logo Kompas.id
Olahraga"Final" Delapan Besar
Iklan

"Final" Delapan Besar

Oleh
· 4 menit baca

NYON, JUMAT — Aura final bakal tersaji di fase delapan besar Liga Champions musim ini. Duel Barcelona kontra Juventus misalnya bakal menyajikan ulangan final 2015 yang sarat dendam. Adapun duel klasik Real Madrid versus Bayern Muenchen menciptakan reuni "maut" bagi manajer Carlo Ancelotti. Senyum lebar tersungging di wajah Ian Rush, duta Liga Champions musim 2016-2017, saat menunjukkan kertas bertulis Juventus di Nyon, Swiss, Jumat (17/3). Melalui tangan mantan pemain Liverpool dan Juve, yang malam itu mengenakan kaus hitam-putih di balik setelan jasnya, Barca menemui takdirnya bertemu Juve di perempat final.Duel Barca kontra Juve ibarat yin versus yang, yaitu tim dengan serangan paling garang melawan tim dengan pertahanan terbaik di musim ini. Barca mengemas total 26 gol, sementara Juve baru kebobolan 2 gol di delapan laga. Hasil undian itu mengabulkan doa bek Juventus, Leonardo Bonucci, yang justru berharap bertemu "Blaugrana" di delapan besar. "Saya berharap kami bisa bertemu Barcelona di babak berikutnya. Menghadapi lawan yang mencuri trofi (Liga Champions) kami dua musim lalu akan menjadi insentif tambahan bagi kami," ujar Bonucci menjelang digelarnya undian perempat final.Bonucci dan rekan-rekannya belum bisa melupakan kekalahan 1-3 dari Barca di final Liga Champions dua tahun lalu di Jerman. Tak ayal, motivasi mereka bakal menggebu-gebu menghadapi juara bertahan Liga Spanyol itu.Kali ini mereka berharap bisa mendepak Barca dan mengulangi perempat final Liga Champions musim 2002-2003. Pada saat itu, "Si Nyonya Besar" melaju ke semifinal berkat kemenangan 2-1 di Camp Nou. Pada duel di Turin, kedua tim imbang 1-1."Duel ini (kontra Barca) tiba di saat tepat. Sejak final (2015), kami berkembang pesat. Barca sangat kuat. Namun, kami tak gentar. Kami hanya perlu fokus dengan diri sendiri dan berjuang (di lapangan) selama 180 menit," tutur Wakil Presiden Juventus Pavel Nedved yang membantu Juve mendepak Barca di perempat final 14 tahun silam. Sejumlah pihak menilai Barca saat ini tidaklah setangguh dua tahun silam ketika terakhir kali meraih trofi "si kuping lebar". Musim ini, mereka dua kali kalah, yaitu dari Manchester City (penyisihan grup) dan Paris Saint-Germain (babak 16 besar). Namun, kebangkitan fenomenal, yaitu kemenangan 6-1 atas PSG pekan lalu, mengembalikan kepercayaan diri mereka. "Tidak ada lawan mudah di perempat final. Saya sangat menyegani Juve. Namun, kami punya keuntungan, yaitu bermain kandang di laga penentu (kedua). Mental kami tengah tinggi saat ini," ungkap Wakil Presiden Barcelona Jordi Mestre dikutip dari ESPN. Duel tak kalah sengit juga bakal tersaji antara Muenchen dan Madrid. Keduanya adalah pengoleksi trofi Liga Champions terbanyak selain AC Milan. Madrid dan Muenchen adalah langganan babak semifinal, bahkan final, lima tahun terakhir.Duel spesial Keduanya kini terpaksa saling bunuh untuk memutus rekor positif itu. Tak ayal, itu bakal menjadi duel yang sangat spesial bagi Ancelotti, Manajer Bayern Muenchen. Duel kedua raksasa pada 18 atau 19 April mendatang bakal menjadi kepulangan pertama Ancelotti ke Santiago Bernabeu sejak meninggalkan bekas klubnya, Madrid, 2015 silam."Ini laga yang sangat menarik. Saya sangat mengenal mereka (Madrid). Mereka adalah tim fantastis dengan pelatih yang fantastis pula. Saya kira kami punya kemampuan mengalahkan Madrid. Kami penuh kepercayaan diri dan ingin memenangi trofi ini di musim ini," ujar Ancelotti dikutip dari UEFA.com. Kedua tim itu sering bertemu di pentas Eropa. Dari total 22 laga keduanya, Muenchen punya rekor lebih baik, yaitu 11 kali menang dan 9 kali kalah, dari "Los Blancos". Namun, rekor positif "Die Roten" terhenti pada 2014. Saat itu Muenchen dua kali ditaklukkan Madrid dan tersingkir di semifinal dengan agregat telak, 0-5. Menariknya, saat itu Madrid dilatih Ancelotti, sementara Muenchen oleh Pep Guardiola. Ancelotti lantas menutup musim itu dengan trofi Liga Champions la decima alias kesepuluh Madrid. Ancelotti kini justru dijadikan Muenchen sebagai senjata untuk menjungkalkan juara bertahan. Ancelotti kini mengejar rekor sebagai pelatih pertama yang meraih empat trofi Liga Champions. Dua gelar lainnya ia raih bersama Milan pada 2003 dan 2007."Bayern adalah salah satu lawan terburuk. Mereka kini punya Carlo, pelatih yang sangat berpengalaman. Ini jelas undian tidak menguntungkan buat kami," ujar Direktur Real Madrid Emilio Butragueno. (AFP/Reuters/JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000