logo Kompas.id
Olahraga"Die Borussen" Melawan Trauma ...
Iklan

"Die Borussen" Melawan Trauma Ganda

Oleh
· 3 menit baca

MONAKO, SELASABorussia Dortmund menghadapi jalan terjal untuk memenuhi ambisinya lolos ke semifinal Liga Champions. Mereka harus menghadapi trauma ganda guna membalikkan kekalahan 2-3 dari AS Monako di laga kedua perempat final di Perancis, Kamis (20/4) pukul 01.45 WIB. Para pemain Dortmund masih dihantui insiden teror bom terhadap bus mereka menjelang duel pertama kontra Monako di Jerman, Selasa (11/4). Akibat insiden yang melukai bek Marc Bartra itu, laga tersebut ditunda. Bartra, yang terkena serpihan kaca bus dan masih terpukul secara psikis, belum bisa bermain pada laga balasan di markas Monako, Stadion Louis II. Padahal, klub berjuluk "Die Borussen" itu butuh bek-bek sigap guna menjinakkan barisan penyerang Monako yang lincah, seperti Kylian Mbappe Lottin.Ketajaman Lottin menyisakan "trauma" khusus bagi Dortmund, terutama kiper Roman Burki. Penyerang berusia 18 tahun itu dua kali merobek jala Dortmund. Kecepatan lari dan gocekan Lottin bisa kembali menjadi masalah bagi tiga bek tengah Dortmund. Namun, tantangan Die Borussen di laga ini bukan hanya Lottin. Mereka harus mampu menghilangkan trauma lainnya, yaitu teror bom bus Dortmund."Hingga kini, saya sering terbangun akibat mimpi buruk di malam hari. Ketika bangun, saya lega berada di rumah (bukan di bus). Itu pengalaman terburuk yang pernah saya alami," ujar Burki, seperti dikutip koran Swiss, Der Bund.Bantuan psikolog Burki mengungkapkan, akibat kejadian itu, ia dan sejumlah rekannya harus mendapat bantuan psikolog untuk menyembuhkan trauma membekas itu. "Mereka (psikolog) membantu kami untuk kembali fokus ke hal lain dan mengalihkan pikiran dari insiden itu (teror bom)," ucapnya. Para pemain Dortmud masih sedikit gelisah karena pelaku teror itu belum tertangkap hingga kemarin. Di tengah perlawanan akan trauma itu, mereka mampu menunjukkan kebangkitan psikologis saat menumbangkan Eintracht Frankfurt, 3-1, di Liga Jerman, Sabtu (15/4). Kemenangan itu seolah menjadi pelipur lara mereka. Sebagian pemain, berikut jajaran staf serta pelatih, menitikkan air mata seraya memegang kostum Bartra, pemain yang kini masih dirawat intensif di rumah sakit.Sven Bender, gelandang Dortmund, mengatakan, sungguh tidak mudah untuk tetap bermain setelah teror di Dortmund itu. Ia mengatakan, nyawa seluruh timnya dapat melayang jika ledakan tiga bom itu berada lebih dekat dari bus yang mereka tumpangi.Namun, ia mencoba mengambil hikmah dari musibah itu. Menurut Bender, musibah itu membuat solidaritas antarpemain di timnya menguat. Mereka bakal memiliki movitasi ekstra untuk mengalahkan Monako, pemuncak klasemen Liga Perancis, demi menghibur Bartra. "Tim ini telah mengerahkan upaya super, hal yang tidak biasa dilakukan orang umumnya, saat menghadapi Frankfurt. Kami bisa menuai kekuatan dari kejadian akhir-akhir ini. Kami bukan pemimpi. Kami sadar peluang kami (menyingkirkan Monako) kecil. Namun, itu (peluang) masih ada," tutur CEO Borussia Dortmund Hans-Joachim Watzke. Pada laga nanti, kekuatan Monako akan berkurang menyusul absennya gelandang pengatur serangan, Fabinho, akibat skorsing kartu. Fabinho ibarat "nyawa" dari permainan Monako. Selama dia tampil, Monako menang di 75 persen laga dan hanya sekali kalah musim ini. Namun, saat ia absen, Monako dilumat Paris Saint-Germain, 1-4, di final Piala Liga Perancis. "Tanpa dia (Fabinho), Monako sedikit kehilangan keseimbangan," ujar Eric Roy, mantan pemain di Liga Perancis yang menjadi komentator. (AP/AFP/Reuters/JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000