logo Kompas.id
OlahragaSains Olahraga Bukan Jaminan
Iklan

Sains Olahraga Bukan Jaminan

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Penerapan ilmu pengetahuan keolahragaan membutuhkan tenaga ahli andal dan berpengalaman. Tanpa sumber daya manusia yang mumpuni, pembelian peralatan olahraga canggih dan berbiaya miliaran rupiah tidak akan bermanfaat bagi perkembangan prestasi olahraga Indonesia.Pakar Biomekanika Universitas Negeri Jakarta, Iwan Hermawan, menuturkan, selama ini pemerintah kerap menghabiskan biaya mahal untuk membeli peralatan sains olahraga (sport science), seperti alat pengukur daya tahan tubuh."Namun, untuk mengembangkan sport science, pengetahuan para pelaku olahraga juga perlu ditambah. Petugas di lapangan tak hanya mengoperasikan peralatan, tetapi harus bisa menginterpretasikan data menjadi rekomendasi program latihan untuk atlet," tutur Iwan saat menjadi pembicara seminar "Penerapan Sport Science dalam Pendidikan Olahraga dan Performa Tinggi Atlet", di Universitas Negeri Jakarta, Rabu (24/5).Pada 2010, Iwan memeriksa peralatan sains olahraga di lima lokasi. Ketika itu, pemerintah membeli peralatan seharga miliaran rupiah jelang SEA Games 2011. Setelah diteliti, hanya di satu lokasi yang penggunaannya optimal. Di tempat lain, peralatan tidak terpakai dan diletakkan sembarangan karena petugas tak tahu cara mengoperasikannya.Iwan juga menjelaskan, selama ini, hasil pengujian fisik dan biomekanik atlet sering tidak ditindaklanjuti dengan penyusunan program latihan yang sesuai untuk atlet. "Pelatih memberi program sesuai \'wangsit\' saja, tidak pernah disesuaikan dengan hasil uji ilmu keolahragaan. Latihan yang tidak efisien tak dapat menciptakan atlet yang kompetitif di tingkat global," ujarnya.Oleh karena itu, menurut Iwan, pembinaan prestasi perlu melibatkan perguruan tinggi. Di sejumlah negara, seperti di Jepang dan Australia, lembaga riset menyatu dengan lembaga pembinaan olahraga. "Kalau sekarang, di Indonesia, masih jalan sendiri-sendiri," kata dia.Berperan penting Pelari putri nasional, Dedeh Erawati, menuturkan, penerapan ilmu keolahragaan berperan penting dalam perkembangan prestasinya. "Pada 1997-2003, saya berlatih dengan cara tradisional. Saat itu, wawasan olahraga saya sangat minim. Lama kelamaan, saya merasa frustrasi karena prestasi olahraga tidak berkembang. Dulu, untuk memecahkan rekor nasional, sulit," katanya.Dedeh lantas bertemu pelatih nasional, Fahmy Fahrezzy, yang mengubah pola pikir dan memotivasi dia untuk berprestasi lebih tinggi. "Sejak itu, keyakinan saya mulai bangkit. Saya mulai berlatih dengan menerapkan ilmu keolahragaan. Hasilnya, hanya setahun berlatih, saya memecahkan rekor nasional lari 100 meter gawang dan mendapat medali emas di sejumlah kejuaraan atletik tingkat Asia," tuturnya.Sains olahraga yang digunakan, misalnya, melalui pengujian biomekanik. Saat berlari, gerakan Dedeh direkam kamera. Ahli biomekanik lalu menganalisis dan mengevaluasi posturnya saat bergerak. Saran ahli biomekanik lalu diterapkan dalam latihan.Menurut Dedeh, penerapan sains olahraga harus menyeluruh dan berkelanjutan, mulai dari program nutrisi, periodisasi latihan, penguatan mental, hingga pemulihan tubuh. Namun, kesadaran penerapan ilmu keolahragaan belum ada di semua lapisan. Saat berlaga di luar negeri, misalnya, atlet sulit mendapat masseur untuk pemulihan. "Jumlah atlet SEA Games bisa 500-600 orang, tetapi masseur hanya 10 orang. Saat kejuaraan, jumlah pengurus yang hadir lebih banyak daripada tenaga ahli yang diperlukan atlet," katanya. Kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kesehatan Olahraga Nasional Edi Nurinda Susila mengatakan, penerapan sains olahraga yang belum menyeluruh membuat prestasi mandek. "Guna mengatasi prestasi yang stagnan, pemerintah berencana kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi negeri untuk mengembangkan sport science," kata dia. (DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000