insentif juga dilakukan untuk Pajak Kendaraan dan Pajak Air Permukaan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 37 dan 38 Tahun 2023 tentang Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Jateng Tahun 2023-2025.
”Yang ditunggu-tunggu oleh investasi dalam bentuk insentif berupa Pajak Bumi Bangunan dan persetujuan bangunan gedung. Itu kewenangannya di kabupaten/kota. Selain itu, investor juga berharap mendapatkan keringanan pajak berupa tax allowance dan tax holiday,” ujarnya.
Tak hanya memberikan berbagai kemudahan hingga insentif pajak, Pemerintah Provinsi Jateng juga memberikan jaminan keamanan bagi para investor. Menurut Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, pihak-pihak yang mengganggu keamanan dalam investasi akan ditindak.
”Kami menjamin bahwa di Jateng ini bisa dikatakan cukup kondusif. Masyarakat di sini welcome. Tidak pernah berbuat suatu permasalahan,” ucap Nana.
Nana menyebut, investasi sangat penting untuk Jateng. Selain untuk meningkatkan ekonomi dan menyerap tenaga kerja, melalui investasi ia berharap ada transfer teknologi dan pengetahuan. Hal itu dianggap Nana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayahnya.
Zhang Chongshun, salah satu pimpinan Sunra, produsen motor listrik asal China, mengatakan, keharmonisan masyarakat dan baiknya komunikasi yang terjalin dengan pihak-pihak di Jateng membuatnya memutuskan untuk memilih Jateng sebagai lokasi ekspansi. Ke depan, Sunra bakal merealisasikan pembangunan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal.
”Sebelumnya, Sunra telah melakukan survei ke berbagai lokasi di sejumlah negara, tetapi tidak menemukan kecocokan,” kata Chongsun.
Menurut Chongsun, Sunra mulai memproduksi sepeda motor listrik dan sepeda listrik pada 1997. Saat ini, mereka memiliki lima pangkalan produksi di China dengan kapasitas produksi mencapai 10 juta unit per tahun. Pabrik yang dibangun di Kendal direncanakan bisa mulai berproduksi pada Mei 2025. Menurut rencana, akan diproduksi 1 juta unit per tahun dari pabrik tersebut untuk memenuhi kebutuhan di berbagai negara di Asia.
Kami menjamin bahwa di Jateng ini bisa dikatakan cukup kondusif. Masyarakat di sini welcome. Tidak pernah berbuat suatu permasalahan.
”Kami mempekerjakan sekitar 1.500 orang yang 95 persen merupakan tenaga kerja lokal. Selain tenaga kerja lokal, kami juga menggunakan bahan-bahan baku dari Indonesia. Hanya ada sebagian kecil komponen yang masih perlu impor,” tutur Chongsun.
Chongsun menambahkan, pihaknya akan mengajak pabrik-pabrik pembuat komponen untuk sepeda dan motor listrik dari China turut berinvestasi di Indonesia. Jika berhasil, biaya produksi di perusahaannya bisa ditekan.