logo Kompas.id
OlahragaChristian: Jangan Cepat Puas
Iklan

Christian: Jangan Cepat Puas

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Ganda putra juara All England, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dinilai banyak kalangan, termasuk sesama pebulu tangkis, sebagai pemain dengan bakat unik. Keduanya memiliki kecepatan dan sering mengecoh lawan dengan arah pukulan yang sulit ditebak. Talenta itu sia-sia jika tak dimaksimalkan.Christian Hadinata, tiga kali juara All England di ganda putra dan campuran era 1970-an, menilai, kemampuan itu termasuk bakat alam. "Pemain seperti mereka, terutama Kevin, ibarat sudah lahir dengan kemampuan seperti itu. Ini yang harus dijaga pemain dan diawasi pelatih. Jangan disia-siakan, jangan cepat puas," ujar Christian yang saat melatih juga banyak melahirkan ganda putra kelas dunia.Terkait Marcus, Christian memujinya sebagai pekerja keras dan memiliki motivasi besar untuk menjadi lebih baik. "Saat saya masih di pelatnas, saya melihat Marcus sering menambah sendiri latihannya," kata Christian.Hal yang sama dikatakan ayah Marcus, Kurniahu Gideon, yang menjadi pelatihnya di saat libur latihan di Pelatnas Cipayung. Akhir pekan, Marcus berlatih di lapangan PB Tangkas.Christian menilai, prestasi ganda yang berpeluang menjadi ganda putra nomor satu dunia dalam daftar peringkat baru, Kamis ini, akan berdampak positif bagi ganda putra Indonesia. Lahirnya sang juara dalam turnamen besar biasanya menarik perhatian pemain muda untuk bermain di nomor yang sama.Peraih dua gelar juara dunia pada 1980 itu mencontohkan, banyak stok pemain ganda putra setelah era Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky, apalagi setelah mereka meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996. Di bawah Ricky/Rexy, Indonesia memiliki beberapa ganda kuat, di antaranya kombinasi dari Candra Wijaya, Sigit Budiarto, Tony Gunawan, dan Halim Haryanto."Pemain juara akan menjadi idola bagi pemain muda. Lihat saja di ganda campuran, setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ada Praveen Jordan/Debby Susanto yang menjadi juara All England. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi nomor tunggal karena pelatih harus menciptakan idola baru," lanjut Christian. Ricky menambahkan, selain faktor idola, bibit pemain ganda putra di klub juga cukup bagus untuk dikembangkan di pelatnas. "Pemain berasal dari klub. Jadi, pembinaan di klub sangat menentukan perjalanan atlet di pelatnas," kata Ricky, juara All England 1995 dan 1996. Meski demikian, pelatnas ganda putra juga memiliki pekerjaan rumah, yaitu menciptakan pasangan-pasangan lain dengan prestasi setara Kevin/Marcus. Pelatnas utama sebenarnya mengandalkan Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama untuk meneruskan prestasi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Namun, seperti dikatakan Christian, mereka belum bisa mengemban tanggung jawab besar itu.Swiss TerbukaDari babak pertama Grand Prix Gold Swiss Terbuka di Basel, Rabu, ganda campuran RI, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, gagal memperbaiki hasil di All England pekan lalu. Unggulan kedelapan itu tersisih pada laga awal setelah dikalahkan Mark Lamsfuss/Isabel Herttich (Jerman), 22-24, 21-16, 15-21. Padahal, level turnamen Swiss Terbuka di bawah All England. Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika juga kalah dari Zheng Siwei/Chen Qingchen (China). Adapun Tontowi/Gloria Emanuelle lolos ke babak kedua. Dinar Dyah Ayustine dan Fitriani di tunggal putri, serta Anthony Ginting di tunggal putra, juga melaju ke putaran kedua.     (row/iya)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000