logo Kompas.id
OlahragaBermain Agresifdi Lapangan...
Iklan

Bermain Agresifdi Lapangan Licin

Oleh
· 3 menit baca

Dunia mengakui, Wimbledon adalah grand slam paling bergengsi. Dengan tradisi ala Kerajaan Inggris serta lapangan rumput unik dengan harumnya yang khas, Wimbledon menjadi impian setiap petenis untuk tampil. Meski begitu, tradisi panjang di lapangan All England Club, London, ini bukan tanpa kritik. Paling fenomenal adalah kritik bahwa laga tenis di lapangan rumput ini membosankan, berlangsung cepat tanpa reli-reli panjang yang berakhir dengan poin epik. Lapangan rumput bukanlah permukaan yang bersahabat bagi kebanyakan petenis. Dengan efek redam yang sangat minim serta licin, bola cenderung memantul rendah dengan kecepatan tinggi. Ini membuat permainan tenis di lapangan rumput cenderung berjalan cepat dalam setiap poinnya. Membosankan. Bahkan para pengkritik mengatakan, jika yang tampil para petenis servis geledek (big server), Wimbledon hanyalah kontes adu kencang servis yang memuakkan. Legenda tenis Ceko, Ivan Lendl, yang tidak pernah mengangkat piala di All England Club, malah dengan sinis mengatakan, lapangan rumput Wimbledon hanya cocok untuk sapi! Sifat permukaan rumput yang memantul cepat juga menguntungkan petenis dengan tipe servis dan voli (serve and volley). Di lapangan ini, pada suatu periode, melakukan servis keras kemudian menyerbu ke jaring dan mencetak poin melalui voli hampir menjadi hal yang otomatis, "autopilot", kata analis strategi tenis Craig O\'Shannessy. Namun, kini, hampir tidak ada petenis yang fanatik dengan tipe ini. Rata-rata bertipe baseliner, bermain dari garis belakang, baik gaya agresif maupun defensif. "Sekitar 15 tahun lalu, ada sekitar 20 atau 30 petenis bermain dengan gaya servis dan voli di tur," ujar O\'Shannessy. "Bola telah berubah, dan petenis saat ini jauh lebih bugar. Mereka bisa mencetak poin dari mana saja." Meski begitu, menurut dia, di Wimbledon, pemain dengan gaya agresif, bahkan yang dengan secara periodik bermain dengan gaya servis-voli, tetap punya keunggulan komparatif untuk mendominasi dan memenangi laga. O\'Shannessy memperlihatkan data, 81 persen total poin yang didapatkan pada sektor tunggal putra pada Wimbledon tahun lalu (dan 77 persen di tunggal putri) diselesaikan pada lima pukulan awal.O\'Shannessy yang merupakan pelatih berpengalaman dan menjadi otak kemenangan Dustin Brown atas Rafael Nadal di Wimbledon 2015 mendeskripsikan bagaimana kinerja seorang petenis memenangi laga dalam tiga kategori, saat poin dimenangi dalam 1-4 pukulan, 5-8 pukulan, dan 9 pukulan lebih. Pada Wimbledon 2016, papar O\'Shannessy, untuk 0-4, petenis pemenang mendapatkan 94 persen total poinnya dari kategori ini. Untuk 5-8 sebesar 71 persen dan untuk 9 plus sebesar 64 persen. "Jika Anda melihat pada semua Slam pada 2016, untuk 0-4 adalah 91 persen, untuk 5-8 sebesar 66 persen, dan 9 plus sebesar 55 persen. Maka, pemenang laga pada kategori 9 plus hanya sedikit lebih dari 50 persen," ujarnya. Meski tidak semua petenis papan atas mengatakan bahwa main agresif dan menyerang adalah pilihan terbaik, bermain dengan cara ini, melihat statistik O\'Shannessy, tetap merupakan opsi terbaik. "Saya pikir bermain menyerang mendapatkan keuntungan di rumput," ujar Milos Raonic, petenis Kanada, yang kalah melawan Andy Murray di final tahun lalu. Pendapat Raonic diamini Sam Querrey, petenis AS, yang tahun lalu menumbangkan juara bertahan Novak Djokovic. "Saat ini, Anda tidak banyak melihat petenis bergaya servis dan voli. Namun, jika Anda bermain dengan gaya itu, dengan servis geledek, Anda tetap mendapatkan keuntungan," ujar Querrey. Menurut O\'Shannessy, pada 2003, rata-rata 33 persen petenis pria bergaya servis-voli dan hanya tersisa delapan persen pada tahun 2016. Namun, pada periode itu, petenis servis dan voli sama-sama mendapatkan 67 persen poinnya dari cara mereka menyerang agresif. Sementara pada periode itu, pemain yang bertahan di garis belakang, persentase kemenangannya tetap, hanya 46 persen. Maka, bermain agresif, apa pun gayanya, tetap menjadi kunci di Wimbledon. (ANTON SANJOYO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000