logo Kompas.id
Olahraga"Air Mata" Roma Melepas Totti
Iklan

"Air Mata" Roma Melepas Totti

Oleh
· 5 menit baca

Matahari senja di langit Stadion Olimpico, Minggu (28/5), ikut mengawal kepergian putra terbaik Roma, Francesco Totti, dari Liga Italia. Trequartista terbaik terakhir yang dimiliki Italia itu mengakhiri 25 tahun kariernya di AS Roma, klub yang "dinikahinya". Totti, simbol kesetiaan, dilepas dengan linangan air mata.Roma mengunci posisi runner-up Liga Italia Serie A musim ini lewat kemenangan dramatis 3-2 atas Genoa, Minggu malam. Gelandang muda Diego Perotti jadi penentu kemenangan "Il Lupi" berkat golnya di pengujung laga.Perotti, yang disebut-sebut sebagai "ahli waris" baru Roma, boleh saja menjadi pahlawan. Namun, perhatian 60.000 pasang mata di Olimpico tertuju kepada satu sosok yang tidak lagi asing: Totti.Tidak ada satu pun fans Roma meninggalkan kursinya begitu laga itu berakhir. Mereka menunggu Totti hingga hampir satu jam untuk memberikan penghormatan terakhir untuk si "Anak Emas" Roma. Kostum dan poster bertuliskan angka 10 ramai dibentangkan begitu Totti menyelesaikan laga itu dan bergegas memasuki kamar ganti. Sejam kemudian, pesepak bola yang seumur hidupnya hanya membela Il Lupi itu kembali ke tepi lapangan. Tepuk tangan meriah menyambut Totti. Sebagian fans yang sadar itu menjadi momen terakhir melihat Totti di tepi lapangan hijau mulai menitikkan air mata. Suasana kian haru saat Totti, yang mencoba tetap tegar, sesaat kemudian menangis sambil memeluk kedua putrinya. Daniele De Rossi dan Radja Nainggolan, dua pemain paling garang di Roma yang kerap disebut sebagai "gladiator", ikut terharu. Kedua mata mereka berkaca-kaca. "Uscirai dal campo solo per entrare nella leggenda (Kamu meninggalkan lapangan hanyalah untuk memasuki babak baru sebagai seorang legenda)," tulis sebuah poster di Curva Sud, tribune Stadion Olimpico, yang sering diisi fans fanatik AS Roma.Bagi suporter fanatik Il Lupi, kepergian Totti ibarat "kematian" atau perceraian. Totti merupakan simbol pengorbanan dan kesetiaan, dua hal yang kini langka di sepak bola modern yang penuh glamor dan uang. Pemain yang setia membela Roma, mulai dari akademi sejak usia 13 tahun hingga kini berusia 40 tahun, itu memang tidak memiliki karier gemerlap dan meraih banyak trofi. Hanya sekali ia pernah juara Serie A.Namun, loyalitasnya di Roma mengundang decak kagum. Ia tidak pernah meninggalkan Roma ketika tim itu jatuh ke peringkat kedelapan Serie A atau dua tahun setelah mengangkat trofi Liga Italia pada 2001.Totti juga tidak tergoda mengejar popularitas dan uang besar saat ditawari membela Real Madrid di era "Los Galacticos" alias galaksi para bintang pada 2003. Padahal, di klub terkaya itu, Totti bisa mengoleksi banyak trofi, bahkan Liga Champions yang belum pernah diraihnya.Totti juga belum pernah memenangi trofi Ballon d\'Or atau pemain terbaik dunia. Namun, ia sangat dikagumi pengoleksi trofi Ballon d\'Or terbanyak sejagat saat ini, Lionel Messi. "Saya selalu mengagumi kamu. (Kekaguman) Itu semakin bertumbuh sejak kita bertemu," ujar Messi dalam ucapan ulang tahun ke-40 Totti, tahun lalu. Tidak heran, Totti sangat dicintai warga Roma. Gambarnya diabadikan sebagai mural di dekat situs bersejarah yang berusia ribuan tahun, Colosseum Roma. Bukanlah tanpa alasan warga Roma memanggilnya "raja".Menyatukan RomaIa seperti Kaisar Romawi yang mampu menyatukan rakyat Roma yang terpecah. Di Roma, fans sepak bola terbagi dua, yaitu pendukung AS Roma dan Lazio. Kedua tim maupun suporternya saling membenci.Irriducibili, kelompok fans garis keras Lazio, sempat membuat adegan pemakaman Il Lupi dan menggantung boneka De Rossi serta Nainggolan di Colosseum Roma. Itu olok-olok atas kekalahan Roma dari Lazio, akhir April lalu. Mereka tidaklah ikhlas Roma menjadi juara Italia.Namun, kebencian itu hilang sejenak karena Totti. Belasan ribu anggota Irriducibili hadir di Olimpico, melepas Totti. "Musuh seumur hidup mengucapkan selamat jalan untuk Totti. Salut untuk Totti, sang legenda," bunyi spanduk Irriducibili. Musuh Il Lupi di laga itu, Genoa, juga tidak kalah melakukan penghormatan bagi sang "maestro". Pemain Genoa memakai kostum khusus bertuliskan, "Hormat untuk Totti. 25 tahun karier dalam satu seragam (Roma). 786 laga, 307 gol. Totti dalam sejarah sepak bola Italia".Jagat dunia maya ikut gegap gempita melepas kepergian Totti dari Il Lupi. Satu kicauannya, yaitu "Grazie"(terima kasih) berikut fotonya melambaikan tangan dengan mata sembap, menjadi "gempa mini" di jagat Twitter. Itu direspons hampir 300.000 orang.Acara perpisahan Totti bahkan menyita perhatian tokoh negara seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Ia ikut memantau dari layar kaca dan terharu saat mendapatkan kostum bertanda tangan Totti."Di masa jayanya dan puncak penampilannya, dia yang terbaik di dunia," ungkap mantan striker Napoli dan tim nasional Argentina, Diego Maradona, memuji Totti lewat Twitter. Legenda Italia, Roberto Baggio, menyebut Totti bak "The Last Mohicans". Ia trequartista (penyerang lubang dan pengatur serangan) sejati terakhir yang pernah dimiliki sepak bola Italia. Baggio menyandingkan Totti dengan deretan trequartista legendaris Liga Italia seperti Maradona dan Michel Platini.Dalam pidato perpisahan di Olimpico, Totti mengakui sulitnya memutuskan pensiun dari Roma. Ia sangat mencintai sepak bola dan Roma sehingga bingung dengan masa depannya jika tidak lagi menginjak lapangan hijau.Totti sebetulnya enggan pergi dari Roma. Namun, kontraknya tidak lagi diperpanjang oleh klub itu akhir musim ini. Ia pun menolak tawaran menggiurkan, yaitu menjadi direktur di Roma. Ia hanya ingin terus berlari di lapangan hingga otot-ototnya tidak lagi sanggup dipaksa lari."Saya mengutuk waktu yang membuat saya memutuskan pergi (dari Roma). Saya masih jelas mengingat hari di Juni 2001, yaitu saat mengangkat scudetto. Itu masih membuat saya merinding hingga kini. Namun, waktu telah tiba. Saya memang masih sedikit takut akan masa depan. Namun, saya harus beranjak dewasa dan memulai hal baru," ungkap Totti sambil menangis. (AFP/Reuters/JON)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000