logo Kompas.id
Olahraga"Pengkhianatan" Unai Emery di ...
Iklan

"Pengkhianatan" Unai Emery di Lapangan Hijau

Oleh
· 2 menit baca

Setiap tahun, Manajer Paris Saint-Germain Unai Emery selalu menyempatkan pulang ke kampung halamannya di Hondarribia, Spanyol, untuk memperingati kemenangan negaranya atas Perancis dalam perang yang terjadi pada 1638. Tahun ini, Emery justru pulang untuk "meremukkan" Spanyol. Perang antarnegara itu seolah terulang kembali dalam babak 16 besar Liga Champions yang mempertemukan dua tim terbaik dari kedua negara itu. Emery dan PSG mewakili Perancis, sementara Barcelona mewakili Spanyol. Di Paris, Rabu (15/2), PSG lebih dulu menjatuhkan "bom" yang mampu menghancurkan Barcelona. PSG menang 4-0. Pekan ini, PSG datang ke Spanyol dan berencana menjatuhkan "bom" kedua. Penampilan PSG dalam babak 16 besar ini sungguh mengejutkan banyak kalangan. PSG mampu membuat pesepak bola kelas dunia, seperti Lionel Messi, menjadi tak berdaya. Padahal, seperti ditulis ESPN, Emery sempat mendapat banyak kritik atas penampilan PSG yang dinilai kurang memuaskan. Kritik itu, misalnya, karena Emery cenderung enggan melakukan pergantian formasi di tengah laga. Setelah menang atas Barcelona, keadaan berubah. Emery menjadi pahlawan dan fans PSG pun bersorak-sorai. Manajer berusia 45 tahun itu memang suka membuat suporter bergembira. Maka, ia tidak mau menurunkan tensi permainan setelah laga kontra Barcelona."Yang paling penting adalah kegembiraan suporter karena mereka menyatu dengan tim," kata Emery. Dalam setiap laga, Emery selalu memaksa timnya untuk tampil maksimal dan menjadikan permainan enak disaksikan. Pemain cadanganSeperti kebanyakan manajer tim lainnya, Emery juga merupakan mantan pemain sepak bola. Namun, ia bukanlah pemain yang hebat. Emery pernah bermain untuk Real Sociedad B sebagai gelandang selama lima musim. Ia baru merasakan bermain di Divisi Utama pada 1995-1996 bersama Real Sociedad. Selanjutnya, ia kembali ke Divisi Dua bersama sejumlah tim, seperti Toledo, Ferrol, dan Leganes. Meski bukan pemain menonjol, Emery punya insting kepelatihan yang mumpuni. Hal itu sudah terlihat saat ia bermain di Real Sociedad. "Emery suka berdebat sepanjang waktu, dia tidak segan bertengkar dengan pelatih jika melihat permainan timnya tidak pas," kata mantan Pelatih Real Sociedad Mikel Etxarri.Emery kemudian menjalani debutnya sebagai manajer tim saat berusia 32 tahun bersama Lorca Deportiva pada 2004. Kesuksesan baru ia raih bersama Sevilla saat menjuarai Liga Europa pada 2014. Sukses di Liga Europa itu dia ulangi bersama Sevilla pada 2015 dan 2016. Sejak saat itulah, PSG, tim kaya dari Perancis, melirik Emery yang memiliki ide brilian. PSG sepertinya memilih pelatih yang tepat. (AFP/DEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000