logo Kompas.id
OlahragaMenilik Peluang Indonesia...
Iklan

Menilik Peluang Indonesia Pasca-Pencapaian di ISG

Oleh
· 3 menit baca

Pencapaian tim renang Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games 2017 di Baku, Azerbaijan, yaitu dengan 3 medali emas, 17 perak, dan 13 perunggu, cukup membanggakan. Tidak hanya meraih medali-medali, sejumlah perenang Indonesia juga terus mempertajam catatan waktunya dengan memecahkan 6 rekor nasional di ajang ISG 2017 ini.Sebagai ajang empat tahunan, Islamic Solidarity Games (ISG) memang hanya diikuti negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Dengan demikian, hasil di ISG tentu belum menggambarkan peta kekuatan yang sesungguhnya untuk Asian Games (AG) 2018. Di ISG 2017 tidak ada perenang dari China, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan banyak lagi negara lainnya. Padahal, di kawasan Asia ini, Jepang dan China adalah penguasa di kolam renang, sebagaimana tecermin dari AG 2014.Karena itu, sebaiknya kita fokus mencermati catatan waktu para perenang Indonesia ketimbang melihat pencapaian medalinya. Dua emas yang diraih I Gede Siman Sudartawa di nomor 50 meter dan 100 meter gaya punggung menarik untuk dilihat lebih dalam.Di nomor 50 meter gaya punggung, catatan waktu Siman adalah 25,12 detik. Catatan waktu Siman di ISG itu memperbaiki rekornas atas namanya, yaitu 25,15 detik. Di 100 meter gaya punggung, catatan waktu Siman 55,23 detik atau masih di bawah catatan waktu terbaiknya, 55,10 detik.Jika dibandingkan dengan catatan waktu di AG 2014, catatan waktu Siman di nomor 50 meter masih tertinggal, tetapi sudah memenuhi syarat untuk meraih perunggu.Emas nomor itu di AG 2014 dimenangi Junya Koga (Jepang) dengan waktu 24,28 detik. Perak dimenangi Ryosuke Irie (Jepang) dengan 24,98 detik, sedangkan perunggu diraih atlet Xu Jiayu (China) dengan 25,24 detik. Artinya, Siman masih butuh lebih cepat 0,84 detik untuk menyamai Koga dan 0,14 detik untuk menyamai Irie.Di 100 meter gaya punggung, emas AG 2014 dimenangi Irie dengan 52,34 detik. Perak diraih Xu Jiayu (China) dengan 52,81 detik dan perunggu direbut Kosuke Hagino (Jepang) dengan 53,71 detik. Artinya, dari catatan waktu terbaiknya, Siman masih harus lebih cepat 1,39 detik untuk bisa meraih perunggu, 2,29 detik untuk meraih perak, dan 2,76 detik untuk meraih emas.Emas Indonesia lainnya dipersembahkan Gagarin Nathaniel Yus di nomor 200 meter gaya dada, dengan waktu 2 menit 17,23 detik. Catatan waktu Gagarin itu pun masih di bawah catatan waktu terbaiknya, 2 menit 15,35 detik, yang dibuat di Kejurnas 2017 di Palembang, 24 April lalu.Catatan waktu Gagarin itu masih jauh jika dibandingkan catatan waktu di AG 2014. Emas nomor itu diraih Dmitriy Balandin (Kazakhstan) dengan 2 menit 7,67 detik, perak Kazuki Kohinata (Jepang) dengan 2 menit 9,45 detik, dan perunggu direbut Yasuhiro Koseki (Jepang) dengan 2 menit 9,48 detik. Itu artinya, dari catatan waktu terbaiknya, Gagarin harus bisa lebih cepat 5,87 detik hanya untuk bisa mendapat perunggu.Artinya, banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan untuk meningkatkan kecepatan para perenang Indonesia itu.Dengan postur tubuh yang tidak setinggi lawan-lawannya, peluang para perenang Indonesia untuk melawan adalah dengan meningkatkan kecepatan kayuhan dari lawan-lawannya. Latihan mempercepat kayuhan, khususnya tangan, perlu menjadi fokus. Sebab, dengan dua kayuhan, barulah perenang bisa mengimbangi satu kayuhan lawan yang posturnya lebih tinggi. (Rakaryan S)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000