logo Kompas.id
OlahragaLuka Lama Ancelotti
Iklan

Luka Lama Ancelotti

Oleh
· 3 menit baca

MUENCHEN, SELASA — Memasuki perempat final Liga Champions, Kamis (13/4) dini hari WIB, Pelatih Bayern Muenchen Carlo Ancelotti dituntut mengobati luka yang ia goreskan tiga tahun lalu. Saat itu Real Madrid yang dilatih Ancelotti berhasil menyingkirkan Muenchen pada babak semifinal.Dalam dua laga semifinal pada tahun 2014 itu, Madrid mencetak total lima gol, sedangkan Muenchen, sang juara bertahan, sama sekali tidak berdaya untuk membalasnya. Kini, dua raksasa Eropa itu kembali bertemu untuk ke-23 kali di Allianz Arena. Pada laga esok, Ancelotti tidak hanya akan menghadapi mantan pasukannya, tetapi juga mantan "muridnya", Zinedine Zidane, yang kini mengasuh Real Madrid. Kini, bersama Muenchen, Ancelotti berbalik ingin menghancurkan Madrid. Ia sendiri ingin mengobati luka yang ia derita saat "El Real" memecatnya pada musim kedua. Ancelotti punya amunisi untuk itu. Muenchen di bawah asuhannya kini sedang menatap tiga peluang gelar yang bisa diraih, yakni juara Liga Champions, Bundesliga, dan Piala Jerman. Di Liga Champions, Muenchen baru saja membantai Arsenal dengan agregat 10-2 pada babak 16 besar. Ancelotti dinilai memiliki skuad yang lebih kuat dibandingkan saat Muenchen ditangani Pep Guardiola. Hal itu tidak lepas dari gaya kepelatihan Ancelotti yang tidak memperlakukan pemain seperti mesin. Keseimbangan porsi latihan dan istirahat sangat dijaga."Orang Spanyol bilang \'Demasiada agua mata la planta\',terlalu banyak air akan membunuh tanaman. Saya bukan pelatih yang membunuh pemain di lapangan," kata Ancelotti. Aspek emosi pemain juga ia perhatikan. Franck Ribery, misalnya, yang marah karena diganti saat berlaga melawan Borussia Dortmund, akhir pekan lalu, langsung lumer ketika Ancelotti mengecup pipinya dan memeluknya. Satu-satunya kekurangan yang dimiliki Muenchen adalah absennya bek tengah Mats Hummels yang mengalami cedera ligamen engkel. Jerome Boateng dan Javi Martinez pun harus bekerja keras menjaga daerah pertahanan. Pertahanan rapuh Di pihak lawan, pertahanan Madrid juga sedikit rapuh karena Pepe dan Raphael Varane masih dibekap cedera. Maka, Zidane akan menguatkan serangan dan berusaha mencegah pemain Muenchen terlalu lama bermain di daerah pertahanan mereka. Dengan formasi 4-3-3, Gareth Bale, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo akan menjadi "trisula" untuk mengoyak pertahanan Muenchen. Namun, trisula itu akhir-akhir ini sering dikritik media Spanyol akibat penampilan mereka kurang menggigit.Dari ketiga penyerang itu, Ronaldo yang paling banyak disorot. Musim ini, Ronaldo hanya menghasilkan 19 gol di La Liga. Sementara di Liga Champions musim ini, Ronaldo baru mencetak dua gol. Zidane juga tidak luput dari kritik media yang menilai gaya bermain Madrid sudah basi. Meski kini Madrid memimpin klasemen La Liga, Zidane sempat mengatakan posisinya tidak aman. Ia sadar mempertahankan posisi pelatih di Madrid tidak mudah, sama seperti yang pernah dirasakan Ancelotti."Saya sudah siap untuk segala kemungkinan. Sekarang saya hanya fokus untuk mengakhiri musim ini dengan baik," ujar Zidane yang sudah mempersembahkan trofi Champions musim lalu. Namun, para pemain masih membutuhkan Zidane yang dipandang membawa perubahan baru dan pintar membakar motivasi pemain di ruang ganti. "Namun, di sepak bola, yang paling dihitung adalah hasil dan trofi yang bisa diraih," kata kapten Madrid, Sergio Ramos. (AP/AFP/Reuters/DEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000