JAKARTA, KOMPAS — Pecatur Tanah Air, Medina Warda Aulia, mengincar gelar Master Internasional. Dia akan menjalani pertandingan untuk merebut norma MI ketiga di festival catur JAPFA ke-10 dan Turnamen Catur Internasional di Jakarta, 13-19 Mei.
Selain Medina, pecatur nasional yang akan tampil dalam kejuaraan itu adalah MI Novendra Priasmoro, Master FIDE (FM) Azarya Jodi Setyaki, FM Yoseph Theolifus Taher, dan FM Arif Abdul Hafiz. Medina dan Arif sudah dua kali meraih norma MI. Dengan demikian, jika kali ini mereka meraih satu norma MI lagi, gelar MI bisa disandang.
”Selain ingin mendapatkan gelar, saya juga berharap bisa menaikkan peringkat. Saya harus mendapatkan setidaknya 6,5 poin dari 11 pertandingan yang dijalani,” ujar Medina.
Dalam kejuaraan, pecatur putri berusia 20 tahun itu akan bertanding melawan 11 pecatur tangguh dari kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Pecatur internasional yang tampil adalah MI Haridas Pascua (Filipina), MI Sagar Shah (India), dan MI Vo Thanh Ninh (Vietnam). Ada pula Grand Master Wanita (WGM) Deysi Estela Cori Tello (Peru), WGM Mitra Hejazipour (Iran), dan MI Alina L’Ami (Romania).
Medina menuturkan, musuh terberatnya berasal dari Filipina. ”Dia (Haridas Pascua) memang sudah berpengalaman dan menjadi unggulan negaranya,” katanya.
Agar dapat menaklukkan lawannya, Medina pun berusaha mempelajari strategi dan taktik lawan. Dia juga mempertajam langkah-langkah pembukaan catur. Pembukaan yang jitu dipercaya akan memengaruhi langkah-langkah di tengah dan akhir permainan sehingga dapat menentukan kemenangan catur.
MI Alina L’Ami mengatakan, pecatur-pecatur Indonesia sangat berbakat dan kuat. ”Saya sudah empat kali berada di Indonesia. Saya sering bertemu dengan pecatur-pecatur Indonesia. Mereka sulit dikalahkan,” kata Juara Dunia Catur Wanita KU10 pada 1995 dan Juara Eropa Catur Wanita KU18 pada 2002 itu.
Alina adalah juara JAPFA WGM Tournament dan Kejuaraan Catur Balkan 2013 yang berlangsung di Istanbul, Turki.
Alina mengatakan, tantangan terberat di kejuaraan adalah jadwal yang mengharuskan para pecatur bertanding dua kali dalam sehari. Sejumlah pecatur mengalami kesulitan beradaptasi karena mereka baru saja menjalani penerbangan jarak jauh.
”Saya harus bangun pagi, siap-siap berlaga, menjalani pertandingan, menganalisis hasil, kemudian bersiap lagi menghadapi pertandingan selanjutnya. Yang saya butuhkan adalah tidur yang cukup,” tutur Alina.
Pelaksana Tugas Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto menuturkan, turnamen JAPFA International Master akan menghadirkan tontonan menarik untuk masyarakat. ”Para pecatur Indonesia sedang memperjuangkan gelar MI. Kepentingan yang bertumpuk akan menghasilkan pertandingan-pertandingan yang seru dan menghasilkan gim berkualitas,” kata Utut.
Menurut Utut, para pecatur Indonesia masih muda. ”Mereka sedang mencari bentuk permainan, apakah termasuk penyerang, strategis, atau defensif. Kompetisi akan mematangkan prestasi mereka,” ujarnya.
Selain pertandingan kategori Master Internasional, kejuaraan juga mengakomodasi pecatur-pecatur di 12 kategori, yaitu berdasarkan jenis kelamin, profesi, dan usia. Para pecatur juga bisa membentuk regu untuk turun di kategori antarperusahaan atau lembaga. (DNA)