logo Kompas.id
OlahragaHindari Cedera dengan "Chi...
Iklan

Hindari Cedera dengan "Chi Running"

Oleh
· 2 menit baca

Lari tidak sekadar melangkahkan kaki. Ada metode khusus yang bisa dipelajari agar para penggemar lari bisa menjiwai seni berlari sekaligus menghindari cedera. Danny Dreyer, pelatih jalan kaki dan lari dari Amerika Serikat, mengajarkan metode baru bernama chi running atau lari menggunakan tenaga chi, kesatuan aliran tenaga dari alam dan tubuh. Dreyer adalah pelari yang telah mengikuti 39 ultra-maraton dan selalu masuk urutan tiga besar. Ultra-maraton adalah lomba lari dengan jarak lebih dari 42,195 kilometer. Sepanjang mengikuti lari ultra-maraton, Dreyer yang baru berkunjung ke Jakarta, akhir pekan lalu, mengaku menggunakan metode chi running saat berlari. Di Jakarta, Dreyer mengajarkan bagaimana berlari dengan chi running kepada penggemar lari. "Fokus saya bukan mengajarkan teknik ini kepada atlet elite karena mereka mungkin sudah mengerti cara berlari. Saya ingin berfokus mengajarkan lari kepada orang biasa," kata Dreyer. Lari yang diajarkan Dreyer adalah berlari dengan lebih dulu "menjatuhkan" badan. Pelari harus berdiri tegak kemudian mendorong bagian perut ke depan. Setelah badan condong, kaki melangkah ke depan agar tidak jatuh. "Daerah perut merupakan pusat keseimbangan manusia. Jadi saat berlari tenaga dipusatkan di situ, bukan pada kaki," kata Dreyer.Dreyer menyebut metode yang ia ajarkan adalah berlari dengan mengurangi kerja kaki. Teknik ini ia dapatkan dengan menggabungkan ilmu tai chi yang ia pelajari. Dalam tai chi, kata Dreyer, diajarkan untuk bergerak sehalus mungkin, mengalir mengikuti gravitasi bumi. Saat bergerak, manusia juga diajarkan untuk menyelami atau menikmati gerakan itu. "Dalam berlari juga sama. Kita bisa terapkan berlari tanpa melawan gravitasi. Biarkan gravitasi menarik kita (dengan menjatuhkan badan), baru kemudian langkah kaki mengimbangi," ungkap Dreyer. Cara ini diyakini bisa mengurangi cedera pada kaki. Kebanyakan pelari mengalami cedera di otot paha, betis, atau tumit. "Saya juga sempat berhenti lari gara-gara cedera otot paha belakang," kata Svida Alisjahbana (52), Presiden Direktur Femina Group, yang mengundang Dreyer ke Jakarta. Ia mulai berolahraga lari pada usia 48 tahun. Dreyer kini memiliki banyak murid. Mereka ingin berlatih lari tanpa cedera. Beberapa bahkan mengaku bisa sembuh dari cedera yang dialami setelah menerapkan chi running. Lee Hing Yen, warga Singapura yang belajar kepada Dreyer, mengaku, ia mulai ikut lari maraton saat umur 38 tahun. Usianya sekarang telah mencapai 70 lebih. Sebelum kenal chi running, Yen berulang kali mengalami cedera. Paling parah adalah retak pada tulang tumit karena kakinya mendarat dengan posisi yang salah. (IND)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000