logo Kompas.id
OlahragaISG 2017 Ajang Uji Coba Lifter...
Iklan

ISG 2017 Ajang Uji Coba Lifter Pelatnas

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Tim angkat besi Indonesia bersiap tampil di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Baku, Azerbaijan, 12-22 Mei. Pekan olahraga negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam itu merupakan ajang uji coba sebelum para lifter bertarung di SEA Games Kuala Lumpur 2017."Di ajang itu kita tidak akan bertemu lawan dari Vietnam dan Thailand. Namun, kita bisa bersaing melawan atlet asal negara-negara Eropa. Ajang ini penting untuk melihat perkembangan atlet selama pelatnas," ujar kepala pelatih nasional Dirdja Wihardja, Kamis (9/3).Dirdja mengatakan, dalam ISG 2017, tim angkat besi bertekad tampil lebih baik daripada ISG 2013. Saat itu Indonesia selaku tuan rumah mengumpulkan enam medali emas, dua perak, dan dua perunggu. Medali emas untuk nomor putri dipersembahkan Sri Wahyuni Agustina (48 kilogram), Citra Febrianti (53 kg), Okta Dwi Paramita (58 kg), dan Sinta Darmariani (63 kg). Sementara emas untuk nomor putra disumbangkan Eko Yuli Irawan (62 kg) dan Deni (69 kg). Tim angkat besi kini menjalani pelatnas di GOR Sabilulungan, Soreang, Bandung. Arena latihan dengan kelengkapan fasilitas berupa ruang sauna, kamar ganti putra dan putri, serta ruang makan itu pernah digunakan untuk PON Jabar 2016.Menurut Dirdja, para atlet menunjukkan perkembangan signifikan selama berlatih di Bandung. Jumlah angkatan lifter putri Lisa Indriyani (48 kg), misalnya, menunjukkan progres yang menggembirakan. Jika biasanya angkatan snatch Lisa 69-70 kg, kini angkatannya menjadi 74 kg.Namun, kekuatan lengan lifter putri yang baru pertama kali bergabung dengan pelatnas itu belum terlalu baik. Karena itu, untuk jenis angkatan clean and jerk, Lisa perlu menjalani latihan tambahan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Latihan strength and conditioning untuk memaksimalkan penampilan dilakukan setiap Selasa dan Kamis. Dalam latihan itu, ada 10 gerakan yang dilakukan para atlet, seperti push-up dan squat. Untuk meningkatkan kemampuan, Lisa juga menjalani dua gerakan strength and conditioning setiap kali selesai latihan keras."Di sini semua diperhatikan, mulai dari makan, penginapan, hingga latihan. Kalau dulu hanya fokus latihan angkatan, di pelatnas ada latihan tambahan yang menunjang," ujar Lisa.Menggunakan aplikasi Berbagai terobosan dilakukan untuk mendukung program latihan. Salah satunya atlet mengunduh aplikasi telepon genggam bernama WL-Log. Di situ tertulis lengkap program dan target latihan setiap hari. Berbagai kemajuan dan kekurangan latihan juga tercatat dalam aplikasi itu.Lifter putri Dewi Safitri (53 kg) mengatakan, keberadaan aplikasi sangat mendukung latihan. "Biasanya kami harus bolak-balik ke pelatih untuk bertanya program latihan. Sekarang kami hanya perlu lihat aplikasi untuk tahu program yang harus dijalani. Selain itu, hasil latihan juga tercatat lebih lengkap. Sebelum ada aplikasi, biasanya kami tidak mencatat hasil latihan karena terlalu lelah," katanya. (DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000