logo Kompas.id
OlahragaPerlu Penyempurnaan Sebelum...
Iklan

Perlu Penyempurnaan Sebelum Piala Dunia

Oleh
· 3 menit baca

Piala Konfederasi 2017 telah menyelesaikan babak penyisihan grup. Empat tim melaju ke semifinal, yaitu Portugal, pemuncak Grup A, yang akan melawan Cile, runner-up Grup B, dan Jerman, pemuncak Grup B, yang akan melawan Meksiko, runner-up Grup A. Dari hasil evaluasi laga sepanjang babak penyisihan-walaupun secara umum berlangsung baik-masih ditemukan sejumlah kelemahan atau kekurangan dalam penerapan teknologi video wasit (video assistant referee/VAR).Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menggunakan Piala Konfederasi tahun ini untuk menguji VAR diterapkan pertama kali dalam turnamen internasional. Ini juga ajang "pemanasan" sebelum Piala Dunia Rusia 2018. Teknologi ini untuk menolong wasit supaya dapat memimpin pertandingan dengan baik serta mengurangi kesalahan sekecil mungkin, terutama dalam memberikan keputusan terkait gol, penalti, kartu merah, atau kasus kesalahan identitas.Dalam sejumlah laga masih ditemukan keputusan wasit yang kontroversial, padahal wasit sudah ditolong dengan VAR. Kejanggalan itu terjadi pada laga Kamerun versus Cile dan Kamerun melawan Jerman.Pada pertandingan Cile versus Kamerun, gol yang dicetak ujung tombak Cile, Eduardo Vargas, di akhir babak pertama dianulir wasit Damir Skomina asal Slovenia. Hal itu dilakukan Skomina setelah berkonsultasi dengan asisten wasit dan melihat video gol tersebut. Gol dianulir karena Vargas dinilai off-side saat menerima umpan. Perbedaannya sangat tipis.Keputusan kontroversial lain ialah ketika bek Kamerun dengan nomor punggung 2, Ernest Mabouka, melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Jerman, Emre Can, pada menit ke-64. Wasit Wilmar Roldan mengganjar pelanggaran itu dengan kartu merah. Akan tetapi, Roldan memberikan kartu merah kepada orang yang salah, yakni pemain bernomor punggung 15, Sebastien Siani.Setelah wasit asal Kolombia itu mengecek tayangan video kedua kalinya, baru dia mengoreksi keputusannya, dan Mabouka yang kemudian dikeluarkan dari lapangan. Kamerun takluk 1-3 dalam laga tersebut."Sejauh ini, penerapan (VAR) berhasil. Kami yakin jika digunakan dengan benar, teknologi ini dapat mengurangi banyak kesalahan, tapi tidak menghilangkannya sama sekali," kata Kepala Wasit FIFA Massimo Busacca kepada www.espnfc.com di St Petersburg, Rusia, Senin (26/6). Terlalu lama Proses koreksi VAR ternyata berdampak pada penghentian pertandingan yang relatif lama, yakni sekitar empat menit, sebagaimana insiden dalam laga Jerman versus Kamerun."Saya harus setuju, itu terlalu lama. Penundaan satu atau tiga menit tidak dapat diterima. Waktu tunggu perlu diupayakan sesingkat mungkin," kata mantan wasit Piala Dunia asal Swiss ini. Presiden FIFA Gianni Infantino mengaku senang dengan penggunaan VAR di Piala Konfederasi. Akan tetapi, sistem ini juga menimbulkan kontroversi dalam beberapa pertandingan.Sehubungan dengan kelemahan VAR, waktu yang dibutuhkan untuk membuat keputusan perlu dirumuskan. Selain itu, juga kriteria kapan wasit harus menggunakan sistem ini serta perlu panggilan cepat yang dapat dilakukan tanpa harus berkonsultasi dengan VAR.Bagaimanapun perbaikan sistem VAR harus dilakukan jika hendak diterapkan dalam Piala Dunia 2018. Jangan sampai teknologi ini malah mengganggu konsentrasi ataupun mental pemain. Pembenahan juga penting agar setiap laga enak ditonton tanpa kericuhan akibat VAR, termasuk pada semifinal Piala Konfederasi ini. (AFP/REUTERS/SEM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000