Butuh Disiplin, Ambisi, Rendah Hati, dan Nutrisi
Menjadi pesepak bola andal tidak bisa hanya bermodal talenta. Untuk menjadi pesepak bola profesional, sejak dini, atlet dituntut kerja keras ataupun disiplin dalam berlatih, memiliki ambisi memenangi pertandingan, rendah hati saat di puncak prestasi ataupun ketika gagal, dan mangontrol asupan nutrisi ataupun gaya hidup sehat. Tanpa upaya tersebut, mustahil mimpi menjadi pesepak bola profesional, apalagi bintang, bisa tercapai.
Pola hidup seperti itu yang menghantarkan sejumlah anak muda menjadi pesepak bola andal, bahkan melegenda, sekalipun dari keluarga miskin. Di Brasil, pada era 1950-an, pemuda berusia belasan tahun bernama Edson Arantes do Nascimento alias Pele membuktikan itu.
Sekalipun hidup miskin, ia tak putus asa dan tekun berlatih sepak bola. Dalam film mengenai perjalanan hidupnya berjudul Pele: Birth of A Legend (2016), ia tetap rajin berlatih walaupun hanya menggunakan koran bekas sebagai alas kaki dan buah jeruk sebagai bolanya.
Singkat cerita, kerja keras, kedisiplinan, ambisi, kerendahan hati, dan gaya hidup sehatnya berbuah manis. Pria kelahiran 23 Oktober 1940 itu menjadi pemain paling produktif di Santos, yakni mencetak 1.091 gol dari 1.115 laga. Ia pun membawa Santos meraih 26 gelar dari semua kompetisi yang diikuti.
Di tim nasional Brasil, ia mencetak 92 gol dari 95 laga. Ia tercatat sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah tim "Samba" hingga sekarang. Selain itu, atlet yang dijuluki "O Rei" (Sang Raja) ini membawa Brasil juara tiga kali Piala Dunia, yakni pada tahun 1958, 1962, dan 1970.
Pele pun dikenang sebagai legenda sepak bola dunia dan teladan generasi muda hingga sekarang. "Sukses tidak lahir kebetulan. Sukses adalah hasil kerja keras, ketekunan, belajar, rela berkorban, dan mencintai apa yang kau lakukan," ujar Pele, berpesan.
Local Project Director FC Barcelona Soccer School Singapore Angel Toledano Flores seusai peresmian kerja sama Nestle Milo dan Barcelona selama empat tahun untuk kampanye gaya hidup sehat dan aktivitas fisik kepada generasi muda, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Adrian Fajriansyah, dari Singapura, Kamis (19/1), mengatakan, sejak dahulu hingga sekarang, disiplin, ambisi, rendah hati, dan gaya hidup sehat tetap merupakan resep utama menjadi pesepak bola andal.
Hal itu pun menjadi nilai-nilai Barcelona yang ditanamkan sejak dini kepada para pemain yunior. Oleh karena itu, lewat akademinya yang berjuluk "La Masia", Barcelona mampu menghasilkan banyak pesepak bola andal dan melegenda, seperti Pelatih Timnas Indonesia Luis Milla (1983-1988), Pelatih Manchester City Josep Guardiola (1984-1992), dan bintang Barcelona Lionel Messi (2000-2005).
Bahkan, hingga kini, mayoritas pemain Barcelona merupakan alumni akademinya. Bermodal lulus akademi itu pula, Barca menjelma menjadi klub sepak bola terbaik dunia satu dekade terakhir. Mereka juara pada semua kompetisi yang diikutinya, dari Liga Spanyol, Liga Champions UEFA, hingga Piala Dunia Antarklub.
"Di akademi Barcelona di seluruh dunia, kami tidak hanya mengajarkan teknik, tetapi juga hal yang menyangkut nilai-nilai Barcelona, seperti kerja keras, disiplin, ambisi, rendah hati, saling menghormati, kerja sama, dan gaya hidup sehat," ujar Flores.
Menurut Managing Director FC Barcelona Asia Pacific Xavier Asensi, nilai-nilai itu menentukan karier pesepak bola. Jika tidak menjaganya, karier pesepak bola yunior tak akan sukses. Bahkan, sekalipun sudah profesional, karier pesepak bola bersangkutan bisa terjun bebas.
"Nilai-nilai itu membentuk karakter pesepak bola. Jika mereka berkarakter kuat, mereka bisa bertahan saat menghadapi tantangan dan berpeluang terus berkarier serta berprestasi," ucapnya.
Fokus perbaikan nutrisi
Dari semua nilai tersebut, asupan nutrisi atau gaya hidup sehat mendapatkan perhatian lebih oleh Barcelona ataupun Nestle Milo. Sebab, masih banyak anak atau generasi muda yang asupan nutrisinya kurang. Hal itu banyak dialami generasi muda di negara berkembang di Asia, Oseania, Afrika, dan Amerika Latin.
Berdasarkan data Unicef (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak) 2016, lima dari enam bayi berusia di bawah dua tahun di negara berkembang mengalami gizi kurang. Di Indonesia, merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anak balita gizi buruk dan kurang gizi terus meningkat dalam tujuh tahun ini, yakni 17,9 persen pada tahun 2010, dan 19,3 persen pada tahun 2013.
Kekurangan gizi menyebabkan kejadian stunting (anak pendek) di Indonesia meningkat dalam tujuh tahun terakhir, yakni 35,6 persen pada tahun 2010 dan 37,2 persen pada tahun 2013. Stunting menyebabkan efek buruk jangka panjang pada anak, antara lain menghambat tumbuh kembang, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran. Hal ini berefek negatif bagi kualitas hidup mereka, termasuk dalam karier.
Untuk itu, Nestle Milo dan Barcelona menjalin kerja sama selama empat tahun. Executive Vice President Nestle SA Patrice Bula mengatakan, melalui kerja sama itu, pihaknya dan Barcelona akan mengampanyekan betapa penting asupan nutrisi ataupun gaya hidup sehat dan aktivitas fisik bagi generasi muda di negara berkembang di Asia, Oseania, Afrika, dan Amerika Latin.
Lewat kerja sama itu, mereka akan mengadakan sejumlah kegiatan, seperti workshop, diskusi, dan pelatihan untuk mengampanyekan gaya hidup sehat. Mereka pun akan mengadakan program pengembangan olahraga. Bahkan, di Indonesia, program pengembangan olahraga yang digagas Nestle Milo sudah berjalan sejak 2003, yakni Kejuaraan Bulu Tangkis Milo School Competition U-13 dan U-15 sejak 2003, Lomba Lari Milo 10K sejak 2010, dan Festival Sepak Bola Milo Football Championship U-12 sejak 2015.
Mereka juga berencana menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk membuat program khusus dalam mengampanyekan pentingnya gaya hidup sehat dan aktivitas fisik kepada generasi muda.
"Asupan nutrisi ataupun gaya hidup sehat merupakan bagian penting yang menentukan kesuksesan di masa mendatang. Untuk itu, sangat penting dikampanyekan kepada generasi muda sejak dini," kata Bula.
Nestle Milo memilih bekerja sama dengan Barcelona karena menilai klub asal Catalan itu sangat terkenal dan memiliki banyak pendukung sehingga mudah mengampanyekan gaya hidup sehat.
Barcelona menilai Nestle Milo adalah perusahaan yang memiliki kesamaan visi-misi, yakni menjunjung tinggi kerja keras, disiplin, ambisi, dan kerendahan hati. Lewat kerja sama itu, diharapkan lahir atlet-atlet baru yang bisa menjadi teladan layaknya Pele.