logo Kompas.id
OlahragaPetinju Profesional Indonesia ...
Iklan

Petinju Profesional Indonesia Saat Ini Minim Prestasi

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Dibandingkan Filipina dan Thailand, petinju profesional Indonesia sangat minim prestasi. Kurangnya pertandingan membuat kemampuan serta mental petinju kurang terasah sehingga sulit mencetak prestasi di luar negeri. "Di luar negeri, petinju kita jadi bulan-bulanan karena tidak dipersiapkan sejak dasar," kata Ferry Moniaga, mantan petinju dan olimpian, Kamis (6/4).Boxing Records menyebutkan, dari 239 petinju Indonesia yang saat ini aktif, hanya Daud "Cino" Yordan yang mampu menuai kemenangan di ring internasional.Petinju dari Bengkulu, Roy Tua Manihuruk, merupakan salah satu petinju yang banyak bertarung di luar negeri, antara lain di Australia dan beberapa negara Asia. Namun, dari 11 laga yang diikutinya, ia selalu kalah. Samsul Maarif alias Arif Blader, petinju asal Kebumen, Jawa Tengah, senasib dengan Roy. Sepanjang kariernya sejak 2008, Arif telah bertanding 10 kali, empat di antaranya dalam rangka perebutan gelar. Namun, tidak sekali pun dia menang. Menurut Ferry, seorang juara tidak lahir begitu saja, tetapi harus dibentuk. Pembentukan dilakukan mulai tingkat dasar sejak petinju masih remaja atau anak-anak. "Sebelum masuk profesional sebaiknya petinju mengasah kemampuan di jalur amatir lebih dulu. Amatir ibarat sekolah, sedangkan jalur profesional adalah pekerjaan untuk mencari uang," tutur Ferry. Hal senada disampaikan Sekretaris Jenderal Persatuan Tinju Amatir Shelly Miranda. Menurut Shelly, meski untuk menjadi petinju profesional tidak harus melalui jalur amatir, untuk Indonesia hal itu masih diperlukan. Penyelenggaraan pembinaan tinju amatir itu didanai pemerintah sehingga masih menjamin adanya pertandingan. Sementara tinju profesional betul-betul mengandalkan sponsor swasta. Sayangnya, sponsor di Indonesia masih enggan menggarap tinju."Tinju profesional baru bisa berkembang jika sudah menjadi industri," kata Shelly. Meski di jalur profesional Indonesia memiliki lima badan tinju, tidak banyak pertandingan diselenggarakan. Hal ini lagi-lagi terkait persoalan dana. Promotor Armin Tan ataupun Raja Sapta Oktohari yang menjadi promotor Daud Yordan pernah mengungkapkan sulitnya mencari sponsor untuk menyelenggarakan pertandingan. Dengan kondisi itu, menurut Ferry, beberapa petinju profesional memilih mencari tawaran berlaga di luar negeri. Di sisi lain, sebagian petinju amatir juga enggan beralih ke profesional karena mereka mengejar banyak kejuaraan demi bonus hadiah. (IND)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000