logo Kompas.id
OlahragaPara Veteran yang Mencetak...
Iklan

Para Veteran yang Mencetak Sejarah

Oleh
· 3 menit baca

Pekan ini sepak bola Eropa mencatat fenomena penting kembalinya dua tim besar, Feyenoord (Belanda) dan AS Monako (Perancis), sebagai juara kompetisi domestik. Fenomenal karena, pertama, mereka kembali juara setelah belasan tahun dan, kedua, mereka mengakhiri dominasi klub-klub pesaing yang lebih mapan, lebih kaya, lebih glamor. Feyenoord Rotterdam kembali menjadi juara Eredivisie setelah penantian panjang 18 tahun. Mereka menumbangkan dominasi dua klub yang bergantian menjadi juara dalam satu dekade terakhir, PSV Eindhoven dan Ajax Amsterdam.Monako yang sempat jatuh ke jurang degradasi Ligue 2 juga mengakhiri dominasi klub milik miliarder Qatar, Paris St Germain (PSG), yang empat tahun terakhir menjuarai Ligue 1. Gelar yang mereka raih pada Rabu lalu setelah menekuk St-Ettiene itu adalah penantian selama 17 tahun. Sukses Feyenoord bahkan disejajarkan dengan Leicester City yang menjuarai Liga Primer Inggris musim lalu. Ini karena klub yang bermarkas di Stadion De Kuip tersebut bahkan tidak pernah dibayangkan bisa kembali berjaya setelah tahun-tahun yang sulit dan nyaris bangkrut. Musim lalu mereka mengakhiri kompetisi di papan tengah-bawah, terpaut 21 poin dari juara Eredivisie, PSV. Monako setali tiga uang. Musim lalu, mereka memang menembus tiga besar, tetapi terpaut 31 poin dengan PSG di puncak klasemen.Keberhasilan Feyenoord dan Monako menariknya ditandai oleh dua pemain yang sudah dianggap sejarah, bagian dari masa lalu. Dirk Kuyt (36) adalah kapten dan inspirator Feyenoord kembali ke puncak kejayaan, sementara Radamel Falcao (31) menjadi faktor penting keberhasilan Monako.Dibesarkan oleh atmosfer De Kuip yang bergemuruh sejak bergabung pada 2003, Kuyt sempat melanglang buana ke Liverpool dan Fenerbahce (Turki) sebelum kembali ke De Kuip dua musim lalu. Bersama Giovanni van Bronckhorst, kawan sepermainan yang menjadi pelatih, Kuyt mengangkat lagi moral Feyenoord yang sempat runtuh akibat kesulitan finansial.Musim lalu, mereka membuat dua tim mapan, PSV dan Ajax, terperangah dengan start menawan. Namun, jeda kualitas pemain utama dengan cadangan membuat Feyenoord mengalami tujuh kekalahan beruntun dan terseok di papan tengah. Memberi sinyalMeski begitu, duet pelatih-kapten, Van Bronckhorts-Kuyt memberi sinyal kepada para pesaingnya dengan memenangi Piala KNVB Beker untuk pertama kalinya dalam 8 tahun. Menyadari kedalaman timnya yang tak mencukupi, Van Bronckhorst kemudian menarik sejumlah pemain muda ke dalam skuad utama untuk mendampingi Kuyt. Tiga pemain akademi, yakni Terence Kangolo, Rick Karsdorp, dan Tonny Vilhena, kemudian menjadi figur-figur penting bersama Kuyt untuk mengembalikan tradisi kejayaan Feyenoord. Dengan kombinasi pemain yang jauh lebih matang, seperti Nicolai Jorgensen, Eljero Elia, dan Jens Toornstra, Feyenoord berubah menjadi tim yang menakutkan. Musim 2016-17 diawali dengan sembilan kemenangan dari sembilan laga Eredivisie, plus kemenangan 1-0 atas Manchester United di Liga Europa.Sampai dengan menjelang akhir musim, Feyenoord masih bersaing ketat dengan Ajax, dengan beda hanya satu poin. Kekalahan 0-3 atas Exelcior pada pekan ke-33 membuat hanya kemenangan pada laga akhir melawan Heracles yang bisa memastikan mereka juara. Kegugupan melanda seluruh pemain Feyenoord di depan publiknya sendiri. Pada momen seperti itu, Kuyt menunjukkan pengalaman dan kematangannya. Dia mencetak hattrick sekaligus membawa pulang kembali gelar juara ke De Kuip. "Mimpi saya menjadi kenyataan. Tugas saya sudah selesai," ujar Kuyt yang menyatakan pensiun tiga hari kemudian.Di Monako, revolusi dilakukan Pelatih Leonardo Jardim dengan lebih fokus kepada sektor serangan. Dia kemudian memberi peran lebih luas kepada striker veteran, Falcao, yang sebelumnya mengalami masa-masa sulit bersama Manchester United dan Chelsea.Menjadi mentor bagi bintang muda Kylian Mbappe, Falcao justru menemukan lagi hari-hari terbaiknya dan menjadi kapten sekaligus figur kunci dengan torehan 21 gol dari 29 laga. Bersama Mbappe, mereka mencetak 56 gol musim ini di semua kompetisi, termasuk Liga Champions yang ditembus Monako hingga semifinal. (joy)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000