logo Kompas.id
OlahragaMencari Bibit Sprinter di ICF ...
Iklan

Mencari Bibit Sprinter di ICF Criterium

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 100 pebalap lebih dari berbagai daerah di Indonesia siap mengikuti kejuaraan Indonesia Cycling Federation Criterium Series 2017 di Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/4). Tim nasional balap sepeda Indonesia yang tengah mengikuti pemusatan latihan di Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah, ikut terjun di kejuaraan yang akan diselenggarakan hingga 12 seri ini.Seri Indonesia Cycling Federation (ICF) Criterium akan digelar bertahap. Empat seri diadakan menjelang SEA Games Kuala Lumpur 2017 dan delapan seri lagi sebelum Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Lomba balap sepeda jarak pendek itu diadakan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) untuk menjaring bibit-bibit atlet balap sepeda dari berbagai daerah. Lomba ini dibagi dalam tujuh kelas, yaitu elite putra (45 kilometer), elite putri (30 km), yunior putra (30 km), yunior putri (15 km), dan Master A, B, C yang masing-masing berjarak 15 km.Di kelas Master, ISSI memberi kesempatan bagi pesepeda senior untuk ikut berlomba. Kelas Master A bisa diikuti pesepeda dengan usia 30-39 tahun, Master B usia 40-49, dan Master C untuk pesepeda di atas 50 tahun. "Lomba ini memang terbuka untuk umum. Siapa pun bisa ikut karena kami ingin membuat kegiatan balap untuk bersenang-senang sekaligus menjaring pebalap berpotensi," kata Sondi Sampurno, Kepala Bidang Perlombaan PB ISSI, Jumat (31/3).Menurut Sondi, melalui ICF Criterium, PB ISSI juga ingin menjaring bibit baru pebalap sprinter. Indonesia sangat membutuhkan pebalap sprinter yang bisa menandingi sprinter kuat dari negara lain di Asia Tenggara. Bahkan, jika mungkin, merajai wilayah Asia. Sayangnya, selama ini, jarang ada lomba balap sepeda yang khusus menguji kemampuan pebalap di nomor sprint. Pebalap sprinter tidak hanya dibutuhkan agar Indonesia bisa ikut bertanding di nomor-nomor khusus, seperti individual time trial dan team time trial di disiplin trek, tetapi juga diperlukan untuk disiplin jalan raya.Pada balapan jarak panjang (tur) jalan raya, kemenangan sebuah tim ditentukan para pebalap sprinter. Kemenangan dihitung dari tiga pebalap pertama yang berhasil masuk finis. Biasanya, di dua kilometer menjelang finis, para pebalap beradu sprint untuk "menjatuhkan" tim lawan. "Balap criterium suasananya akan seperti itu. Pebalap mengeluarkan daya ledak tenaganya untuk lebih dulu mencapai finis," kata Sondi. Kemampuan yang akan dilihat dari seorang pebalap dalam criterium ini, kata Sondi, tidak hanya kekuatannya saat adu sprint, tetapi juga inisiatif pebalap untuk mengambil keputusan dalam mencuri posisi lawan. "Inisiatif itu muncul dari naluri yang bisa diasah dari seringnya ikut lomba," ujar Sondi. Endang Subagyo, pelatih nasional balap sepeda disiplin jalan raya, memanfaatkan ICF Criterium ini sebagai pemanasan 12 anggota timnya. "Kami hanya ingin menjajal kemampuan. Berapa catatan waktu yang bisa diraih dan terus membiasakan diri dengan suasana lomba," kata Endang. (IND)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000