logo Kompas.id
OlahragaPeluang Perbaikan Lorenzo
Iklan

Peluang Perbaikan Lorenzo

Oleh
· 4 menit baca

PHILLIP ISLAND, SELASA — Uji coba resmi kedua untuk tim-tim dan pebalap MotoGP 2017 di Sirkuit Phillip Island, Australia, 15-17 Maret, akan menjadi peluang emas bagi Jorge Lorenzo untuk menyempurnakan persiapannya menyambut kompetisi musim 2017 bersama tim Ducati.Pada uji coba resmi pertama di Sepang, akhir Januari lalu, hanya Lorenzo yang gagal masuk ke jajaran lima besar dalam tiga hari uji coba. Pebalap-pebalap papan atas lainnya, seperti Marc Marquez, Valentino Rossi, Maverick Vinales, Dani Pedrosa, dan Andrea Dovizioso, bergantian bisa masuk ke jajaran lima besar.Lorenzo mengakhiri uji coba di Sepang dengan finis terbaik di posisi kedelapan, sementara rekan setimnya, Dovizioso, mampu berada di posisi lima besar. Karena itu, Lorenzo berjuang memperbaiki adaptasinya dengan motor Desmosedici dalam berbagai kondisi sirkuit."Saya cukup yakin di Phillip Island akan lebih baik. Di Sepang, saya semakin banyak memahami karakter motor Ducati. Mudah-mudahan saya bisa mendapatkan cara terbaik untuk mengeluarkan seluruh potensinya," ungkap Lorenzo di Jakarta seusai uji coba di Sepang.Bagi tim Repsol Honda serta pebalapnya, Marquez dan Pedrosa, uji coba di Phillip Island akan menunjukkan sejauh mana para teknisi bisa meningkatkan setelan elektronik di motor mereka."Yang paling perlu segera ditingkatkan memang masalah elektroniknya. Masalah lain ada, tetapi saya rasa itu bakal lebih cepat bisa diatasi," ungkap Marquez ketika berada di Jakarta, dua pekan lalu. Sementara bagi tim-tim papan bawah, selisih waktu yang masih cukup lebar dari tim-tim papan atas harus bisa segera dipangkas pada uji coba di Australia itu.Tim pendatang baru KTM, misalnya, masih harus memperkecil selisih waktu 1,97 detik dari pencetak waktu tercepat di Sepang, Vinales. Masalah terbesar yang dihadapi motor KTM, seperti dilaporkan Autosport, adalah kurangnya daya cengkeram ban belakang dan juga sistem elektroniknya."Ini adalah sebuah sepeda motor \'perawan\', khususnya dalam hal elektronik, dan karena itulah Anda harus mengontrol dan mengendarainya dengan seluruh kekuatan tubuh Anda. Karena itu, Anda akan merasa lelah sekali setelahnya," papar pebalap KTM, Pol Espargaro.Sirkuit Phillip Island yang dikenal sebagai sirkuit berkecepatan tinggi akan memberikan keuntungan kepada semua tim MotoGP. Cuaca yang lebih bersahabat ketimbang di Sepang memberikan kesempatan kepada semua tim untuk menguji coba pilihan ban yang paling cocok untuk motor masing-masing. Mereka juga berkesempatan menguji daya tahan motor karena kesempatan menempuh putaran lebih banyak ketimbang di Sirkuit Sepang.Rabat absenPebalap tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS, Tito Rabat, dipastikan tidak bisa mengikuti uji coba resmi kedua di Australia setelah mengalami kecelakaan di Malaysia. Rabat yang menderita sejumlah keretakan tulang dan juga robek beberapa bagian otot membutuhkan waktu untuk pemulihan sebelum benar-benar bisa turun lagi di lintasan balap."Meskipun keretakannya telah pulih dengan baik dan tidak akan mengganggunya untuk mengendarai lagi di Australia, cedera pada lutut belum sembuh. Walaupun telah menjalani fisioterapi dengan intensif, kondisi otot di persendiannya belum pulih dan itu berisiko membahayakan," jelas Michael Bartholemy, Kepala Tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS, dalam situs resmi MotoGP. Keputusan untuk absen dari uji coba di Australia itu, ditambahkan Bartholemy, diambil berdasarkan kesepakatan dengan Rabat. Tujuannya agar kondisi fisiknya sudah lebih baik ketika mengikuti balapan pertama GP Qatar pada 26 Maret.Suspensi F1Dari ajang Formula 1 (F1), kemarin Autosport.com melaporkan gagalnya tim-tim F1 mencapai kesepakatan mengenai keabsahan sistem suspensi canggih yang digunakan tim Mercedes. Debat mengenai sistem suspensi yang dinilai sebagai alat yang membantu aerodinamika mobil itu telah bergaung beberapa bulan sejak perancang Ferrari, Simone Resta, mengirimkan surat kepada Direktur Balapan F1 Charlie Whiting untuk meminta klarifikasi mengenai sistem suspensi Mercedes itu. Respons Whiting ketika itu sangat jelas, yaitu sistem suspensi yang meningkatkan performa mobil, melalui aerodinamika dan ketinggian mobil yang lebih baik, bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap aturan.Akan tetapi, dalam diskusi lebih lanjut di jajaran Direksi Teknik F1 dengan FIA, pekan lalu, tidak dicapai kesepakatan mengenai apakah sistem suspensi itu diizinkan atau tidak.Ada tiga usulan yang mengemuka, yaitu kembali ke sistem suspensi konvensional, peralihan ke sistem suspensi aktif, dan tidak ada batasan terhadap konsep sistem hidrolik yang saat ini digunakan. Akan tetapi, tim-tim masih berbeda pandangan.Keputusan akhir ada di tangan Whiting, yang diperkirakan akan menyampaikan keputusannya sebelum balapan pembuka F1 2017 di Melbourne, Australia, pada 26 Maret.Meski demikian, tim-tim memahami bahwa arahan Whiting sifatnya tidak mengikat, sedangkan interpretasi yang sifatnya mengikat hanya bisa dikeluarkan oleh para pengawas balapan atau Pengadilan Banding FIA.Jika masalah ini belum selesai hingga balapan pembuka F1, dan Mercedes menggunakan suspensi yang dipersoalkan, tim yang merasa keberatan bisa mengajukan protes resmi. (OKI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000