logo Kompas.id
OlahragaDuel Lawan Keraguan
Iklan

Duel Lawan Keraguan

Oleh
· 4 menit baca

MUENCHEN, SELASA — Bayern Muenchen dan Arsenal dilanda situasi identik jelang duel di babak 16 besar Liga Champions, Kamis (16/2) dini hari WIB. Manajer kedua tim ini diteror kritik deras dan pesimisme akibat performa di bawah rata-rata. Keduanya harus saling bunuh untuk menepis kritik. Ancelotti, manajer tersukses di kompetisi Eropa dengan tiga trofi Liga Champions, disambut sukacita penggemar Muenchen ketika menggantikan Pep Guardiola pada musim panas lalu. Pelatih asal Italia itu diharapkan mengembalikan "Die Roten" sebagai penguasa Eropa, hal yang gagal diraih Guardiola selama tiga musim di klub raksasa Jerman itu. Namun, kurang dari setahun melatih, euforia untuk Ancelotti mulai meredup. Itu dimulai dari gagalnya Muenchen menjadi juara Grup D di babak penyisihan grup Liga Champions musim ini. Muenchen bahkan kalah memalukan dari klub gurem asal Rusia, Rostov, November lalu.Fans Muenchen pun kian frustrasi dengan minimnya "percikan" di tubuh Die Roten. Kontras dengan gaya "kereta cepat" dan atraktif yang dipraktikkan Guardiola, Die Roten kini menjadi tim "miskin" gol dan lebih pragmatis di bawah asuhan Ancelotti. Mereka kini acap kali kesulitan mencetak gol. Saat melawan tim gurem penghuni zona degradasi di Liga Jerman, Ingolstadt, akhir pekan lalu, Die Roten nyaris kehilangan poin. Mereka butuh menit-menit terakhir untuk membekap tim tersebut lewat gol Arturo Vidal dan Arjen Robben.Diliputi friksi Koran Inggris, Mirror, bahkan melaporkan, kamar ganti Muenchen sempat diliputi friksi karena sejumlah pemain Jerman di tim itu mulai meragukan tekad bintang-bintang asing seperti Vidal untuk mengangkat performa Die Roten. Karl-Heinz Rummenigge, petinggi Muenchen, terpaksa turun tangan meredam aura negatif itu. "Tak perlu pesimistis. Kita semua sudah melihat berkali-kali permainan tim ini bisa meningkat di saat-saat yang tepat dan krusial," ujarnya penuh optimisme. Pelan tapi pasti, Muenchen kini mulai stabil bersama Ancelotti. Sempat nyaris disalip RB Leipzig di puncak Liga Jerman, Die Roten kini unggul tujuh poin berkat tren mengilap, yaitu delapan kemenangan dan sekali imbang di sembilan laga terakhir."Hasil positif itu memberikan kami kepercayaan diri untuk laga Rabu ini (kontra Arsenal). Kami telah menunjukkan karakter hebat. Itu hal terpenting," ujar Ancelotti menjelang laga ini. Die Roten juga memiliki rekor positif lainnya yang membuat mereka kian percaya diri menjamu "The Gunners" di Arena Allianz. Markas Muenchen itu merupakan stadion paling menakutkan di Eropa dewasa ini. Mereka selalu menang di 15 laga Eropa terakhir di stadion itu. Itu merupakan rekor baru di Liga Champions. "Semua orang menunggu laga ini. Itu akan menjadi ujian besar. Namun, kami optimistis tampil baik di Allianz dengan mencetak setidaknya satu gol dan tidak kebobolan," ujar Robert Lewandowski, striker Muenchen. Satu-satunya masalah yang bisa menggagalkan ambisi Die Roten untuk memperpanjang rekor kemenangan kandang itu adalah soal kemungkinan absennya penyerang sayap Franck Ribery, bek Jerome Boateng, dan gelandang Xabi Alonso. Ketiganya cedera. Namun, Muenchen punya banyak pemain berkualitas. Absennya Ribery, misalnya, bisa ditutupi oleh peran Thomas Mueller atau penyerang muda, Kingsley Coman. Adapun Javier Martinez kemungkinan mengisi posisi yang ditinggalkan Boateng.The Gunners juga punya misi tidak kalah berat untuk mematahkan keraguan sekaligus stereotip. Dalam enam musim terakhir, Arsenal selalu terhenti di babak 16 besar. Dua kali pula mereka dijegal Muenchen di fase itu, yaitu pada 2013 dan 2014. Arsenal dan Muenchen ibarat "kawan lama" yang ditakdirkan sering bertemu di kompetisi itu. Dalam empat tahun terakhir, keduanya telah enam kali berduel. Dari keenam duel itu, hanya dua kali Arsenal menang. Itu terjadi pada 2013 dan 2015. Tak ayal, Manajer Arsenal Arsene Wenger kian berada dalam tekanan berat guna mematahkan nasib buruk di 16 besar itu. Kekalahan dari Muenchen dan kembali tersingkir di fase ini akan membuat karier Wenger sulit diselamatkan. "Kami memang punya rekor buruk atas mereka. Namun, kami pernah menang di sana (Arena Allianz). Kami harus mampu bertahan sebagai tim di sana dan mengupayakan hasil maksimal di kandang pada duel berikutnya," ujar Wenger. (AP/AFP/JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000