logo Kompas.id
OlahragaAkankah Gelar ke Cipayung...
Iklan

Akankah Gelar ke Cipayung Lagi?

Oleh
· 3 menit baca

Sebelum tahun 2012, dalam daftar juara ganda campuran All England, dari Indonesia hanya ada Christian Hadinata/Imelda Wiguna yang menjadi juara pada 1979. Situasi berubah sejak Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juara pada 2012. Ganda campuran Indonesia mendominasi dengan empat gelar juara dalam lima tahun terakhir.Musim 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto meneruskan dominasi Tontowi/Liliyana (Owi/Butet), yang membawa pulang gelar juara pada 2012-2014. Owi/Butet juga tampil di final pada 2015, tetapi ditaklukkan Zhang Nan/Zhao Yunlei (China).Praveen/Debby tampil gemilang dengan menyingkirkan dua ganda China, termasuk Zhang/Zhao, untuk menuju final. Adapun dalam perebutan gelar juara, mereka menang atas Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark). Empat dari lima kemenangan diraih dalam dua gim.Namun, setelah menjuarai All England, hasil terbaik yang mereka raih hanya satu final dari 11 turnamen, yaitu di Hongkong, November. Meski demikian, Praveen tak terpengaruh catatan itu. "Setelah kami juara All England, lawan pasti mempelajari permainan kami. Namun, untuk tahun ini, persiapan kami selama dua bulan sudah matang," ujar Praveen.All England, yang akan digelar di Birmingham, Inggris, 7-12 Maret, menjadi turnamen pertama bagi Praveen/Debby pada tahun ini. Di bawah arahan pelatih ganda campuran pelatnas utama Richard Mainaky, mereka mempersiapkan diri sejak awal tahun. Bersama sebagian besar pemain ganda campuran, Praveen/Debby melewatkan kejuaraan antarklub Super Liga di Surabaya, Jawa Timur, 19-26 Februari. Latihan tiga kali sehari, setiap Selasa dan Kamis, seperti yang selama ini dijalankan tim ganda campuran, juga dilakukan. "Persiapan sudah cukup baik. Kami berharap bisa mencapai puncak penampilan di All England," kata Debby.Catatan prestasi ganda campuran di berbagai turnamen internasional membuat nomor ini menjadi andalan juara, selain ganda putra. Dari 13 turnamen Super Series/Premier pada 2016, ganda campuran meraih empat gelar, diikuti ganda putra (3), dan tunggal putra (1). Namun, nama yang diandalkan belum lepas dari Praveen/Debby dan Owi/Butet. Tiga pasangan lain yang akan tampil di All England, yaitu Ronald Alexander/Melati Daeva, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, dan Hafiz Faizal/Shela Devi Aulia belum bisa menyamai level dua senior mereka.Richard menuturkan, kali ini saatnya mereka menunjukkan kemampuan di turnamen dengan persaingan lebih ketat. Apalagi, berdasarkan undian, tiga ganda Indonesia akan melawan pasangan yang lebih berpengalaman di babak pertama.Ronald/Melati akan melawan unggulan ketiga, Nielsen/Pedersen (Denmark), sementara Alfian/Annisa berhadapan dengan Lu Kai/Huang Yaqiong (China/5). Hafiz/Shela akan melawan Zhang Nan/Li Yunhui (China) yang berstatus non-unggulan, tetapi Zhang Nan berpengalaman menjuarai turnamen besar, seperti All England dan Olimpiade."Saya ingin melihat mereka menunjukkan kesungguhan ingin menang melawan pemain unggulan, seperti yang ditunjukkan pemain muda negara lain. Jangan minder," kata Richard.Sementara pasangan muda China, Zheng Siwen/Chen Qingchen, menjadi hadangan terberat untuk memperpanjang dominasi Indonesia di ganda campuran. Kedua pemain berusia 19 tahun itu memuncaki peringkat dunia ganda campuran saat ini. Mereka tampil fenomenal di sepanjang tahun 2016 dengan mencapai 13 final dari 15 turnamen. Tujuh gelar diperoleh. Selain itu, masih ada Nielsen/Pedersen dan ganda Inggris, Chris/Gabrielle Adcock, sebagai harapan Eropa. (iya)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000