logo Kompas.id
OlahragaMenanti Konsistensi Sanksi...
Iklan

Menanti Konsistensi Sanksi Komisi Disiplin

Oleh
· 3 menit baca

Sikap tidak sportif diperlihatkan kapten PS TNI, M Abduh Lestaluhu, saat menghadapi Bhayangkara FC dalam laga lanjutan Go-Jek Traveloka Liga 1, Sabtu (29/4), di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi. Saat berebut bola dengan penyerang Bhayangkara, Thiago Furtuoso Dos Santos, Abduh memukul kepala pemain asal Brasil itu. Dengan sikap menantang, Abduh lalu mendekati wasit yang segera memberinya kartu merah. "Kami sangat menyayangkan sikap Abduh. Mungkin dia merasakan beban berat sebagai kapten. Yang penting kami sudah menegur dia," kata Sekretaris Klub PS TNI Yandri, Senin (1/5). Peristiwa ini bukan yang pertama. Pada pekan pertama Liga 1, pemain PSM, Ferdinand Sinaga, juga memukul pemain Persela, Ivan Carlos. Ferdinand tak hanya mendapat kartu merah. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pun memperberat sanksi bagi penyerang tim nasional itu menjadi larangan empat kali bermain dan denda Rp 10 juta pada Jumat (28/4). "Sanksi berat kami jatuhkan sebagai efek jera bagi pemain bersangkutan dan pemain lainnya agar tidak melakukan pelanggaran aturan serupa. Sanksi yang lebih berat akan kami jatuhkan jika pemain yang sama melakukan pemukulan atau kekerasan lainnya untuk kedua kali," kata Asep Edwin, Ketua Komdis PSSI. Menurut Asep, Komdis ingin menegakkan aturan agar para pemain memiliki cara berpikir yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Setiap pelanggaran harus dikenai sanksi tegas agar mereka tak terbiasa melanggar. "Saat ini PSSI sedang berupaya membangun iklim persepakbolaan yang sehat dan Komdis akan berusaha membantu. Citra sepak bola nasional akan membaik jika semua pemain mengikuti aturan permainan yang ada," kata Asep. Menurut Asep, keputusan yang dibuat Komdis sudah didasarkan berbagai pertimbangan agar sulit dibatalkan atau dikurangi Komisi Banding. Di masa lalu, Komisi Banding sering mengurangi hukuman sehingga tidak menimbulkan efek jera.Pengamat olahraga dari Institut Teknologi Bandung, Tommy Apriantono, mengatakan, untuk mengatasi berulangnya kasus kekerasan antarpemain, Komdis harus konsisten menjatuhkan hukuman yang berat."Sanksi yang diberikan sudah cukup berat bagi pemain. Jika diberlakukan secara konsisten, pemain akan berpikir dua kali untuk memukul pemain lain," ujar Tommy.Di liga-liga Eropa, kata Tommy, pemukulan pemain juga sering terjadi di masa lalu. Namun, konsistensi komisi disiplin setiap negara dalam memberikan sanksi mampu mengurangi pelanggaran hingga saat ini. Konsistensi menjatuhkan hukuman berat dan menggandakan hukuman pada pelanggaran yang sama oleh pemain yang sama juga akan menggerus kebiasaan pemain memukul lawannya. Di masa lalu, PSSI tidak konsisten menjatuhkan hukuman seperti ini sehingga pemain justru merasa terlindungi dan terus mengulangi sampai sekarang.Menurut Tommy, sanksi denda juga dapat dijatuhkan bagi klub jika dua orang dari satu klub melakukan kekerasan. Dengan demikian, klub akan mendidik pemain dan memotong gaji pemain yang sering melakukan kekerasan. (ECA/DEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000