logo Kompas.id
OlahragaProgram Pembinaan Masih Belum ...
Iklan

Program Pembinaan Masih Belum Jelas

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Program pembinaan yang kurang jelas menjadi salah satu penyebab regenerasi atlet tenis di Indonesia mandek. Akibatnya, Indonesia selalu mengandalkan petenis unggulan, Christopher "Christo" Rungkat, untuk berprestasi di kejuaraan multicabang olahraga antarnegara, seperti SEA Games dan Asian Games. Mantan petenis nasional, Wynne Prakusya, mengatakan, tim "Merah Putih" tidak bisa selamanya mengandalkan Christo. "Pemain pelapis harus tetap ada. Kita tidak bisa tergantung hanya pada satu pemain," ujar Wynne di Jakarta, Sabtu (1/7).Dia mengatakan, dari 1980-an hingga 1990-an Indonesia selalu memastikan regenerasi petenis tidak pernah putus. Jejak prestasi Yayuk Basuki, misalnya, diteruskan Romana Tedjakusuma. Dari Romana dilanjutkan Wynne Prakusya, kemudian Angelique "Angie" Widjaja. "Setelah Angie, prestasi tenis kita terhenti," ujar Wynne.Menurut Wynne, regenerasi mandek karena selama ini pelatnas tenis dijalankan dengan program latihan yang kurang jelas. "Saat ini tidak ada dukungan dari PB Pelti. Menghadapi kejuaraan, atlet juga tidak disiapkan. Goal mereka apa, tujuan mereka apa, tidak ada sama sekali. Mereka (petenis) jalan sendiri-sendiri," ujarnya. Wynne mengatakan, untuk menciptakan petenis unggulan, tidak cukup atlet hanya dikirim sesekali bertanding ke luar negeri. Para petenis harus ditempa mengikuti kejuaraan dengan target-target yang jelas. Misalnya, dalam tiga bulan latihan dan pertandingan, seorang petenis harus menembus peringkat 1.000 dunia, lalu dalam tiga bulan selanjutnya masuk dalam peringkat 700 dunia. Begitu seterusnya hingga mencapai puncak penampilan mereka. Regenerasi yang terputus menyebabkan Indonesia selalu mengandalkan Christo di SEA Games 2017. Sejak SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand, Christo selalu menyumbangkan medali untuk Indonesia. Dia mengumpulkan tiga medali emas, tiga perunggu, dan tiga perak SEA Games. Pemain yang saat ini menempati peringkat ganda dunia ke-134 itu kembali diandalkan untuk bermain di nomor tunggal dan ganda campuran SEA Games 2017. Namun, mengingat jadwal turnamen yang padat menuju Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, hingga Sabtu malam belum ada kepastian Christo akan memperkuat kontingen Indonesia di SEA Games.Pelatih tim tenis putra Indonesia Andrian Raturandang mengatakan, sebenarnya Christo tidak perlu dijadikan satu-satunya tulang punggung prestasi Indonesia. "Petenis lain kalau disiapkan dengan dukungan yang jelas juga bisa perform," ujar Andrian. Namun, kenyataannya, dukungan dana untuk tim tenis Indonesia masih sangat kurang. Rencana mengikuti uji coba kejuaraan di Hongkong pada 19-25 Juni batal terlaksana karena ketidakjelasan dana pemerintah.David jadi tumpuanPetenis David Agung Susanto tidak mau selamanya berada dalam bayang-bayang Christo. Setelah meraih medali perak nomor perseorangan di SEA Games 2015, David bertekad mengantongi emas di SEA Games Kuala Lumpur 2017."Hadir atau tidaknya Christo di SEA Games tidak terlalu memengaruhi saya. Sekarang saya hanya ingin fokus menyiapkan diri sendiri. Mudah-mudahan bisa mendapat emas," kata David.Selama dua bulan terakhir, David menjalani pemulihan akibat cedera bahu. Setelah sembuh, dia akan mengikuti uji coba kejuaraan di Singapura dan Thailand. (DNA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000