logo Kompas.id
OlahragaTawuran Malam Panjang
Iklan

Tawuran Malam Panjang

Oleh
windoro adi
· 2 menit baca

Kalangan psikolog mengatakan, kenakalan remaja sebagai bagian dari proses membangun keberanian atau kepercayaan diri dengan bumbu heroisme menjadi hal yang lumrah. Dengan catatan, sesuai dengan sejumlah teori tentang tingkat perkembangan kematangan kepribadian seorang anak. Kenakalan remaja bakal dengan sendirinya berakhir sesuai dengan perkembangan usianya. Namun, lingkungan sosial remaja di Jakarta tampaknya sudah tidak ramah lagi mengantar kenakalan tersebut sebagai bagian dari proses pendewasaan diri. Rasio jumlah penghuni dengan luas hunian, rasio warga dengan polisi, serta rasio penghasilan dan kebutuhan untuk hidup sehat kian lama kian tak memenuhi syarat lagi. Orang-orang kian berjubel memenuhi kota. Mereka ingin memenangi persaingan usaha atau sekadar bertahan hidup lebih baik daripada di kampung halaman mereka.Pada bulan puasa, kegiatan keliling membangunkan warga untuk sahur atau kegiatan lain seperti sahur on the road awalnya diwarnai kegembiraan dan semangat membantu yang kurang mampu. Kini, gaung itu meredup. Sebagai gantinya, di sejumlah lokasi muncul balapan liar. Setelah menenggak minuman keras dan narkoba, menyalalah semangat tawuran di kalangan sebagian geng motor ini.MerampokSampai 15 tahun lalu, tawuran di kalangan remaja masih didominasi siswa SMA-SMK atau yang seusia mereka. Kini, terutama sejak lima tahun terakhir, siswa SMP atau remaja seusia mereka makin menggeser dominasi kakak-kakak mereka. Dari hanya sebatas tawuran dengan bermacam senjata tajam dan senjata api, berkembang menjadi merampok. Perubahan ini terjadi di Jakarta sejak tiga tahun terakhir. Tahun ini, memasuki bulan Mei 2017, tawuran yang sebagian diwarnai perampokan, berlangsung bergantian di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.Korbannya pun bukan hanya di antara sesama anggota geng motor. Marianus MD (38), anggota Resimen Pelopor Satuan III Batalyon A Brimob Mabes Polri menjadi korban pengeroyokan. Saat itu, ia dan istrinya sedang mengudap tutut di salah satu pedagang kaki lima di depan Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rudy Heriyanto Nugroho berpendapat, ini bukan lagi soal kenakalan remaja, melainkan kejahatan jalanan. Oleh karena itu, harus diredam dengan tangan besi, dengan operasi penertiban berskala masif berintensitas tinggi.Akan tetapi, itu saja tidak cukup. Polisi, melalui kegiatan pemolisian masyarakat, sebaiknya mengambil inisiatif merangkul para pemangku kepentingan lingkungan, termasuk para pemuka agama, untuk mengubah perilaku kalangan remaja. Salah satunya mengubah perilaku menanggapi media sosial. Pertanyaan yang harus dijawab, mengapa kenakalan remaja yang sebagian sudah menjadi kejahatan jalanan itu selalu menguat di malam panjang, seperti Jumat malam, Sabtu malam, malam sebelum libur sekolah, sepanjang malam Ramadhan, sampai sebelum malam takbiran.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000