logo Kompas.id
OlahragaPetenis Dunia BersatuMelawan...
Iklan

Petenis Dunia BersatuMelawan Terorisme

Oleh
· 3 menit baca

Hanya satu kata melawan terorisme, lawan! Itulah yang dilakukan petenis-petenis top dunia menyikapi serangan-serangan teroris yang belakangan melanda negara-negara Eropa barat. Petenis Inggris Raya Jamie Murray, jagoan Serbia Novak Djokovic, dan "Raja Tanah Liat" Rafael Nadal yang tengah berlaga di Grand Slam Perancis Terbuka di Paris, Perancis, semuanya menyatakan tidak takut dan yakin akan tampil di Grand Slam Wimbledon, Juli mendatang. Djokovic, juara tiga kali di lapangan rumput Wimbledon, menyatakan, dirinya sama sekali tidak khawatir untuk tampil di London meskipun terjadi serangan teroris hari Sabtu lalu di jantung ibu kota Inggris tersebut. "Saya tidak pernah berpikir, apakah saya akan ke London? Apakah saya akan pergi bersama keluarga? Sebab, maksud saya, jika itu (teror) terjadi di London, terjadi di Paris, berarti bisa terjadi di mana saja," papar Djokovic seperti dikutip kantor berita Associated Press, Senin. Sejak satu tahun terakhir, sejumlah negara Eropa barat terutama Inggris dan Perancis memang menjadi sasaran serangan teroris. Tanggal 22 Mei lalu, konser artis dan penyanyi AS, Ariana Grande, di Manchester, berakhir dengan tewasnya 22 orang, termasuk sejumlah anak kecil, dan melukai parah lebih dari 100 orang akibat serangan bom bunuh diri. Tragedi di Manchester itu memaksa penyelenggara final Liga Champions menutup atap Stadion Principality di Cardiff, Wales, untuk laga Juventus versus Real Madrid hari Sabtu lalu. Laga final Liga Champions itu bahkan nyaris bersamaan dengan serangan teror di London Bridge dan Borough Market yang menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya. Lebih dari 20 orang yang terluka bahkan dalam kondisi kritis. Menurut Djokovic, yang berupaya mempertahankan gelar di Roland Garros setelah kemenangan satu-satunya tahun lalu, hidup yang indah ini tidak boleh diisi oleh rasa takut. "Maksud saya, jika kita hidup dalam ketakutan, itu bukanlah kehidupan," lanjut Djokovic yang kini bermitra dengan legenda tenis AS, Andre Agassi, sebagai pelatihnya. "Saya begitu sedih mendengar kabar ini seperti halnya juga orang lain. Teror itu sangat menyedihkan dan terjadi di salah satu kota terpenting di dunia, di sebuah tempat yang paling populer," lanjut Djokovic. Jamie Murray, saudara kandung petenis putra nomor satu Andy Murray, merasa kenyataan dunia saat ini tidak terlalu menggembirakan. "Namun, kita harus memercayai otoritas negara dan mereka paham apa yang harus dilakukan," ujar Jamie tentang isu keamanan menjelang Wimbledon. Nadal, yang sedang berupaya merebut gelar ke-10 di Roland Garros, tak kuasa menyembunyikan kegalauannya. "Anda tak lagi bisa merasa 100 persen aman," ujar bintang Spanyol itu sembari menambahkan, semua orang termasuk dirinya harus mampu menghadapi situasi ini.Sejarah mencatat, terorisme kerap menyerang ajang olahraga akbar dan dimulai dari Olimpiade 1972 di Muenchen yang menewaskan 11 atlet Israel dan seorang polisi Jerman. Serangan teroris di Maraton Sinhala, Sri Lanka, pada April 2008 menewaskan 90 orang. Teror peledakan bom panci oleh Tsarnaev bersaudara di Maraton Boston pada April 2013 menewaskan tiga orang dan melukai ratusan lainnya. Seperti kata Nadal, kita tak lagi punya rasa aman sepenuhnya saat ini, tetapi dunia tak boleh menyerah dan berhenti bergerak dalam ketakutan. Sikap para petenis untuk tetap hadir di Wimbledon bulan depan adalah gerakan untuk melawan aksi terorisme yang memang bertujuan menyebar rasa takut. Para petenis dunia tidak takut! (joy)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000