logo Kompas.id
OlahragaPerhatikan Akurasi dan...
Iklan

Perhatikan Akurasi dan Kelengkapan Data Atlet

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Masalah keterlambatan pencairan dana uji coba kejuaraan dan pemusatan latihan (training camp) atlet di luar negeri akibat masalah administrasi tidak boleh terulang lagi. Pengurus cabang olahraga dan petugas penginputan data diminta lebih teliti mengecek akurasi dan kelengkapan data atlet agar pencairan dana dapat berjalan lebih cepat. Hal ini disampaikan Asisten Deputi Olahraga Prestasi Kemenpora Chandra Bhakti saat menerima kunjungan Ketua Tim Pelatih Karate Prima Philip King Galedo di Jakarta, Rabu (21/6). Chandra menuturkan, kesalahan input data sekecil apa pun bisa menghambat pencairan dana."Dari 30 rencana kegiatan atlet ke luar negeri untuk menyiapkan SEA Games 2017, baru 10 kegiatan yang mendapat persetujuan dari Kementerian Sekretariat Negara. Tanpa izin itu, dana untuk kebutuhan tiket perjalanan dan akomodasi tim tidak bisa dicairkan," kata Chandra. Menurut Candra, lambatnya persetujuan dari Kementerian Sekretariat Negara umumnya karena masalah administrasi, seperti data atlet yang salah, kurang lengkap, dan tidak tepat. "Saya sudah meminta staf saya untuk membantu memasukkan dan memverifikasi data atlet di kantor Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Masalah ketidakakuratan data kalau dibiarkan bisa menimbulkan persoalan di kemudian hari," kata pejabat pembuat komitmen (PPK) Satlak Prima itu. Masalah administrasi, misalnya, menghambat rencana uji coba kejuaraan dan training camp atlet karate ke luar negeri. Senin (19/6) malam direncanakan 10 atlet karate kategori kata menjalani training camp di Jepang dan 7 atlet kategori kumite berangkat training camp ke Perancis. Kemudian, dari Jepang dan Perancis, atlet akan menjalani uji coba kejuaraan di Astana, Kazakhstan, 13-16 Juli. Namun, hingga kemarin, tim karate Indonesia baru mengantongi izin perjalanan ke Jepang dan Perancis. Surat persetujuan perjalanan dinas luar negeri yang dikeluarkan Kementerian Sekretariat Negara pada Selasa (20/6) tidak mencantumkan Kazakhstan sebagai tujuan perjalanan. Demi mendapatkan surat izin itu, Philip bersama Manajer Tim Karate Zulkarnaen Purba bolak-balik mengurus administrasi ke Kantor Kementerian Sekretariat Negara. Setelah ditelusuri, ada temuan ketidaksesuaian nomor paspor dan nomor induk kependudukan atlet sehingga perlu dilakukan perbaikan data.Karena belum ada surat izin ke Kazakhstan, PPK Satlak Prima baru memproses dokumen training camp ke Jepang dan Perancis meski surat izin kedua tempat itu sudah keluar. Biro Keuangan Kemenpora sedang memverifikasi dokumen sebelum menerbitkan surat perintah membayar. Surat akan diserahkan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk pencairan dana. Ketidakjelasan dana juga menimpa cabang tenis dan anggar. Seharusnya pekan ini tim tenis Indonesia berangkat uji coba ke Hongkong. Namun, karena tidak ada dana, rencana itu batal. Sekjen PB Pelti Goenawan Tedjo Sutikno mengatakan, proses pengajuan proposal try out sudah dilakukan sesuai prosedur. "Namun, perkembangannya sangat lambat sehingga kami harus melewati beberapa rencana try out," katanya. Manajer Tim Nasional Anggar Indonesia Harry Jost berharap tim anggar bisa mengikuti training camp dan uji coba kejuaraan di Korea dan Jerman pada 10 Juli-10 Agustus. "Sekarang kami sedang menunggu kepastian," katanya. (D11/D16/DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000