Derbi "Supremasi" di Eropa
MADRID, SENIN — Real Madrid punya kans besar untuk menancapkan supremasinya di Eropa, apalagi di kota Madrid, saat menghadapi rival sekota, Atletico Madrid, di semifinal Liga Champions, Rabu (3/5) dini hari WIB. Ambisi supremasi "El Real" itu akan beradu dengan motivasi ekstra Atletico, yaitu balas dendam. Kota Madrid kembali menyita perhatian penggemar sepak bola dunia ketika keduanya bersua di Liga Champions, yaitu untuk keempat kali beruntun dalam kurun empat musim terakhir.Tak ayal, duel ini sarat gengsi, sejarah, dan romantisisme. Madrid berambisi menjaga supremasi sekaligus mematahkan kutukan juara bertahan di kompetisi Eropa itu. Sejak AC Milan yang meraih trofi Piala Champions (kini Liga Champions) pada 1989 dan 1990, tidak ada lagi tim yang bisa mempertahankan gelar juara.Kutukan itu pernah dirasakan Real pada 2001, 2003, dan 2015. Di ketiga tahun ini, mereka hanya bisa menembus semifinal setelah mengangkat trofi "Si Kuping Lebar" pada tahun-tahun sebelumnya. Tabu itu juga dialami Manchester United, juara bertahan yang dikalahkan Barcelona, 0-2, di final musim 2008-2009.Namun, musim ini, Real punya kekuatan besar mematahkan kutukan lama itu. Ambisi mengukir sejarah, sebagai tim pertama pada era modern Liga Champions yang dapat mempertahankan gelar, dibakar oleh api motivasi para pemain pelapis seperti Isco dan James Rodriguez."Kami kini berada di semifinal. Itu cukup menjadi motivasi bagi semua pemain di tim. Kami enggan memikirkan masa lalu, lebih fokus mengejar target-target baru. Target kami musim ini tampil di Cardiff (lokasi final Liga Champions)," ujar Dani Carvajal, bek El Real, pada konferensi pers di Stadion Bernabeu, kemarin.Sepanjang musim ini, El Real tampil sangat meyakinkan di Liga Champions. Mereka adalah tim paling produktif dengan rata-rata sumbangan 2,8 gol per laga. Tingginya jumlah gol itu tercipta berkat masih tajamnya Cristiano Ronaldo dan sumbangan aktif para pemain pengganti seperti Alvaro Morata dan Marco Asensio. Berkat tingginya kemampuan mendulang gol itu, Madrid belum pernah kalah di Liga Champions musim ini. Rekor itu hanya dapat ditandingi Juventus, semifinalis lainnya. "Kami bekerja keras untuk mengoptimalkan peluang setiap kali diturunkan. Tim ini punya skuad terbaik di dunia," ujar Isco, penyerang sayap Madrid. Berkat skuad melimpah yang kaya pengalaman juara, Real selalu mempecundangi Atletico di Liga Champions. Terhitung telah tiga kali mereka mengubur mimpi "Los Rojiblancos" meraih trofi Liga Champions pertamanya. Dua dari pertemuan itu terjadi di final, yaitu 2014 dan 2016. Tak ayal, Atletico punya motivasi berlipat untuk menyingkirkan Real, tim tetangganya yang kaya-raya. "Mereka (Atletico) punya motivasi ekstra di semifinal mengingat apa yang terjadi di laga-laga sebelumnya. Seperti biasa, duel kali ini akan ketat. Kuncinya adalah meraih kemenangan di kandang (Bernabeu)," ucap Zidane.Menurut mantan pemain Real itu, hujan gol bakal sulit tercipta di derbi ini. Itu tidak terlepas dari karakter permainan Atletico. Los Rojiblancos adalah tim yang dibangun dari pertahanan. Mereka hanya kebobolan lima gol di Liga Champions musim ini. Adapun gawang Real 15 kali kebobolan."Tidak seperti musim lalu, kami sulit menghindari gawang tidak kebobolan di musim ini. Namun, kami akan mencobanya besok. Sangat penting menjaga gawang tidak kebobolan di babak gugur seperti ini," tutur Zidane.Pada laga ini, pertahanan Atletico kemungkinan tidak setangguh laga-laga sebelumnya. Mereka kehilangan tiga pilar di lini belakang, yaitu Jose Gimenez, Juanfran, dan Sime Vrsaljko. Pelatih Diego Simeone kemungkinan memainkan bek akademinya, Lucas Hernandez, di derbi ini.Hernandez tampil menawan di posisi bek tengah ketika timnya menggilas Las Palmas, 5-0, di Liga Spanyol, Sabtu lalu. Ia menjaga gawangnya tidak kebobolan. Kabar positif bagi fans Atletico adalah kembali pulihnya penyerang sayap Yannick Carrasco. Ia bisa menjadi ancaman besar pertahanan di sayap kanan Real.(AFP/Reuters/JON)
