logo Kompas.id
OlahragaAlumni Coverciano Rajai Eropa
Iklan

Alumni Coverciano Rajai Eropa

Oleh
· 3 menit baca

Ribuan tahun berlalu, semboyan veni, vidi, vici yang dipopulerkan Julius Caesar terus terpatri di diri para insan Italia. Ya, semboyan itu kini seolah dihidupkan kembali oleh para juru taktik sepak bola negeri itu. Ditempa di "padepokan" Coverciano, pelatih seperti Antonio Conte dan Carlo Ancelotti merajai Eropa. Habis Claudio Ranieri di Leicester City, terbitlah Conte yang berjaya di Liga Premier Inggris. Keberhasilan Conte di Chelsea memang tidak sefenomenal Ranieri, pewujud kisah dongeng di Leicester musim lalu. Namun, Conte setidaknya telah menjaga tradisi superioritas juru taktik Negeri Piza di Britania Raya. Ya, seperti veni, vidi, vici, Conte meraih trofi juara di musim pertamanya di Inggris. Berbekal bujet yang lebih kecil, eks pelatih Juventus dan tim nasional Italia itu melewati para pelatih maestro lainnya, seperti Juergen Klopp (Liverpool), Jose Mourinho (Manchester United), dan pewaris aliran total football Rinus Michels, Pep Guardiola (Manchester City). Keberhasilan Conte menegaskan, Italia seolah tidak pernah kehabisan stok pelatih berbakat. Ia menjadi Italiano keempat setelah Ranieri, Roberto Mancini (Manchester City, 2012), dan Carlo Ancelotti (Chelsea, 2010) yang berjaya di Britania dalam kurun delapan musim terakhir. Tidak ada negeri lainnya, termasuk Spanyol, yang mampu mendominasi kompetisi sepak bola termegah sejagat itu.Selain ketiganya, ada pelatih Italia lainnya, yaitu Roberto Di Matteo yang pernah menancapkan kukunya di Inggris. Berstatus sebagai caretaker alias pelatih sementara, Di Matteo meninggalkan jejak fenomenal. Dengan pengalaman minim, Di Matteo mengantarkan Chelsea meraih trofi Liga Champions pertamanya, yaitu di 2012 silam. Itulah kali terakhir trofi "si kuping lebar" mampu mendarat di tanah Britania.Tak heran, Mourinho pernah berkomentar sarkastik mengenai dominasi pelatih Italia ini. "Setiap orang di Italia berpikir mereka adalah pelatih," ujarnya.Secara tradisi, di tiap dekade, Italia melahirkan pelatih juara di Eropa. Giovanni Trapattoni (Juventus) dan Arrigo Sacchi (AC Milan), misalnya, berjaya di 1980-an. Itu diikuti Marcello Lippi (Juventus) di 1990-an dan Carlo Ancelotti (Milan dan Real Madrid) di 2000-an. Trofi Liga Champions boleh saja dikuasai klub-klub asal Spanyol, seperti Real Madrid dan Barcelona. Spanyol mengoleksi 16 trofi, disusul klub-klub Italia dan Inggris dengan 12 trofi. Namun, berbicara soal pelatih, Italiano adalah juaranya. Italia adalah negara asal pelatih yang paling sering menjuarai Liga Champions, yaitu 11 kali, disusul Spanyol dengan 10 trofi. Rekor itu bakal bertambah jika Juventus bersama pelatihnya, Massimiliano Allegri, mengalahkan Madrid di final, 3 Juni mendatang. Satu hal penting lain, Zinedine Zidane, Pelatih "El Real", memang bukan Italiano, tetapi ilmu dan gaya melatihnya banyak dipengaruhi allenatore alias pelatih asal Italia lainnya. Zidane berguru kepada Lippi, peraih Liga Champions 1996 dan Piala Dunia Jerman 2006. Ia memperkaya taktik dan manajemen pemain dari eks mentornya di Madrid, Ancelotti.Murid-murid Lippi lainnya, seperti Massimo Carrera, juga sukses merantau. Di musim pertamanya, mantan asisten Conte itu membawa Spartak Moskow merajai Rusia untuk pertama kalinya dalam 16 tahun terakhir.Meskipun berbeda-beda gaya dan karakter, para Italiano itu punya kesamaan asal-usul, yaitu mereka ditempa di sekolah kepelatihan Coverciano atau Casa Italia di Firenze milik Federasi Sepak Bola Italia, FIGC. Di sana, mereka belajar taktik dan organisasi pemain, ciri khas atau kekuatan allenatore Italia. "Klub-klub Italia mungkin tidak lagi mampu menyamai uang klub negara lainnya. Namun, uang tak bisa membeli ide. Dalam hal ini, sekolah kami ada di garda terdepan," ujar Trapattoni, alumnus Coverciano. (JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000