Rabu Pagi, Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bali dan Lombok
Warga Bali dan Lombok merasakan dan dibuat panik oleh guncangan gempa bermagnitudo 5,2 pada Rabu pagi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Gempa tektonik bermagnitudo 5,2 mengguncang Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/5/2024) pagi. Belum ada laporan kerusakan atau korban, tetapi kejadian itu sempat memicu kepanikan warga.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi di Mataram Rabu pagi mengatakan, gempa terjadi pada pukul 06.09 Wita. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,1.
“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,60 derajat Lintang Selatan dan 115,81 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 108 Km arah Barat Daya Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 82 kilometer,” kata Ardhianto.
Menurut Ardhianto, jika melihat episenter (titik pusat gempa bumi di atas permukaan bumi) serta dan kedalaman hiposenter (titik gempa di bawah permukaan bumi), gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi (perubahan bentuk) batuan di dalam lempeng (ntra-slab).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” kata Ardhianto.
Hingga pukul 08.00 Wita, belum ada gempa susulan yang terjadi. Begitu juga laporan dampak kerusakan atau korban dari kejadian itu. Tetapi saat gempa, warga merasakan guncangan beberapa detik dan sempat panik.
“Saya sempat panik dan keluar rumah bersama keluarga,” kata Yanuar Usman (35), warga Mataram.
“Lumayan kaget karena gempanya. Terasa sekali,” kata Mone (34), warga Mataram lainnya.
Berdasarkan data BMKG, guncangan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di sejumlah wilayah di Bali dan Nusa Tenggara Barat. Beberapa daerah itu di antaranya Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Kota Mataram, Lombok Utara, Sumbawa Barat dengan skala intensitas III Modified Mercalli Intensity (MMI) atau skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Masyarakat juga kami himbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Pada skala intensitas III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu.
Selain itu, daerah Karangasem Bali juga merasakan guncangan dengan skala intensitas II MMI. Pada skala itu, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami,” kata Ardhainto.
Seperti pada kejadian sebelumnya, Ardhianto mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Masyarakat juga kami himbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Sebelum kembali ke rumah, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan,” kata Ardhianto.
BMKG juga menyediakan berbagai kanal komunikasi resmi terverifikasi yang bisa diakses warga. Ardhianto menyebutkan, kanal resmi seperti di @infoBMKG di Instagram dan X, laman www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, serta di Telegram https://t.me/InaTEWS_BMKG. Tersedia juga aplikasi BMKG untuk perangkat berbasis Android dan iOS.