Pendukung Klub Sepakbola Diduga Mengacau di Magelang
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pendukung klub sepakbola dari DI Yogyakarta diduga menganggu ketertiban di enam lokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (17/5) pagi. Aksi ini mereka lakukan dalam perjalanan menuju Jepara untuk memberikan dukungan kepada tim sepak bola favorit mereka yang akan bertanding di sana.
Di setiap titik, aksi berlangsung selama 15-20 menit. Selain menimbulkan kemacetan, kejadian tersebut juga membuat warga sekitar, terutama pejalan kaki, ketakutan.
Dalam aksi itu, mereka juga menghajar seorang warga, Doni, yang sempat memotret dan mengejek para suporter PSS Sleman yang sedang melintas di Jalan A Yani, Kota Magelang.
Kapolres Magelang Kota Ajun Komisaris Besar Hari Purnomo membenarkan aksi pendukung klub sepakbola yang menganggu ketertiban tersebut. Namun Hari membantah aksi itu menyebabkan korban luka. "Semuanya bisa kami kendalikan," kata Hari.
Dani (28), seorang satpam dealer mobil di Jalan A Yani, mengatakan, Doni adalah siswa SMK yang sedang melakukan praktik kerja lapangan di dealer mobil tersebut. Setelah mengetahui diejek, puluhan suporter turun dari bus dan mengejar Doni yang kemudian berlari ke bagian servis mobil.
"Di ruangan servis itu, sedikitnya ada 50 suporter PSS Sleman yang menghajar Doni," ujarnya.
Tak berapa lama, setelah melampiaskan emosinya, para suporter itu pun pergi. Setelah itu, Doni dilarikan ke Rumah Sakit Islam Magelang.
Dani melihat, salah satu mobil bak terbuka yang ditumpangi suporter berisi benda-benda logam panjang, seperti parang, pedang samurai, linggis, dan stik golf.
Rombongan suporter tersebut menggunakan 30 kendaaraan roda empat berupa bus dan mobil pribadi. Rombongan ini sebelumnya berjalan tertib dengan pengawalan polisi. Kerusuhan pertama terjadi saat memasuki Kota Magelang di kawasan Canguk. Ratusan suporter turun dari kendaraan, memaki-maki warga Magelang dengan tim sepak bola mereka, PPSM Magelang. Suasana semakin panas karena sebagian warga yang lewat berbalik mengejek. Di sekitar Terminal Kebon Polo, para suporter tersebut turun, mengejar warga yang mengejek tersebut.
Hambali (45), salah seorang tukang becak yang menunggu pelanggan di pinggir jalan, mengaku ketakutan melihat aksi tersebut. "Daripada jadi korban, saya memutuskan meninggalkan lokasi sekitar terminal dan pulang," ujarnya.